Mamuju (ANTARA Sulbar) - Proyek pembangunan Rumah Sakit (RS) Satelit di Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat, diresmikan penggunaannya dalam mendukung pelayanan kesehatan di daerah itu.
"Warga Kabupaten Mateng layak bergembira dengan peresmian RS Satelit dalam mendukung program layanan kesehatan yang makin mudah dijangkau. Rumah Sakit Satelit posisinya sangat strategis yang ditempatkan di kawasan terpadu mandiri (KTM) Tobadak, Ibukota Mateng," kata Kepala Dinas Kesehatan Mamuju, Hajrah Asad di Mateng, Rabu.
Menurutnya, kesehatan merupakan hak azasi bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana termaktub dalam Undang-undang.
"Saat ini di Mamuju, pemerintah telah memprogramkan kesehatan gratis, sarana kesehatan serta RS Satelit Tobadak," katanya.
Ia mengatakan, pembangunan RS ini dimaksudkan agar pelayanan dapat lebih maksimal dan terjangkau di tangah-tengah masyarakat.
"Sehat memang bukan segalanya, tapi tanpa kesehatan, segalanya tak punya arti," tandasnya.
Sementara itu, Bupati Mamuju Tengah, Dr Junda Maulana mengatakan, secara umum kondisi pembangunan daerah otonomi baru (DOB) Mateng memang telah direncanakan dengan matang.
Sehingga kata dia, dalam penyelenggaraan pemerintahan yang dipimpinnya, tak ditemukan kendala yang berarti.
"Dalam bidang pelayanan kesehatan, Mateng telah memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat. Kami telah bekerja sama dengan BPJS," terang Junda yang juga mantan kepala Bappeda Mamuju ini.
Untuk tahun ini, katanya, Warga miskin di Mateng berjumlah 80.000 jiwa yang tersebar di lima kecamatan.
"Karena kondisi keuangan daerah maka kami baru anggarkan 30.000 jiwa," beber alumni Universitas Padjajaran Bandung Jawa Barat ini.
Disamping itu, jumlah sumber daya tenaga medis juga masih sangat terbatas. Ada dua hal yang menjadi kendala, yaitu kondisi anggaran serta lisensi tenaga medis untuk melakukan layanan.
Ia mengharapkan, pihak pemkab Mamuju dapat mendistribusikan sebagaian tenaga media yang ada.
"Mudah-mudahan ada dokter ahli di Mamuju yang bersedia bergeser ke Mateng," harapnya.
Menanggapi hal itu, Bupati Mamuju Dr Suhardi Duka berjanji bakal mendistribusi sebagian tenaga medis yang ada di Mamuju. Kendati diakui stok tenaga medis di Mamuju juga masih minim.
"Mamuju dan Mamuju Tengah adalah satu kesatuan kultur dan sejarah. Kita hanya dipisahkan secara administratif. Stok dokter ahli di Mamuju saat ini berjumlah 12 orang. Nanti kami kirimkan sebagian," ungkapnya.
Pembangunan Rumah Sakit Satelit ini menelan anggaran sebesar Rp20 miliar masing-masing Rp10 miliar untuk pembangunan gedung dan Rp10 miliar untuk penyediaan alat-alat kesehatan.
Rencananya, untuk sementara, kata Junda Maulana, gedung ini juga akan menjadi kantor Dinas Kesehatan Mamuju Tengah.
"Di sini untuk sementara jadi Kantor dinas Kesehatan juga,"ucap Junda. IK Sutika
Berita Terkait
Rektor Unhas kunjungi dosen dan tenaga kependidikan yang sakit
Selasa, 9 April 2024 19:42 Wib
DPRD Wajo konsultasi soal pelayanan RS ke RS Fatmawati Jakarta
Jumat, 22 Maret 2024 20:58 Wib
Sidang pembacaan eksepsi Syahrul Yasin Limpo ditunda karena hakim sakit
Rabu, 6 Maret 2024 12:24 Wib
Prabowo: RSPPN rumah sakit militer terbesar di Indonesia
Senin, 19 Februari 2024 13:21 Wib
Dinkes Sulsel : Jumlah petugas KPPS yang sakit bertambah menjadi 1.290 orang
Sabtu, 17 Februari 2024 22:43 Wib
Dinkes Sulsel dan PAKKI kolaborasi tingkatkan budaya K3 di tempat kerja
Sabtu, 17 Februari 2024 19:16 Wib
Dinkes Sulsel mencatat 963 KPPS sakit selama Pemilu 2024
Jumat, 16 Februari 2024 0:43 Wib
K3 bukan hanya sebagai pelengkap kegiatan operasional pelabuhan
Senin, 12 Februari 2024 19:58 Wib