Mamuju (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat mengemukakan, program peremajaan tanaman kopi di Kabupaten Mamasa untuk tahap awal ditargetkan minimal mencapai 5.000 hektare pada 2013.
"Kabupaten Mamasa dinobatkan sebagai ikon pengembangan kopi bernilai ekpor, makanya untuk menyelamatkan populasi kopi maka pemerintah mulai tahun depan akan membuat program peremajaan kopi," kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Sulbar Tanawali di Mamuju, Kamis.
Menurut dia, peremajaan tanaman kopi itu penting mendapat dukungan semua pihak agar petani kopi Mamasa kembali bergairah.
"Jika pemerintah berhasil melaksanakan peremajaan kopi, tingkat produktivitas dan produksi petani akan mengalami peningkatan dan muaranya mampu meningkatkan kesejahteraan petani," kata dia.
Ia mengatakan, selain daerah Mamasa yang cocok untuk pengembangan kopi, daerah pegunungan di Kabupaten Polman, Majene, dan Mamuju juga memiliki prospek cerah untuk program tersebut.
Namun, katanya, prioritas pengembangan komoditas kopi akan ditempatkan di Mamasa karena selama ini telah mengembangkan komoditas itu untuk ekspor.
"Mamasa berpotensi dijadikan pusat pengembangan perkebunan kopi sesuai dengan mayoritas lahan perkebunan dan sumber mata pencaharian yang digeluti sebagian besar warga Mamasa selama ini," kata dia.
Sebelumnya, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) berasal dari Daerah Pemilihan Sulbar, Asri Anas, juga meminta keseriusan pemerintah provinsi dan kabupaten untuk menyelamatkan komoditas kopi Mamasa.
Tentunya, kata dia, petani membutuhkan dukungan anggaran untuk dialokasikan melalui APBD karena pemerintah pusat tidak mengalokasikan anggaran secara khusus untuk pengembangan komoditas tanaman kopi.
"Jika terlambat diantisipasi, komoditas unggulan Mamasa itu secara perlahan akan hilang," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, kebanyakan petani kopi di Mamasa mengganti tanaman dengan jenis tanaman lain setelah warga tidak pernah melakukan peremajaan tanaman kopi.
"Peremajaan tanaman kopi membutuhkan biaya yang cukup besar sebab harus dilakukan pemeliharaan secara intensif," ujarnya.
Dia mengharapkan, komoditas perkebunan kopi di Mamasa tidak hilang sebab hal tersebut menjadi pendukung pengembangan Mamasa sebagai destinasi wisata, sekaligus menjadi sumber mata pencaharian warga.
Asri mengatakan, semakin berkurangnya potensi perkebunan kopi di Mamasa berpengaruh terhadap perekonomian warga.
Sebelumnya, rata-rata warga pemilik perkebunan kopi mampu menumbuhkan sektor perekonomian Mamasa, namun secara perlahan hal tersebut hilang.
"Bahkan akibat rendahnya penghasilan warga yang menggantungkan hidupnya pada perkebunan kopi, akhirnya mereka memilih meninggalkan Mamasa hanya untuk mencari sumber penghasilan yang lebih menjanjikan," kata Asri.
(T.KR-ACO/M029)
Berita Terkait
Kemenkumham Sulsel akselerasikan pendaftaran IG tenun Kajang Bulukumba
Minggu, 28 Januari 2024 19:47 Wib
Gubernur Sulsel mengapresiasi inovasi KOPI Parepare kendalikan inflasi
Selasa, 9 Januari 2024 13:48 Wib
Karantina Sulbar menerbitkan sertifikat PC untuk ekspor kopi ke Malaysia
Kamis, 14 Desember 2023 23:54 Wib
Kaesang Pangarep menyambangi dua warung kopi di Makassar
Rabu, 13 Desember 2023 13:12 Wib
Penjabat Gubernur Sulsel dorong pengembangan kopi Latimojong
Minggu, 5 November 2023 20:12 Wib
Kemenkumham Sulsel : Perlu strategi tingkatkan pendaftaran Indikasi Geografis
Jumat, 3 November 2023 7:04 Wib
Kejagung siap menghadapi upaya hukum balik Jesicca Wongso
Kamis, 12 Oktober 2023 13:31 Wib
Kemenkumham Sulbar minta Pemkab Mamasa percepat daftar IG kopi Arabika
Rabu, 27 September 2023 5:30 Wib