Makassar (ANTARA Sulsel) - Sistem Rekrutmen pihak keamanan kampus dinilai perlu dievaluasi sebagai upaya menghindari terulangnya kasus pengeroyokan pihak keamanan di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulsel.
Hal itu diungkapkan dalam dialog Solidaritas Mahasiswa Anti Pendidikan Represif (Smaper) bertema Membangun Demokratisasi Menuju Kampus Peradaban Tanpa Aksi Kekerasan (Bedah Kasus Insiden 23 Oktober 2014) di Kampus UIN Makassar, Kamis.
"Kejadian yang kemarin harus ditelusuri dengan serius. Kita pertanyakan bagaimana proses rekrutmen securiti UIN dan apa saja yang menjadi tugasnya," kata Firdaus Muhammad yang menjadi salah satu narasumber dalam dialog tersebut.
Menurut dia, tindakan kekerasan yang terjadi di kampus harus segera dihentikan. Dirinya juga berharap baik pihak kampus dan mahasiswa bisa saling menjaga dan menghormati demi terciptanya kedamaian kampus.
Terkait demonstrasi yang dilakukan mahasiswa yang berakibat terjadinya pengeroyokan oleh pihak keamanan kampus, Pengamat politik ini mengaku bukan hal yang dilarang. Hanya saja, kata dia, harus dilakukan dengan cara yang tidak anarkis.
"Kita juga berharap demonstrasi yang dilakukan bisa berjalan damai sehingga tidak berakibat bentrok yang justru merugikan seluruh pihak," kata dosen UIN Alauddin tersebut.
Prof Qasim Mathar, yang juga didaulat menjadi nara sumber mengatakan jika mahasiswa itu sebagai "Tuhannya" perguruan tinggi. Sebab jika tidak ada mahasiswa maka perguruan tinggi tersebut juga tidak akan berjalan.
Sementara dari perwakilan LBH Makassar menjelaskan bahwa dalam menyampaikan pendapat di muka umum itu telah dilindungi dan dihormati negara sehingga jangan melakukan tindakan-tindakan yang melawan undang-undang.
Sebelumnya, puluhan anggota satuan pengamanan di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, terlibat pengeroyokakn terhadap sejumlah mahasiswa kampus itu usai menggelar demo, Kamis (23/10).
Puluhan Satpam baik berpakaian dinas harian atau pakaian preman dengan beringas memukul beberapa mahasiswa di dalam lingkungan kampus UIN Samata. Pemukulan itu tidak hanya dengan kepalan tangan tapi juga dengan balok.
Pemukulan itu menurut informasi dipicu perkataan sejumlah mahasiswa yang sebelumnya berunjuk rasa di depan kampus, dengan berkata kasar. Agus Setiawan
Berita Terkait
Pakar membedah fenomena produk pers digugat Rp700 miliar di Makassar
Kamis, 21 Maret 2024 2:36 Wib
UIN Alauddin mendampingi Pemkab Takalar atasi anak tidak sekolah
Rabu, 6 Maret 2024 17:14 Wib
Mahasiswa Unhas-UIN Alauddin terima bantuan dana pendidikan dari Polri
Rabu, 7 Februari 2024 19:43 Wib
UIN Alauddin liburkan mahasiswa KKN dukung kelancaran Pemilu 2024
Jumat, 2 Februari 2024 15:26 Wib
Kemenag dan UIN Alauddin cetak guru profesional untuk Indonesia Emas 2045
Rabu, 17 Januari 2024 16:40 Wib
UIN Alauddin mendukung gagasan Pj Gubernur Sulsel bidang pertanian
Senin, 6 November 2023 18:19 Wib
UIN Alauddin dan PT Prodia jajaki kerja sama penelitian
Senin, 21 Agustus 2023 20:06 Wib
5.558 calon maba mengikuti ujian masuk jalur mandiri UIN Alauddin Makassar
Senin, 17 Juli 2023 20:58 Wib