Mamuju (ANTARA Sulbar) - Badan Pusat Satistik (BPS) mencatat bahwa perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat pada medio November 2014, sebesar 103,95 atau angka ini mengalami penurunan sekitar 0,59 persen dibandingkan NTP Oktober 2014 yang tercatat sebesar 104,56.
"NTP ini diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. Dengan kedua indikator tersebut, maka tingkat kemampuan daya beli petani dapat diukur. Semakin tinggi NTP maka secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani," kata Kepala BPS Sulbar, Setianto di Mamuju, Senin.
Menurunnya NTP Sulbar kata dia, dipicu oleh terjadinya inflasi (kenaikan harga secara berkelanjutan) di pedesaan yang mencapai 0,62 persen, dimana indeks harga tujuh kelompok pengeluaran ikut serentak naik. Bahkan Sulbar sendiri menempati urutan ke 29 dari 33 Provinsi yang mengalami inflasi.
Secara terperinci kata dia, turunnya NTP Sulbar November ini dibandingkan Oktober 2014 disebabkan oleh perubahan indeks harga yang diterima petani meningkat 0,10 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani meningkat 0,70 persen.
Setianto mengatakan, dari data diatas telah ditarik kesimpulan bahwa secara umum kenaikan harga komoditi hasil pertanian dari bulan sebelumnya lebih lambat dibandingkan kenaikan harga barang keperluan konsumsi dan produksi yang berakibat pada indeks harga yang diterima cenderung lebih rendah dari indeks harga yang dibayar petani.
"Jelas kita bisa berkesimpulan bahwa bulan sebelumnya terjadi kenaikan harga komoditi melambat yang didahului oleh naiknya harga kebutuhan poko. Efeknya, tentu indeks harga yang diterima petani lebih rendah dari yang harus dibayar," ujar Setianto.
Jika diamati, kata dia, NTP Sulbar secara subsektor November 2014 dibandingkan bulan sebelumnya maka penurunan utama terjadi di tiga subsektor seperti Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yang turun sebesar 2,23 persen, Subsektor Peternakan turun 0,95 persen serta Perikanan turun sebesar 0,69 persen.
"Justru Subsektor Tanaman Pangan serta Holtikultura yang mengalami kenaikan,masing-masing sebesar 1,11 persen dan 1,46 persen," kata Setianto. Agus Setiawan
Berita Terkait
BPS Sinjai mencatat penurunan angka kemiskinan 5 tahun terakhir
Kamis, 14 Maret 2024 2:50 Wib
Sulsel tambah tiga daerah baru untuk penghitungan inflasi
Kamis, 7 Maret 2024 0:39 Wib
BPS : Penerbangan internasional di Bandara Sultan Hasanuddin naik 25,62 persen
Senin, 4 Maret 2024 6:56 Wib
Turis asal Malaysia mendominasi kunjungan ke Sulsel pada Januari 2024
Minggu, 3 Maret 2024 18:05 Wib
BPS: Luas panen padi Sulsel pada 2023 capai 970 ribu hektare
Minggu, 3 Maret 2024 10:15 Wib
BPS : Ekspor Sulsel meningkat 11,28 persen menjadi 186,49 juta dolar AS
Jumat, 1 Maret 2024 19:37 Wib
BPS: NTP Sulawesi Selatan naik 2,15 persen pada Februari 2024
Jumat, 1 Maret 2024 18:24 Wib
BPS sebut inflasi Sulsel per Februari 2024 lebih rendah dari nasional
Jumat, 1 Maret 2024 17:44 Wib