Mamuju (ANTARA Sulbar) - Ketersediaan data yang valid atau validitas ternyata masih menjadi masalah dalam sistem pembangunan desa di Kabupaten Mamuju ibukota Provinsi Sulawesi Barat.
Hal ini mengemuka dalam forum seminar Kecamatan Kerja Nyata (KKN) Universitas Sulawesi Barat yang dilaksanakan di Kecamatan Simboro, Mamuju, Kamis.
"Data yang valid menjadi kebutuhan pokok pembangunan desa, namun kenyataan yang terjadi di lapangan saat ini, data akurat terkait potensi desa ternyata belum tersedia. Akibatnya, sejumlah program pembangunan desa belum berjalan secara maksimal," kata Camat Simboro Kabupaten Mamuju Edy Suryato saat memberikan sambutan dalam seminar kecamatan KKN Unsulbar.
Menurutnya, data valid tentu dibutuhkan untuk membuat konsep perencanaan yang matan sehingga hal itu memang harus segera dilakukan pembenahan.
"Sejauh ini sejumlah data penting yang dibutuhkan dalam program pembangunan belum tersedia, misalnya, berapa sebenarnya jumlah pasangan yang belum memiliki buku nikah atau untuk saat ini berapa anak yang putus sekolah, ini semua perlu data yang mutakhir," katanya.
Hadir dalam seminar kecamatan itu antara lain koordinator KKN Unsulbar wilayah Mamuju Farhanuddin, supervisor Muhammad, para mahasiswa KKN, kepala desa Botteng dan Salletto serta para tokoh masyarakat kecamatan Simboro.
Lebih lanjut, Edy Suryanto menjelaskan ketersediaan data yang akurat adalah penentu berhasil tidaknya sebuah program dijalankan.
Ia menegaskan program pembangunan baik terkait pengembangan Sumber Daya Manusia atau pembangunan fisik tidak mencapai hasil maksimal bila tidak disertai data yang akurat.
"Pemerintah kecamatan merespon KKN Unsulbar ini, apalagi dapat membantu pemerintah kecamatan dan pemerintah desa menyiapkan data, itu yang lebih penting dibanding bila mahasiswa akan membangun tugu batas desa, yang paling dibutuhkan saat ini adalah ketersediaan data untuk perencanaan pembangunan," kata Edy.
Merespon pemerintah kecamatan, koordinator pokso kecamatan Simboro KKN Unsulbar, Arisman mengatakan pendataan memang sudah menjadi salah satu program kerja mahasiswa, apalagi untuk masalah data kependudukan, program KKN Unsulbar gelombang ke Tiga tahun 2014 ini bermitra dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ).
"Pendataan tentu akan menjadi salah satu fokus kegiatan kami selalu mahasiswa KKN, selain itu program lain yang sudah kami susun seperti pelatihan komputer, pelatihan kerajinan tangan serta literasi media tentang gerakan menonton sehat dari tayangan televisi," kata Arisman yang juga mahasiswa Fakultas Ekonomi.
Seminar kecamatan itu sendiri berlangsung dinamis, awalnya mahasiswa mempresentasekan program kerjanya kemudian mendapat tanggapan serta masukan dari para undangan termasuk pemerintah kecamatan dan desa.
KKN Unsulbar gelombang ke Empat berlangsung di 30 desa se Sulbar, untuk di kabupaten Mamuju berada di 8 desa, khusus di kecamatan Simboro, Unsulbar menempatkan mahasiswa KKN di desa Botteng dan Salletto. Agus Setiawan
Validitas Data Masalah Pembangunan Desa di Mamuju
"Sejauh ini sejumlah data penting yang dibutuhkan dalam program pembangunan belum tersedia, misalnya, berapa sebenarnya jumlah pasangan yang belum memiliki buku nikah atau untuk saat ini berapa anak yang putus sekolah, ini semua perlu data yang mutak