Luwu Utara, Sulsel (ANTARA Sulsel) - Desa Munte Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, menawarkan wisata bahari dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor wisata.
Kepala Desa Munte, Suryanto di Luwu Utara, Sabtu, mengatakan desa yang dipimpinnya itu memang satu-satunya desa yang berbatasan dengan Teluk Bone sehingga sudah seharusnya menjadikan wisata bahari sebagai salah satu unggulan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat.
"Untuk destinasi wisata bahari yang kita tawarkan itu ada dua jenis yakni pantai dan laut. Untuk wisata pantai tentu dengan keberadaan Pantai Tanjung Ketupat. Sementara untuk wisata laut yakni dengan ikut memancing dan keindahan terumbu karangnya," jelasnya.
Ia menjelaskan, keindahan yang ditawarkan Pantai Tanjung Ketupat saat ini sukses mendatangkan banyak wisatawan yang berasal dari Luwu Raya.
Para wisatawan lokal yang berada di wilayah Luwu Raya bisa berenang, mandi, bermain di tepi pantai, ataupun keliling menggunakan perahu yang juga telah disiapkan.
Sementara untuk wisata laut, menurut dia, untuk pengunjungnya justru lebih besar lagi dan bahkan dari wisatawan asing seperti Taiwan.
Para wisatawan untuk destinasi pariwisata laut, sejumlah hal yang ditawarkan seperti memancing di tengah laut, melihat terumbu karang dan menyelam. Selanjutnya melihat aneka ragam biota laut, dan juga termasuk melihat pertanian terumbu karang yang berada di dekat pantai.
Pihaknya juga sudah menyiapkan atau menyewakan hingga 50 perahu untuk mengantar para wisatawan ke daerah yang khusus sebagai tujuan wisata di tengah laut. Wisatawan ini juga sudah dikelolah Bundes (Badan Uasaha Milik Desa) Munte.
Mengenai tingkat kunjungan wisatawan di wisata bahari itu, kata dia, memang sejauh ini cukup banyak. Namun pihaknya juga mengakui untuk saat ini, masalah wisatawan memang bukan lagi menjadi prioritas utama meski tetap memberikan pelayanan bagi para wisatawan yang datang.
Pada setiap bulan, kata dia, ada sekitar 20-30 orang yang berkunjung atau berwisata ke desanya. Pihaknya juga menyiapkan penginapan bagi para wisatawan yang ingin berlama-lama tinggal di desa tersebut.
Sementara untuk puncak kunjungan itu biasanya terjadi pada setiap jelang memasuki bulan Ramadhan dan setelah hari raya Idul Fitri. Jumlah pengunjung yang datang memang jauh lebih besar dan tentu saja memberikan pemasukan bagi masyarakatnya.
"Untuk saat ini, pariwisata memang berada di prioritas keduakami. Sementara untuk yang utama tetap pertanian dan perikanan termasuk budidaya rumput laut,= meski tentunya tetap melayani para pengunjung yang datang" ujarnya.
Berita Terkait
Dinas Pariwisata Makassar mengedukasi siswa dengan wisata bahari
Selasa, 9 Januari 2024 19:14 Wib
Pemprov Sulbar bangkitkan ekonomi melalui pengembangan sektor pariwisata
Rabu, 20 Desember 2023 16:41 Wib
Poltekpar Makassar melakukan kajian potensi wisata Sungai Je'ne Berang
Jumat, 26 Mei 2023 5:29 Wib
Sampah plastik mengancam destinasi wisata bahari di KTI
Minggu, 21 Mei 2023 17:11 Wib
P3M Poltekpar Makassar menggelar seminar proposal wisata bahari
Jumat, 19 Mei 2023 10:26 Wib
TNI AL mengerahkan empat KRI amankan kegiatan presiden dan wapres di Jakut
Senin, 15 Mei 2023 10:08 Wib
Wapres Ma'ruf Amin mengunjungi Pulau Untung Jawa Kepulauan Seribu
Senin, 15 Mei 2023 8:45 Wib
Sektor Pariwisata Makassar tidak terpengaruh kenaikan harga tiket pesawat
Selasa, 22 November 2022 5:06 Wib