Gubernur : Proyek Kereta Api Sulsel masih berlanjut
"Sampai saat ini yang saya dengar tidak mandek, semua proyek berjalan meski ada pemadatan program ...
Makassar (ANTARA Sulsel) - Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo menyatakan proyek Kereta Api di Sulsel masih berlanjut dan diperkirakan akan selesai sesuai target yang diharapkan.
"Sampai saat ini yang saya dengar tidak mandek, semua proyek berjalan meski ada pemadatan program pemerintah provinsi," kata Syahrul di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.
Menurut dia saat ini pihaknya masih fokus pada proyek kereta api, hanya saja anggaran sebagian masih dialihkan pada infrastruktir sarana pendukung atau interkoneksi kereta api seperti jembatan layang dan jembatan penghubung yang lain agar tidak terjadi ganguan arus lalulintas.
Selain itu kata dia, membuat badan jalan agar lebih cepat selesai karena memang dikonsentrasikan ke sana, makanya jembatan penghubung diprioritaskan lebih dulu agar lanjutan pembangunan rel akan lebih mudah.
"Madek, saya kira tidak, yang ada pemadatan program. Tadinya rencana awal dari Makassar ke Pare-pare, tetapi dipadatkan dulu dari Pangkep ke Barru atau Maros ke Barru," paparnya.
Selain itu mantan Bupati Gowa ini menyebut tidak perlu menunggu sampai Makassar-Pare pare, tetapi di maksimalkan dulu yang sudah jadi saat ini mencapai 20 kilometer lebih agar bisa mengangkut semen langsung dari pelabuhan Garongkong di Barru termasuk komuditas pertanian dan perkebunan lainnya.
"Kereta api ini tentu berguna apalagi nanti orang bisa lihat fungsinya, bukan hanya mengangkut orang tapi barang produksi dan komunditas pertanian dan perkebunan juga bisa dimaksimalkan pengirimannya," tambah dia.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu`mang mengatakan hal yang sama bahwa proyek Kereta Api tetap menjadi prioritas pembangunan di Sulsel. Mengenai pendanaan, Pemerintah Provinsi berharap hasil pengumpulan pajak melalui prorgam Tax Amnesty bisa membantu pendanaan lanjutan
"Kita juga berharap Pemerintah Pusat dapat menganggarkannya di Sulsel agar proyek Kereta Api kita bisa dilanjutkan dan cepat selesai," harapnya
Pemerintah Pusat sebelumnya juga melakukan pemangkasan anggaran untuk proyek KA Trans Sulawesi Makassar-Parepare. Dari total anggaran Rp250 miliar pada 2016 dilakukan pemangkasan hingga Rp80 miliar.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengembang Perkeretaapian Wilayah Sulsel, Henry Hidayat sebelumnya menyebutkan meski alokasi anggaran DIPA yang dipangkas itu cukup besar, namun pihaknya tetap bekerja menyelesaikan tiga jembatan dan satu underpass di Kabupaten Barru.
Pihaknya berharap pengusulan anggaran untuk tahun 2017 sebesar Rp1,4 triliun dapat dipenuhi untuk menyelesaikan jalur Kereta api dan jembatan di Kupa. Untuk progres tahun 2015 telah rampung 14,1 kilometer. Perbatasan Barru-Pangkep sampai di Siawung, kata dia, sudah selesai.
Selanjutnya untuk tahap kedua pengadaan lahan rute Barru-Parepare sepanjang 51,5 km, dan tahap ketiga Barru-Makassar sepanjang 76,2 kilometer.
Sejauh ini, lahan yang telah dibebaskan mencapai 30 kilometer, sementara untuk pembebasan lahan dari arah Parepare diperkiran membutuhkan anggaran Rp700 miliar belum termasuk Maros ke Makassar.
"Sampai saat ini yang saya dengar tidak mandek, semua proyek berjalan meski ada pemadatan program pemerintah provinsi," kata Syahrul di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.
Menurut dia saat ini pihaknya masih fokus pada proyek kereta api, hanya saja anggaran sebagian masih dialihkan pada infrastruktir sarana pendukung atau interkoneksi kereta api seperti jembatan layang dan jembatan penghubung yang lain agar tidak terjadi ganguan arus lalulintas.
Selain itu kata dia, membuat badan jalan agar lebih cepat selesai karena memang dikonsentrasikan ke sana, makanya jembatan penghubung diprioritaskan lebih dulu agar lanjutan pembangunan rel akan lebih mudah.
"Madek, saya kira tidak, yang ada pemadatan program. Tadinya rencana awal dari Makassar ke Pare-pare, tetapi dipadatkan dulu dari Pangkep ke Barru atau Maros ke Barru," paparnya.
Selain itu mantan Bupati Gowa ini menyebut tidak perlu menunggu sampai Makassar-Pare pare, tetapi di maksimalkan dulu yang sudah jadi saat ini mencapai 20 kilometer lebih agar bisa mengangkut semen langsung dari pelabuhan Garongkong di Barru termasuk komuditas pertanian dan perkebunan lainnya.
"Kereta api ini tentu berguna apalagi nanti orang bisa lihat fungsinya, bukan hanya mengangkut orang tapi barang produksi dan komunditas pertanian dan perkebunan juga bisa dimaksimalkan pengirimannya," tambah dia.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu`mang mengatakan hal yang sama bahwa proyek Kereta Api tetap menjadi prioritas pembangunan di Sulsel. Mengenai pendanaan, Pemerintah Provinsi berharap hasil pengumpulan pajak melalui prorgam Tax Amnesty bisa membantu pendanaan lanjutan
"Kita juga berharap Pemerintah Pusat dapat menganggarkannya di Sulsel agar proyek Kereta Api kita bisa dilanjutkan dan cepat selesai," harapnya
Pemerintah Pusat sebelumnya juga melakukan pemangkasan anggaran untuk proyek KA Trans Sulawesi Makassar-Parepare. Dari total anggaran Rp250 miliar pada 2016 dilakukan pemangkasan hingga Rp80 miliar.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengembang Perkeretaapian Wilayah Sulsel, Henry Hidayat sebelumnya menyebutkan meski alokasi anggaran DIPA yang dipangkas itu cukup besar, namun pihaknya tetap bekerja menyelesaikan tiga jembatan dan satu underpass di Kabupaten Barru.
Pihaknya berharap pengusulan anggaran untuk tahun 2017 sebesar Rp1,4 triliun dapat dipenuhi untuk menyelesaikan jalur Kereta api dan jembatan di Kupa. Untuk progres tahun 2015 telah rampung 14,1 kilometer. Perbatasan Barru-Pangkep sampai di Siawung, kata dia, sudah selesai.
Selanjutnya untuk tahap kedua pengadaan lahan rute Barru-Parepare sepanjang 51,5 km, dan tahap ketiga Barru-Makassar sepanjang 76,2 kilometer.
Sejauh ini, lahan yang telah dibebaskan mencapai 30 kilometer, sementara untuk pembebasan lahan dari arah Parepare diperkiran membutuhkan anggaran Rp700 miliar belum termasuk Maros ke Makassar.