Mamuju (ANTARA News) - Penyaluran beras untuk warga miskin (Raskin) di Kabupaten Mamuju dan Mamuju Utara, Sulawesi Barat, hingga Mei 2011 telah mencapai 90 persen atau setara 2.127 ton dari total pagu sebesar 2.363 ton.
Kepala Sub Divre Bulog Mamuju, Sulawesi Barat, Sabaruddin Amrullah di Mamuju, Jumat, mengatakan penyaluran raskin dari Januari hingga Mei ditargetkan sebesar 2.363.400 kilogram (kg) atau 2.363 ton.
"Penyaluran raskin di Kabupaten Mamuju dan Mamuju Utara ini akan bisa terserap hingga 100 persen hingga akhir Mei 2011. Bahkan, target realisasi 100 persen penyaluran raskin ini akan bisa terpenuhi hingga akhir tahun," kata dia.
Dia mengatakan, Bulog berkewajiban menyalurkan raskin setelah Bupati mengeluarkan Surat Permintaan Alokasi (SPA). Karena itu, penyaluran raskin yang lancar ini juga dipicu kesadaran yang tinggi dari pemerintah kabupaten dalam menyelesaikan tagihan raskin pada dua wilayah itu.
Dia menambahkan, Bulog baru dapat mengeluarkan raskin setelah bupati mengeluarkan SPA. Jika ada anggapan warga Bulog menghambat penyaluran raskin itu tidak benar, karena Bulog tetap akan mengacu SPA yang dikeluarkan oleh masing-masing bupati.
"Kewenangan kami hanya penyedia dan menyalurkan raskin. Namun, Bulog belum dapat menyalurkan raskin tanpa ada SPA dari bupati," jelasnya.
Sabaruddin mengemukakan, pagu raskin untuk dua kabupaten ini mencapai 472.680 kilogram yang disalurkan setiap bulan dengan jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) sebanyak 31.512 kepala keluarga.
Untuk kabupaten Mamuju, kata dia, pagu raskin setiap bulannya mencapai 381.840 kilogram dengan jumlah RTS sebesar 25.456 KK yang tersebar pada 15 kecamatan termasuk kecamatan pemekaran baru Kepulauan Balak-Balakang.
Sedangkan kebutuhan raskin untuk Kabupaten Mamuju Utara, kata dia, dialokasikan setiap bulan sebanyak 90.840 kilogram dari 6.056 RTS yang tersebar pada 12 kecamatan.
"Raskin yang disalurkan kepada RTS untuk setiap bulannya sebanyak 15 kilogram dengan harga Rp1.600 per kilogram. Jadi, jika ada yang keluar dari ketentuan itu bukan urusan Bulog namun ini menjadi tanggung jawab bagi penyalur yang ada di kecamatan," tutur dia.
Ada beberapa alasan para penyalur menaikkan harga raskin menjadi Rp2.600 karena alasan biaya operasional yang membutuhkan jarak tempuh hingga ratusan kilometer.
"Memang sangat dilematis bagi penyalur yang ada di daerah karena jarak tempuh yang jauh memicu meningkatnya biaya operasional. Kita bisa bayangkan, jika di daerah di Jawa hanya membutuhkan 30 kilometer dari kabupaten ke kabupaten. Di Mamuju membutuhkan jarak hingga 300 kilometer," kata dia.
Ia mengatakan, persoalan seperti ini telah diusulkan ke pusat agar ada biaya operasional sehingga tidak ada kenaikan harga raskin hingga ke tingkat masyarakat. (T.KR-ACO/Z003)
Berita Terkait
Sekda Sulbar sebut SMK Rangas Mamuju akan diresmikan Presiden Jokowi
Sabtu, 20 April 2024 7:08 Wib
DLH Sulbar tanam 1.020 bibit durian antisipasi bencana banjir di Mamuju
Rabu, 3 April 2024 7:33 Wib
DLH Sulbar tanam 1.836 bibit durian antisipasi bencana alam
Senin, 1 April 2024 2:15 Wib
Polres Mamuju: Jaga toleransi masyarakat dalam bulan Suci Ramadhan 1445 H
Rabu, 27 Maret 2024 1:47 Wib
Korem Tatag terus tanamkan sikap persatuan dan kesatuan pada prajurit
Selasa, 26 Maret 2024 1:57 Wib
Balai POM Mamuju menggencarkan pemeriksaan sarana distribusi pangan
Sabtu, 23 Maret 2024 1:59 Wib
Dinkes Mamuju siagakan 23 puskesmas saat cuti bersama Idul Fitri 1445 H
Kamis, 21 Maret 2024 14:36 Wib
Kodim 1418/Mamuju menanam lima komoditas pertanian di Desa Bambu
Sabtu, 16 Maret 2024 1:48 Wib