Kupang (ANTARA Sulsel) - Pengembangan sektor pariwisata menjadi sebuah industri di Nusa Tenggara Timur belum diimbangi dengan sarana dan prasarana penunjang yang memadai, sehingga hasil yang diperoleh pun belum maksimal untuk menghasilkan devisa dari kunjungan wisatawan mancanegara.
Tujuan pemerintah meraih devisi guna mendukung pertumbuhan ekonomi belum diimbangi kesiapan daerah dan pemerintah menyediakan infrastruktur jalan dan jembatan, fasilitas MCK dan lainnya agar tersedia dengan baik di lapangan, kata Sekretaris Pariwisata Ekonomi dan Kreatif NTT, Welli Rohimone di Kupang, Kamis.
Menurut dia, keseimbangan antara tekad dan ketersediaan sarana dan prasarana secata menyeluruh dari pusat hingga daerah-daerah berpotensi ini penting untuk meraih mimpi dan cita-cita yang ditetapkan bersama.
Secara nasional, katanya Indonesia mulai fokus untuk menggarap sektor pariwisata dengan lebih optimal agar mampu memecahkan rekor kunjungan wisman lebih tinggi hingga pariwisata bisa menyejahterakan bangsa.
Mulai dari upaya nyata di antaranya dengan penguatan branding pariwisata, memperbesar dana promosi, hingga pembebasan visa bagi 45 negara ke Indonesia dan strategi lainnya.
Dan harapan itu pun mulai menampakkan hasil cerah. Tercatat kunjungan wisman ke Indonesia pada Februari 2015 memecahkan rekor dari sisi dalam 10 tahun terakhir jumlah yakni sebesar 786.653 orang.
Jumlah wisman itu mengalami pertumbuhan 11,95 persen dibanding Februari 2014 yang berjumlah 702.666 wisman.
Dalam kontek lokal di NTT misalnya Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur menargetkan kunjungan wisatawan sebanyak 600.000 orang dari target nasional 20 juta wisatawan hingga 2019.
Target 600 ribu wisatawan mancanegara itu katanya dipatok merujuk pada kunjungan wisatawan tahun 2014 yang mencapai 530.945 dari target sebanyak 550.000 wisatawan.
Ia menyadari bahwa untuk mencapai target kunjungan wisatawan sebanyak 600.000 orang bukanlah sesuatu yang mudah semudah orang membalikkan telapak tangan.
"Atas dasar itu, kami memandang penting untuk menggenjot penyediaan sarana dan prasaran fisik dan menggandeng pihak swasta dan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya untuk mengembangkan sektor kepariwisataan di daerah berbasis kepulauan ini.
Karena NTT memiliki beragam macam objek wisata yang memikat minat wisatawan dunia, namun infratruktur pendukungnya seperti jalan dan jembatan ke objek wisata serta akomodasi dan telekomunikasi masih sangat terbatas.
NTT memiliki sejumlah objek wisata langka yang menyihir dunia seperti Taman Nasional Komodo (TNK) di ujung barat Pulau Flores yang hanya dihuni biawak raksasa komodo (varanus komodoensis).
Satu-satunya binatang purba yang masih hidup di kawasan TNK itu yang kemudian ditetapkan menjadi salah satu dari tujuh keajaiban alam di dunia (New7 Wonders).
Selain itu, NTT juga memiliki danau tiga warna yang selalu berubah-ubah warna di puncak Gunung Kelimutu di Kabupaten Ende, Pulau Flores, serta objek wisata alam dan budaya yang menyebar hampir merata di wilayah provinsi berbasis kepulauan ini.
Bahkan belakangan ini, katanya ada Pantai Nihiwatu di Sumba Barat Nusa Tenggara Timur masuk dalam kategorik tercantik ke-17 dari 100 pantai terindah di dunia bahkan dianggap lebih indah dari Pantai Hanalei Bay di Hawaii segera ditata untuk menarik wisatawan. M. Yusuf
Berita Terkait
Maros Pangkep Unesco Global Geopark diusulkan menjadi KEK pariwisata
Jumat, 22 Maret 2024 3:06 Wib
Pemprov Sulsel dan ITDC teken MoU KEK Bira-Takabonerate
Kamis, 14 Maret 2024 22:08 Wib
Garuda Indonesia menambah frekuensi penerbangan internasional
Jumat, 1 Maret 2024 17:57 Wib
DPMPTSP dan Dispar Sulbar kaji potensi investasi sektor pariwisata
Selasa, 27 Februari 2024 6:23 Wib
Dispar Makassar sebut Wisata MICE dorong tingkat okupansi hotel
Selasa, 27 Februari 2024 5:42 Wib
Dispar Makassar mantapkan persiapan Festival Kota Tepian Air
Rabu, 21 Februari 2024 9:50 Wib
Kemenhub meningkatkan pengawasan angkutan pariwisata saat libur panjang
Jumat, 9 Februari 2024 11:05 Wib
Poltekpar Makassar siap menyukseskan even "Wonderful Rongkong"
Jumat, 9 Februari 2024 1:02 Wib