Kupang (ANTARA Sulsel) - Fakultas Pertanian Jurusan Perikanan Universitas Gajah Madah Yogyakarta, melatih pebudidaya rumput laut di Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dalam sebuah workshop yang dihadiri sejumlah elemern lainnya, Senin.
"Dalam workshop itu juga kita berikan pemahaman bagaimana memilih bibit yang baik dan berkualitas agar bisa menjadi komuditas ekspor," kata Principal Investigator Program CaRed Universitas Gajah Mada (UGM) kerja sama New Zeland Aid, Noer Kasanah, di Kupang, Senin.
Menurut dia, kegiatan pelatihan tersebut, untuk lebih meningkatkan kapasitas para petani rumput laut dalam upaya budidaya tanaman tersebut, sehingga bisa lebih berkualitas, dari aspek produktivitasnya.
Dari hasil prasurvei yang dilakukan di sejumlah titik lokasi budidaya rumput laut di Nusa Tenggara Timur, diketahui hasil produksi rumput laut yang ada dan dihasilkan oleh para petani sangat berkualitas dan sudah masuk dalam skala kualitas ekspor.
Namun demikian, kata dia, masih ada petani dan pebudidaya yang menggabungkan varietas yang baik dan varietas yang dari aspek kandungan, tidak memiliki cukup kandungan baik, untuk dijual atau di ekspor ke luar negeri.
"Masih ada campuran jenis varietas rumput laut oleh para petani di sejulah titik budidaya di daerah ini," katanya.
Dia mengaku, pelatihan dalam skala workshop itu juga dimaksud untuk memperkenalkan hasil produksi rumput laut dan sejumlah manfaat dan kandungannya kepada para pebudidaya, sehingga bisa lebih memacu semangat untuk melakukan budidayanya dengan lebih baik dan berkualitas.
Dosen yang adalah juga peneliti ini mengatakan, secara produk, rumput laut selain untuk konsumsi sebagai metabolit primer (polisakarida), juga bisa sebagai bahan dasar farmasi untuk obat, kosmetik dan immunostimulant.
Selain itu, rumput laut juga bisa menghasilkan senyawa bioaktif yang berguna bagi antibakteri, antiviral, antijamur serta antioxidan dan lainnya. "Karena itu semua jenis dan kegunaann itulah yang akan kita sampaikan agar petani bisa lebih menghargai hasil kerjanya sendiri," katanya.
Terhadap kesulitan petani untuk mendistribusikan dan menjual hasil produskinya, Noer Kasanah mengaku, itu menjadi tugas pemerintah yang sifatnya harus berlanjut dan terintegrasi.
Menurut dia, pemerintah harus menjadi pemandu dan penolong paling dekat bagi para petani rumput laut, agar setiap hasil produksi bisa bermanfaat. Dengan demikian, maka akan semakin mendorong kegairahan para petani untuk melanjutkan budidayanya.
Sementara itu, data yang dihimpun dari Dinas Kelautan dan Perikanan Nusa Tenggara Timur menyebutkan, jumlah produksi budidaya rumput laut hingga 2013 untuk 21 kabupaten/kota di wilayah provinsi seribu pulau itu, berada pada angka 1.802,090 ton.
Angka ini naik dari tahun sebelumnya di 2012 pada angka 1.185,014 ton, dengan daerah pengahasil teratas ada di Kabupaten Kupang dengan jumlah 892 ton dan naik pada 2013 menjadi 1.305,333 ton.
Berita Terkait
Kadis Pertanian Bulukumba ungkap otak penyelundupan pupuk urea
Sabtu, 20 April 2024 7:15 Wib
Mentan memberi kuliah umum di Fakultas Pertanian Unhas
Selasa, 16 April 2024 18:09 Wib
Membangun embung demi pertanian produktif dan kesejahteraan petani
Rabu, 27 Maret 2024 20:10 Wib
Hakim tidak menerima nota keberatan Syahrul Yasin Limpo
Rabu, 27 Maret 2024 14:33 Wib
Dinas TPHP Gowa perketat penerapan aturan perlindungan lahan pertanian
Rabu, 27 Maret 2024 2:02 Wib
Kodim 1418/Mamuju menanam lima komoditas pertanian di Desa Bambu
Sabtu, 16 Maret 2024 1:48 Wib
Danau Tempe Sulsel butuh mekanisasi pengaturan air untuk pertanian
Jumat, 15 Maret 2024 21:31 Wib
Pertanian beri kontribusi 68 persen bagi pembangunan ekonomi Sulbar
Jumat, 15 Maret 2024 2:21 Wib