Kupang (ANTARA Sulsel) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, dalam APBD tahun anggaran 2014 ini mengalokasikan dana hibah sebesar Rp2,5 miliar untuk mendukung program desa wisata di provinsi kepulauan itu.
"Dana tersebut akan disalurkan kepada 50 desa wisata, masing-masing desa akan mendapat alokasi dana sebesar Rp50 juta," kata Sekretaris Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur, Wely Rohimone, di Kupang, Jumat.
Dia menjelaskan, dana yang dialokasikan untuk desa-desa wisata itu, akan dimanfaatkan untuk mengairahkan usaha-usaha ekonomi masyarakat yang bermukim di desa-desa wisata.
"Dananya akan dimanfaatkan untuk membantu kelompok masyarakat pada desa-desa wisata untuk pemberdayaan ekonomi, yang berhubungan langsung dengan sektor kepariwisataan," kata Wely Rohimone.
Dengan demikian, akan ada usaha tenun ikat dan cenderamata atau jenis usaha lain yang sasaran akhirnya adalah menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang bisa dijual kepada wisatawan yang berkunjung ke daerah-daerah ini, katanya.
Karena itu, desa-desa yang menjadi sasaran program ini adalah desa-desa yang berada di kabupaten-kabupaten yang memiliki obyek wisata unggulan dan sering dikunjungi para wisataan, katanya.
Desa-desa wisata yang menjadi sasaran bantuan Pemerintah Provinsi NTT pada tahun 2014 ini terdapat pada 46 kecamatan yang ada di 22 kabupaten/kota di NTT.
Desa-desa sasaran itu antara lain, Desa Oebelo dengan obyek wisata pembuatan alat musik tradisional Sasando dan Oelnasi dengan obyek wisata agro dan pemancingan serta Desa Manusak dengan obyek wisata agro dan wisata alam di Kabupaten Kupang.
Desa Lede Unu dengan obyek wisata perkampungan adat dan Desa Kujiratu dengan obyek wisata situs Kujiratu di Kabupaten Sabu Raijua, Desa Maritaing dengan wisata alam dan bahari serta Desa Marisa dengan obyek wisata bahari di Kabupaten Alor.
Selain itu ada empat desa wisata di Kabupaten Lembata yang juga mendapat dukungan program desa wisata yakni, Desa Atawai di Kecamatan Nagawutung dengan obyek wisata air terjun Lodowawo, Desa Atakore dengan dapur alam budaya, Desa Lamalera dengan obyek wisata penangkapan ikan paus secara tradisional dan Desa Laranwutun dengan wisata bahari.
Dia menambahkan, desa paling banyak yang menjadi sasaran program adalah di Kabupaten Ngada yakni enam desa.
Ke-enam desa itu adalah Desa Tadho di Kecamatan Riung dengan obyek wisata alam dan budaya, Desa Turaloa di Kecamatan Wolomeze dengan obyek wisata wisata alam, Desa Ubedolomolo wisata alam, Desa Boba I dengan wisata alam dan budaya, Desa Ratogesa dan Desa Ragih dengan situs dan kampung tradisional, kata Wely Rohimone.
Mengenai realisasi, dia mengatakan, sedang menunggu penatapan melalui SK Gubernur NTT. Budi Suyanto
Berita Terkait
BMKG : Gempa magnitudo 5,0 di Alor NTT tidak berpotensi tsunami
Selasa, 16 April 2024 12:33 Wib
1.076 penumpang dari NTT tiba di Pelabuhan Makassar pada H+5 Lebaran
Selasa, 16 April 2024 6:13 Wib
Kemenkumham Sulsel dan Kakanwil NTT bahas kolektif kolegial
Selasa, 2 April 2024 21:18 Wib
Perjalanan mengantar Derfi pulang ke Desa Bakuin NTT
Rabu, 27 Maret 2024 14:35 Wib
AP I : Bandara El Tari buka rute penerbangan baru Kupang-Makassar PP
Jumat, 22 Maret 2024 11:44 Wib
BMKG imbau masyarakat tidak panik dengan gempa susulan di Kabupaten Malaka NTT
Selasa, 27 Februari 2024 17:53 Wib
Gempa bumi magnitudo 5,2 guncang Malaka NTT
Selasa, 27 Februari 2024 13:04 Wib
BMKG : Gempa bermagnitudo 5,6 guncang wilayah Nagekeo NTT
Kamis, 25 Januari 2024 21:08 Wib