Majene, Sulbar (ANTARA Sulbar) - Proses tahap seleksi tenaga pendamping desa menuai protes karena banyaknya permasalahan, termasuk pemindahan tempat pelaksanaan ujian dari Aula Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Sulawesi Barat ke Gedung Olahraga (GOR) Majene.
"Persoalan ini telah kami adukan ke berbagai pihak, termasuk Ombudsman Sulbar selaku lembaga yang menangani sengketa layanan publik," kata Awaluddin yang juga peserta ujian pendamping desa di Majene, Minggu.
Surat pengaduan Lembaga Masagena Sulbar ini juga ditembuskan ke Kementerian Desa, Gubernur Sulbar dan Kepala BPMD Sulbar.
Awaluddin bersama sejumlah peserta lainnya sudah menyampaikan keberatan atas pelaksanaan ujian yang dinilai tidak sesuai ketentuan.
Ia mengemukakan, berbagai permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan ujian tulis yakni mulai dari pemindahan lokasi ujian secara mendadak dari aula LPMP Sulbar ke GOR Majene.
Peserta menilai ujian yang tepat sesuai pengumuman pemerintah melalui website dan email adalah ujian yang berlangsung di aula LPMP Sulbar di Rangas Majene dan aula Masjid Agung.
Namun mendadak sehari sebelum ujian berlangsung, lokasi ujian yang di LPMP Sulbar dipindah ke GOR.
Peserta tentu menyayangkan minimnya sosialisasi panitia dan kementerian desa terkait perubahan lokasi arena ujian tulis pendamping desa ini.
"Peserta sebagian menerima email sebelum ujian dan masih tertulis di LPMP, akhirnya jadi terlambat tiba di lokasi pemindahan, akibatnya hanya sedikit waktu digunakan mengisi lembar jawaban, ini tentu merugikan peserta," katanya.
Selain memprotes pemindahan secara mendadak lokasi ujian, peserta juga mengeluhkan lokasi ujian yang sangat tidak layak, selain suhu di GOR yang sangat panas, kursi yang disiapkan penyelenggara juga tidak bisa digunakan dengan baik, akhirnya sebagian peserta memilih melantai di GOR.
Secara terpisah, panitia ujian tulis Seleksi Pendamping Desa, Abdul Kadir Paloloang yang juga kepala LPPM & PM (Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Penjaminan Mutu) Unsulbar mengakui memang ratusan peserta tidak hadir, dari total peserta seleksi 1.232 orang sebanyak 20 persen tidak datang ujian tulis.
Mengenai pemindahan lokasi ujian, Panitia Seleksi dari Unsulbar justru menyalahkan pengelola aula Lembaga Penjamin mutu pendidikan (LPMP) Rangas, Majene yang membatalkan secara sepihak.
"Ada kegiatan mendadak LPMP katanya diklat guru," kata panitia Unsulbar lainnya, Nurlela yang mendampingi Kadir Paloloang.
Panitia seleksi dari Unsulbar mengklaim, pemindahan lokasi ujian tidak terlalu bermasalah karena sehari sebelum ujian pihaknya sudah memasang spanduk di LPMP Rangas bahwa ujian akan dipindahkan.
Panitia meyakini para peserta sudah mengetahui pemberitahuan itu meski dipasang hanya sehari sebelum ujian.
Para peserta seleksi calon pendamping desa sendiri berasal dari 6 kabupaten se Sulbar seperti Mamasa dan Mamuju Utara yang baru tiba di Majene pagi sebelum ujian berlangsung.
Berita Terkait
Pangdam XIV/Hasanuddin menggelar halal bihalal dengan prajurit dan PNS
Selasa, 16 April 2024 17:33 Wib
Bupati Pangkep ingatkan orang tua perhatikan asupan gizi anak
Jumat, 12 April 2024 21:53 Wib
Film "Badarawuhi Di Desa Penari" telah tayang di Amerika Serikat
Sabtu, 6 April 2024 6:20 Wib
Pemkab Luwu mulai salurkan BLT dana desa tahap pertama 2024
Jumat, 5 April 2024 17:22 Wib
Kemendagri memperbarui data dan batas desa di Sulsel
Rabu, 3 April 2024 19:01 Wib
Diskominfo Sulbar tingkatkan literasi masyarakat lewat Senter KIM
Rabu, 3 April 2024 12:11 Wib
Apdesi Maros dan Gowa sambut positif pengesahan UU Desa
Sabtu, 30 Maret 2024 17:44 Wib
Paripurna DPR menyetujui RUU Desa jadi undang-undang
Kamis, 28 Maret 2024 12:51 Wib