Makassar (ANTARA Sulsel) - Kesadaran Sanitasi Total berbasis Masyarakat warga Kecamatan Tallo di Kota Makassar dituangkan dalam lomba bercerita yang didominasi ibu rumah tangga.
"Lebih dari 20 peserta lomba yang masuk nominasi, diikutkan dalam lomba bercerita tentang pengalaman mereka, terkait dengan STBM," kata Ketua Panitia Lomba Bercerita Rahma yang digelar USAID bekerjasama dengan "High Five" di Makassar, Minggu.
Dia mengatakan, lomba cerita tentang kisah yang menginspirasi warga untuk melaksanakan program STBM ini, bertujuan memotivasi warga yang belum tersentuh program yang akan mendukung kegiatan Kesehatan Nasional.
Menurut dia, lembaga donor asal Amerika bekerjasama dengan lembaga lokal dalam dua tahun terakhir melakukan pendampingan untuk mengubah pola dan prilaku warga pesisir di Kecamatan Tallo, khususnya pada dua kelurahan yakni Kelurahan Bontoa dan Tallo Lama.
"Hasilnya, sudah terbentuk banyak kelompok kerja (Pokja) yang konsen dalam mengubah kebiasaan masyarakat untuk tidak buang air besar sembarangan (BABS), kemudian menginisiasi untuk memiliki jamban sendiri," katanya.
Selain itu, juga untuk program peningkatan derajat kesehatan melalui kebiasaan mencuci tangan sebelum makan, membuang sampah pada tempatnya dan senantiasa menjaga kebersihan lingkungan.
Sementara itu, salah seorang peserta dari RW 5 Kelurahan Tallo Aisyah mengatakan, berangkat pengalamannya sebelum menggunakan jamban menjadi inspirasi untuk mengangkat tema "BAB Memakai Rem Cakram" pada lomba bercerita itu.
"Sebelum memiliki jamban sendiri, hanya buang air di pinggir laut dan itu sangat tidak nyaman, karena merasa terganggu jika ada orang yang lewat, sehingga BAB menjadi tertahan-tahan ibarat rem cakram," katanya.
Namun setelah memiliki jamban sederhana berukuran dua kali tiga meter, diakui sudah merasa tenang dan nyaman BAB tanpa merasa terganggu lagi.
Berbeda dengan pengalaman peserta lainnya, Ardi Mulyadi yang merupakan warga RT 04/RT B Kelurahan Tallo, Kecamatan Tallo, Makassar.
Dia mengatakan, tema yang diusung adalah Memerangi Sampah, karena sampah merupakan salah satu persoalan yang paling dekat dengan masyarakat dan tidak ada habisnya.
"Melalui lingkungan keluarga sendiri, saya berusaha menyadarkan anak saya untuk tidak membuang sampah sembarang dan rajin memungut sampah yang ada di sekitarnya," katanya.
Berkaitan dengan hal tersebut, lanjutnya, sebuah mobil sampah sederhana yang terbuat dari gabus dan bahan-bahan yang tidak terpakai lagi, dimanfaatkan sebagai mobil-mobilan sampah untuk memotivasi anaknya mengumpulkan sampah.
Dia mengatakan, dari sampel mobil-mobilan itu, direncanakan untuk membuat lebih banyak lagi untuk dibagi-bagikan kepada anak-anak di sekitar rumahnya untuk membantu mengumpulkan sampah. Nurul H