Makassar (Antara Sulsel) - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan menyatakan dua dari tiga korban penyanderaan kelompok bersenjata di Filipina, Abu Sayyaf, itu telah meninggalkan kampung halaman dan merantau ke Malaysia sejak 2015.
"Kami sudah ketemu dengan orang tua dari kedua korban yang disandera itu dan pengakuan orang tuanya kalau keduanya meninggalkan Selayar sejak tahun 2015," ujar Wakil Bupati Kepulauan Selayar Zainuddin di Makassar, Senin.
Tiga warga Sulawesi Selatan yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf yakni, satu orang warga Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Subandi.
Kemudian dua warga Kepulauan Selayar yakni Hamda dan Sudarling, yang keduanya juga adalah warga kepulauan Bembe, Kecamatan Pasi Masunggu, Selayar.
Ketiganya yang sebelumnya dikabarkan menghilang dari kapalnya di Perairan Taganak, Sabah di Malaysia, dilaporkan telah diculik dan disandera di Pulau Sulu, Filipina Selatan.
Wabup Zainuddin mengatakan, kedua orang tua korban awalnya tinggal di gugusan pulau-pulau Selayar dan sejak kabar penculikan itu diketahui pemerintah, maka pihaknya kemudian membawa orang tua korban ke ibu kota Selayar.
"Di Selayar itu ada 122 pulau dan cuma 26 pulau yang berpenghuni. Kebetulan orang tua dari kedua korban itu sama-sama adalah warga Pulau Bembe, makanya untuk memudahkan informasi kepada keluarganya kita membawanya ke Benteng (ibu kota)," katanya.
Ia menuturkan, kedua korban yang diculik Abu Sayyaf itu baru merantau ke Malaysia sejak tahun 2015 dan memiliki paspor. Satu dari keduanya itu juga dipercaya sebagai nakhoda kapal.
Atas penangkapan itu juga, Bupati Selayar HM Basli Ali telah berangkat ke Jakarta dan menemui pihak Kementerian Luar Negeri agar segera bertindak cepat dalam melakukan diplomasi agar kedua warganya bisa dipulangkan secepatnya.
"Itu adalah langkah awal yang kita lakukan karena penyanderaan dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf. Itu adalah domain dari Kemenlu, kita tunggu saja perkembangan dari Kemenlu," katanya.
Sebelumnya, pada 19 Januari 2017 sekitar pukul 18.00, Perwakilan RI di Malaysia memperoleh informasi dari otoritas Malaysia mengenai sebuah kapal nelayan dengan nomor registrasi BN 883/4/F yang ditemukan bergerak tanpa awak. Kapal tersebut ditemukan pada pukul 13.09 waktu setempat di Perairan Taganak, Sabah.
Pemilik kapal telah mencoba melakukan komunikasi dengan ABK kapal tersebut, namun tidak berhasil. Pemilik kapal mengonfirmasi bahwa tiga ABK kapal tersebut adalah WNI yang bekerja secara legal.
Pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Kota Kinabalu dan di Tawau masih terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan otoritas di Malaysia.
Berita Terkait
Piala Asia U-23 2024 - Pratinjau Indonesia vs Yordania
Minggu, 21 April 2024 20:16 Wib
PVMBG: Gunung Ruang erupsi muntahkan abu vulkanik setinggi tiga kilometer
Rabu, 17 April 2024 22:26 Wib
Gunung Semeru memuntahkan kolom abu setinggi 900 meter
Rabu, 28 Februari 2024 7:24 Wib
Petenis asal Kazakhstan Rybakina juarai Abu Dhabi Open 2024
Senin, 12 Februari 2024 6:45 Wib
Polres Luwu Sulsel menggelar dialog kamtibmas dan deklarasi pemilu damai
Selasa, 6 Februari 2024 19:40 Wib
Gunung Semeru kembali erupsi dan meluncurkan abu setinggi satu kilometer
Selasa, 6 Februari 2024 10:50 Wib
PVMBG : Gunung Semeru luncurkan abu vulkanik setinggi 500 meter
Selasa, 6 Februari 2024 8:56 Wib
Kapolda Sulsel menginisiasi deklarasi pemilu damai putih abu-abu
Selasa, 30 Januari 2024 0:38 Wib