Makassar (ANTARA Sulsel) - Sejumlah anggota DPRD Makassar meminta kepada Pemerintah Kota Makassar untuk segera membuat waduk tunggu di sekitar Danau Balang Tonjong, Kecamatan Manggala, jelang masuknya musim penghujan ini.
"Reses yang kami lakukan bersama teman-teman di Dapil IV ini berhasil menyerap masukan-masukan konstituen dan yang paling banyak dikeluhkan itu masalah banjir," ujar legislator DPRD Makassar Supratman di Makassar, Sabtu.
Dia mengatakan, ancaman genangan dan banjir selama beberapa tahun terakhir ini memang sangat serius, apalagi di Kecamatan Manggala yang merupakan daerah paling tinggi tingkat kekhawatirannya akan banjir.
Karenanya, sejumlah anggota dewan meminta kepada pemerintah kota khususnya Dinas Pekerjaan Umum untuk membuat langkah nyata yang salah satunya adalah membuat waduk tunggu.
"Waduk tunggu adalah salah satu solusi untuk mengatasi banjir langganan di Kecamatan Manggala. Wali kota sendiri punya program untuk membuat waduk tunggu, sebaiknya ini segera direalisasikan," katanya.
Supratman yang juga legislator dari Fraksi Nasional Demokrat (Nasdem) DPRD Makassar itu mendukung langkah-langkah pemerintah jika memang untuk membuat waduk tunggu atau menggunakan cara lain sebagai solusinya.
Selain membangun waduk tunggu, bisa juga dengan membuat bendungan karet. Waduk tunggu bisa diprioritaskan di Kecamatan Biringkanaya dan Manggala.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Makassar, Muh Anshar mengatakan, membangun waduk tunggu itu kewenangan Balai Besar Nasional Sungai dan Pompengan serta PSDA Provinsi Sulawesi selatan.
"Jangan persoalan banjir hanya dibebankan pada kita. Urusan banjir dibutuhkan koordinasi dengan tiga instansi selain Dinas PU Kota Makassar, yaitu Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Proviinsi Sulawesi selatan, Balai Besar Sungai," katanya.
Anshar menyebutkan, waduk tunggu yang sudah ada baru satu yang dibangun yang membagi dua Kanal Jalan Borong Raya. Dahulu, waduk tunggu itu mampu menampung aliran air dengan volume besar, sehingga Kecamatan Manggala dan sekitarnya terbebas dari banjir.
Namun akibat pendangkalan waduk dengan semakin meningginya sedimen yang ada di dasarnya, maka waduk ini tidak lagi dapat menampung volume air dengan curah hujan intensitas yang cukup tinggi.
Bukan cuma itu, kanal juga dipenuhi dengan pertumbuhan enceng gondok dan dipenuhi sampah-sampah dari rumah tangga masyarakat di sekitarnya yang menjadi penyebab dari tidak mampunya waduk itu menampung air.
Pengangkutan sedimentasi di saluran-saluran drainase kata Anshar, memang masih terus diprogramkan. Pengangkatan sedimentasi itu paling tidak dapat menampung air bila hujan turun.
"Yang menjadi persoalan kalau drainase sudah penuh, apalagi bersamaan air laut yang pasang, lantas air mau mengalir kemana, itulah yang kadang menyebabkan banjir karena kondisi seperti itu," jelasnya. FC Kuen
Berita Terkait
Pemkot bersama PKK Makassar mengajak pemuda wujudkan kota rendah karbon
Sabtu, 20 April 2024 17:23 Wib
Pemkot Makassar melibatkan konten kreator dalam promosi program
Sabtu, 20 April 2024 17:23 Wib
Erupsi Gunung Ruang, 14 penerbangan di Bandara Hasanuddin Makassar dibatalkan
Sabtu, 20 April 2024 7:06 Wib
Gerindra dan Nasdem bahas koalisi Pilkada 2024 di Sulsel
Kamis, 18 April 2024 23:37 Wib
Pergerakan pesawat di Bandara Hasanuddin Makassar capai 3.195 pesawat
Kamis, 18 April 2024 21:10 Wib
Kemenkumham Sulsel gelar donor darah pada peringatan HBP ke-60
Kamis, 18 April 2024 20:29 Wib
Pj Gubernur Sulsel motivasi mahasiswa berwirausaha ciptakan pekerjaan
Kamis, 18 April 2024 15:24 Wib
Polisi menggelar rekonstruksi pembunuhan jasad ditimbun di Makassar
Kamis, 18 April 2024 14:41 Wib