"Gerakan radikalisme yang menggunakan cara kekerasan untuk mencapai tujuan adalah gerakan yang hanya ada dizaman primitif, yang tidak dibenarkan Islam,"kata tokoh agama Provinsi Sulbar, A Ruchul Thahir, yang juga mantan Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama Provinsi Sulbar, di Mamuju, Sabtu
Ruchul mengatakan, radikalisme yang menempuh kekerasan untuk mencapai tujuan itu sangat bertentangan dengan ajaran Agama Islam yang mengajarkan tentang kedamaian mengajarkan sikap berdamai dan mencari perdamaian.
Oleh karena itu ia mengatakan, radikalisme yang muncul dewasa ini apalagi gerakan radikalisme yang mengatasnamakan agama dengan menggunakan kekerasan bahkan menggunakan teror bom yang mengorbankan banyak orang, adalah gerakan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang patut diwaspadai.
"Radikalisme mengatasnamakan agama adalah gerakan yang berbuah aksi teror bom dapat mengorbankan banyak orang, kekerasan yang ditempuh seperti itu tidak boleh dibiarkan karena bertentangan dengan nilai Islam, yang mengajarkan kedamaian kepada sesama,"katanya.
Ia meminta fenomena gerakan radikalisme dengan kekerasan seperti itu harus dicegah dan melakukan penyadaran bi generasi muda kita saat ini, agar tidak terjebak dengan gerakan radikal, atau dengan fenomena kekerasan, kegelisahan, suasana bathin tidak menentu yang dapat memicu munculnya sikap radikal termasuk radikalisme agama.
Ia juga meminta semua pihak seperti ulama pemerintah dan masyarakat terus bekerjasama, mencegah munculnya gerakan terorisme yang dipicu sikap radikalisme mengatasnamakan agama.
"Paling tidak paham paham keagamaan yang menyimpang harus diluruskan oleh ulama, stabilitas ekonomi politik harus dijalankan pemerintah, kemudian suasana kondusif yang damai toleran aman religius bertaqwa cinta tanah air yang kuat harus ditumbuhkan sebagai nilai dalam masyarakat,"katanya. (KR-MFH/O001)