Kendari (ANTARA Sulsel) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Indonesia, Yohana Yambise mengatakan, Puskesmas Poasia, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dapat menjadi model pengembangan puskesmas ramah anak tingkat nasional.
"Saya sudah amati sejumlah ruangan, sehingga pantas puskesmas ini menyandang status puskesmas Ramah Anak. Memang masih ada kekurangan, tapi sesuatu yang wajar," kata Menteri PPPA, Yohana Yambise di Kendari, Kamis.
Oleh karena itu, kata istri Leo Danuwira ini, bagi daerah-daerah, khususnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dapat melakukan studi banding atau mencontoh pengelolaan Puskesmas Poasia.
Pengelolaan Puskesmas Ramah Anak ini mengandung nilai tinggi untuk menjawab trauma publik bahwa rumah sakit atau puskesmas bukan hanya tempat bagi orang sakit atau anak-anak yang sakit.
Artinya, konsep Puskesmas Ramah Anak yang menyajikan taman bermain, pojok ASI dan tempat belajar atau bersimulasi berdampak positif bagi keluarga agar tidak segan ke puskesmas.
Kendatangan Menteri PPPA di puskesmas yang membuka pelayanan pasien rawat inap tersebut disambut ceriah kalangan dokter, perawat, pegawai, bahkan keluarga pasien.
Menteri Yohana yang didampingi Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian PPPA, Lenny N Rosalia memantau sejumlah ruangan yang berkaitan dengan pelayanan ramah anak, antara lain pojok ASI dan taman bermain.
Sesi foto bersama antara perawat, keluarga pasien dengan perempaun pertama peraih gelar profesor di Tanah Papua tersebut mewarnai kunjungan kerja hari kedua di Kota Kendari.
Pada kesempatan itu juga Menteri Yohana menyempatkan diri menggendong anak-anak di sela-sela peninjauan taman bermain anak yang terletak di samping gedung Puskesmas Poasia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, dr. Maryam mengatakan, pengelolaan puskesmas dan rumah sakit di daerah ini menjunjung tinggi pelayanan prima dan nyaman.
"Cita-cita orang menderita sakit ke rumah sakit adalah pulang dalam keadaan sehat. Kesembuhan tidak semata-mata karena konsumsi obat, tetapi juga faktor lingkungan yang sehat dan nyaman," kata Maryam. L.O. Masrafi
Berita Terkait
Menteri Bintang : Pemkab Wajo Sulawesi Selatan contoh keberhasilan tekan perkawinan anak
Kamis, 28 Maret 2024 12:34 Wib
Menteri PPPA membantah kasus perundungan di pesantren meningkat
Kamis, 28 Maret 2024 2:25 Wib
Menteri PPPA minta kampanyekan "dare to speak up" menghadapi kekerasan
Rabu, 27 Maret 2024 16:03 Wib
Menteri PPPA: Perlindungan terhadap perempuan dan anak investasi masa depan
Minggu, 10 Desember 2023 16:15 Wib
Menteri PPPA: Makna dan esensi Hari Ibu agar perempuan mandiri
Minggu, 19 November 2023 12:02 Wib
Kementerian PPPA: Sudah ada 20 kasus bunuh diri anak pada 2023
Jumat, 10 November 2023 12:38 Wib
Kementerian PPPA: Pemerkosaan seorang remaja di Gowa tidak boleh diselesaikan di luar peradilan
Kamis, 9 November 2023 14:25 Wib
Komnas Perempuan: Sedikitnya tiga perempuan Indonesia jadi korban KDRT setiap jam
Minggu, 15 Oktober 2023 12:33 Wib