"Musuh yang paling menakutkan buat jamaah An-Nadsir saat ini adalah pengaruh modernisasi," kata Abdul Rasyid di Makassar, Rabu.
Dia mengatakan, jamaah An-Nadsir yang merupakan salah satu komunitas di Kabupaten Gowa, Sulsel yang mempertahankan kehidupan tradisional tanpa tersentuh dengan modernisasi.
Jamaah An-Nadsir yang berdomisili di Kelurahan Romang Lompoa, Kabupaten Gowa, Sulsel menganut paham keislaman An-Nadsir yang berarti pemberi peringatan.
Menurut dia, kebiasaan hidup mandiri tanpa bersentuhan dengan teknologi misalnya dari sektor ekonomi dengan bercocok tanam tradisional, dapat saja terpengaruh dengan modernisasi dari masyarakat di sekelilingnya yang bermukim di kawasan Danau Mawang, Kabupaten Gowa, Sulsel.
Padahal selama ini, lanjut dia, jamaah An-Nadsir dinilai bisa hidup mandiri dan menciptakan budaya baru, tanpa ada gesekan dengan masyarakat di sekitarnya.
"Sebaliknya, mereka bahkan mampu membangun komunikasi dengan masyarakat di sekitarnya, sehingga mendapat simpati dan perhatian," katanya. Strategi itulah yang kemudian digunakan untuk melestarikan ajaran yang diyakininya, termasuk menarik simpati penganut Agama Islam yang mayoritas beraliran sunni. (T.S036/N005)