Mamuju (ANTARA Sulbar) - Sekolah Menengah Kejuruan Geologi Pertambangan Mamuju Provinsi Sulawesi Barat tidak pernah mendapat bantuan dari perusahaan minyak dan gas yang melakukan eksplorasi di Provinsi Sulbar.
"SMK geologi pertambangan yang berada di Kecamatan Kalukku tidak pernah dibantu oleh perusahaan Migas, namun hanya mengandalkan bantuan pemerintah setempat," kata pendiri Yayasan Punggawa Malolo, yang menaungi SMK Geologi Pertambangan Mamuju, Nurdin Ashat di Mamuju, Minggu.
Ia mengatakan, komitmen perusahaan Migas untuk memajukan sumber daya manusia yang disiapkan mengelola tambang di Sulbar dipertanyakan, karena belum pernah membantu SMK Geologi pertambangan Mamuju.
"SMK Geologi pertambangan di Mamuju, merupakan aset yang akan menyiapkan sumber daya manusia mengelola hasil tambang, apalagi hasil tambang di Mamuju begitu besar potensinya," katanya.
Oleh karena itu ia mengatakan, mestinya perusahaan migas dapat memberikan perhatian dengan memberikan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) kepada SMK pertambangan.
Menurut dia, saat ini SMK Pertambangan Mamuju telah tiga tahun melakukan penerimaan siswa baru, dan telah memiliki sekitar 170 orang siswa.
Ia mengatakan, SMK pertambangan Mamuju memiliki enam kelas dan ruang guru serta laboratorium dan butuh tambahan fasilitas sarana dan prasarana lagi untuk mengefektifkan proses belajar mengajar di SMK pertambangan itu.
"Siswa tidak memiliki ruang belajar yang cukup karena terbatasnya bantuan pemerintah membangun ruang kelas baru, sehingga sebagian siswa belajar pagi dan siang hari, kami berharap ada kepedulian perusahaan migas membantu pendidikan di Mamuju yang akan menyiapkan manusia yang akan mengelola tambang daerah ini," katanya. Agus Seriawan
SMK Pertambangan Mamuju Tidak Dibantu Perusahaan Migas
"SMK geologi pertambangan yang berada di Kecamatan Kalukku tidak pernah dibantu oleh perusahaan Migas, namun hanya mengandalkan bantuan pemerintah setempat," kata pendiri Yayasan Punggawa Malolo, yang menaungi SMK Geologi Pertambangan Mamuju, Nurdin