Konawe, Sultra (ANTARA Sulsel) - Petani di Desa Onembute, Kecamatan Besulutu, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara mampu mengembangkan bibit unggul tanaman campur, sehingga menjadi daerah sentra bibit unggul.
"Kalau sebelumnya kami yang mencari bibit unggul di daerah lain, kini bibit kamilah yang dicari dan didatangi pembeli," kata Ketua Kelompok Tani Tunas Harapan Hamsari di Desa Onembute, Kabupaten Konawe, Sultra, Minggu.
Menurut dia, sejak mendapat pendampingan dari Tim Agroforestry dan Forestry (Agfor) Sultra dalam beberapa tahun terakhir, kini warga desa yang didominasi petani sudah mampu melakukan pembibitan tanaman campur yakni tanaman perkebunan dan kehutanan.
Dia mengatakan, di Desa Onembute selain memiliki satu pembibitan kelompok, kini juga sudah ada delapan pembibitan individu dengan berbagai jenis tanaman seperti merica, cengkeh, pala, durian, kakao dan beberapa jenis tanaman lainnya.
Hal itu dibenarkan anggota Kelompok Tani Tunas Harapan Agustang yang mengaku dulu kesulitan mengembangkan bibit unggul. Namun setelah mendapatkan pelatihan dari tim Agfor, kini sudah mampu menjual lebih dari 2.000 bibit lada dan juga memproduksi 2.000 bibit baru.
Selain mengembangkan pembibitan unggul, lanjut lelaki asal Kabupaten Soppeng, Sulsel ini, petani juga telah mengembangkan sistem agroforestri dalam membudayakan jenis tanaman perkebunan dan kehutanan.
Pengelolaan kebun para petani di desa ini umumnya tanaman dalam satu lahan, seperti kakao dengan merica, durian dan beberapa tanaman lainnya.
"Ini semua karena tim Agfor memberi kami pembelajaran tentang teknis budidaya berbagai jenis tanaman, menajemen kebun campur, pengendalian hama dan penyakit tanaman, termasuk pembuatan pupuk kompos," kata Agustang.
Sedang yang tak kalah pentingnya, lanjut dia, kegiatan pembibitan ini melibatkan para perempuan di desa itu, sehingga mendapatkan penghasilan tambahan untuk perekonomian keluarga.
Salah seorang diantaranya adalah anggota Kelompok Tani Bunga Mawar Rosdiana.
Menurut dia, dari hasil penjualan bibit yang dijual rata-rata Rp3.000 - Rp5.000 per pohon dari ratusan hingga ribuah pohon itu, dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga dan biaya sekolah anak-anaknya.
Selain itu dari hasil pembibitan, hasil perkebunan seperti lada yang dijual rata-rata Rp130 ribu per kilogram, juga dapat ditabung untuk keperluan lainnya.