Makassar (ANTARA Sulsel) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Biro Bina Napza dan HIV/AIDS terus mendorong partisipasi stakeholder, LSM dan masyarakat mengajak para pengguna untuk mau direhabilitasi.
"Peran keluarga dan lingkungannya sangat penting mendukung kesembuhan para pengguna Napza, ajak mereka untuk mau direhabilitasi, minimal di lingkup keluarga," ujar Kepala Biro Napza dan HIV/AIDS Sulsel Sri Endang Sukarsih di Makassar, Selasa malam.
Menurut dia, peredaran dan penggunaan Narkotika dan Pengguna Zat Adiktif lainnya atau Napza merupakan korban yang menjadi sasaran para bandar narkotika untuk menghancurkan generasi muda.
Melalui pertemuan monitoring dan evaluasi pengembangan program dan upaya rehabilitasi Napza dan HIV/AIDS di hotel Grand Himawan 31 Mei-1 Juni 2016, dirinya berharap pertemuan seluruh pihak LSM, Stakeholder, Pers dan lainnya menghasilkan program kerja bermanfaat.
Dalam materi dibawakan berjudul urgensi Monev Pengembangan Program dan upaya Rehabilitasi Napza dan HIV/AIDS dalam keberlanjutan program tersebut, kata dia, adalah salah satu bentuk upaya menekan laju peredaran narkotika.
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulsel tercacat ada 128 ribu orang pengguna dan pengedar serta bandar narkoba.
Sedangkan data Polda Sulselbar untuk tindak pidana Narkotika di Sulsel pada 2014 mencapai 2.385 orang kemudian tahanan sampai 2014 sebanyak 4.530 orang. Pengguna sebanyak 3.029 orang dan pengedar serta bandar sebanyak 1.501 orang.
Data dari Kanwil Kemenhumham Prov Sulsel pada November 2015 sebanyak 6.536 warga binaan di lapas dan rutan terdapat 2.096 orang terkait kasus narkoba, 1.276 orang pengguna dan 817 orang bandar juga pengedar.
"Kasus ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang masih menjadi fenomena gunung es massif dan sulit dikendalikan karena perkembangannya sudah mencakup seluruh kabupaten dan kota bahkan ditingkat pedesaan atau daerah terpencil," ujarnya.
Bahkan penyalah gunaan narkotika dan zat Adiktif secara massif menimpa semua elemen mulai kalangan usia produktif dan latar belakang profesi dan pekerjaan serta tingkatan pendidikan.
Sementara kasus Napza juga mengkawatirkan dan tidak terpisahkan dengaan kasus HIV dan AIDS karena faktanya sudah menjadi kasus ependemi ganda.
"Diperlukan upaya semua pihak tidak hanya mengandalkan pemerintah dan penegak hukum. Masyarakat adalah ujung tombak perlawanan. Keluarga berperan penting sebagai benteng pertahanan termasuk memberikan rehabilitasi kepada anak-anak yang terjerat Napza," ujarnya.
Selain pengguna Napza juga sudah terpapar atau terinfeksi virus HIV dan masuk keterminal AIDS yang berujung pada kematian.
Berita Terkait
KIP Sulsel menggelar sidang sengketa informasi dengan termohon kecamatan
Jumat, 29 Maret 2024 1:31 Wib
NasDem menyiapkan kader potensial maju Pilkada Wali Kota Makassar
Jumat, 29 Maret 2024 1:30 Wib
Bawaslu Sulsel : Dugaan penggelembungan suara Caleg tidak terbukti
Kamis, 28 Maret 2024 23:25 Wib
Kodam, Polda dan Pemprov Sulsel menyiapkan 68 pos keamanan Lebaran
Kamis, 28 Maret 2024 23:18 Wib
Pemprov Sulsel menggelar rakor operasi ketupat jelang mudik Lebaran
Kamis, 28 Maret 2024 17:00 Wib
Kakanwil Kemenkumham Sulsel berharap Analis KI terus berinovasi
Kamis, 28 Maret 2024 15:39 Wib
BK DPRD Sulsel panggil JRM terkait kasus dugaan penistaan agama
Kamis, 28 Maret 2024 2:22 Wib
Kakanwil Kemenkumham Sulsel safari Ramadhan di Rutan Sengkang
Rabu, 27 Maret 2024 21:50 Wib