Makassar (Antara Sulsel)- Pihak DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Sulawesi Selatan mengakui saat ini cukup banyak travel yang tidak sehat karena tidak mampu menjelaskan secara detail tentang produknya kepada konsumen.
"Ilmu travel itu ada dan tidak gampang, sehingga harus mengetahui apa-apa saja yang menjadi tugasnya. Seperti sekarang, mini market juga melakukan jual tiket tanpa bisa menjelaskan kepada konsumen," kata Ketua Asita Sulsel Didi Leonardo Manaba di Makassar, Sabtu.
Ia mensinyalir ada penyalahgunaan wewenang travel yang banyak dilakukan bukan hanya di Sulsel namun juga di seluruh Indonesia.
Leornardo berharap pemerintah dapat mengatur ulang regulasi tentang hal itu, sehingga pihak pengelola travel itu merupakan orang-orang yang mempunya ilmu dan pemahaman soal pertravelan sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang ada.
Ia menjelaskan DPD Asita Sulsel juga selalu dan secara rutin menyampaikan ke setiap anggota Asita untuk selalu bekerja sesuai tupoksi dan memberikan petunjuk yang baik.
"Termasuk juga upgrade ilmu para `tour leaders`, dan ini sudah kami lakukan tiga minggu lalu yang diikuiti 100 agen travel dengan mengutus staf mereka, baik menjadi tour leader biasa maupun `mutawwif`," ujarnya.
Leondardo mengatakan pihaknya juga terus menghimbau anggotanya untuk melaksanakan bisnis dengan baik sesuai tupoksi, dan meningkatkan pelayanan serta sumber daya manusia.
Sebelumnya, kata dia, DPD Asita Sulsel juga fokus menyiapkan beberapa paket wisata baru sebagai upaya meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan ke provinsi tersebut.
Menurut dia, paket-paket baru yang tengah digarap itu antara lian kegiatan pembukaan koneksi antardestinasi dari sejumlah daerah seperti Tanah Toraja, Palopo, dan Kabupaten Enrekang.
"Itu merupakan salah satu contoh paket yang kita upayakan bisa terwujud. Jika ini bisa dilakukan maka tentu potensi bisa mendatangkan lebih banyak wisatawan berkunjung ke Sulsel," katanya.
Untuk membuka koneksi antartiga daerah itu, kata dia, pihaknya siap memanfaatkan keberadaan dua bandara yakni Bandara Pongtiku Tanah Toraja dan Bandara Bua di Palopo.
"Dengan keberadaan dua bandara itu, tentunya diharapkan akan membuat akses keduanya bisa lebih mudah terjangkau. Oleh karena itu kami juga berharap dukungan penuh seluruh komponen untuk merealisasikan program jangka panjang tersebut," ujarnya.
Menurut dia, program atau paket baru ini memang belum bisa dilakukan dalam waktu dekat karena selain akan melakukan koordinasi dengan pihak maskapai penerbangan, juga pihaknya akan menunggu komitmen pemerintah dalam memperbaiki akses jalan dan destinasi yang siap dipasarkan tersebut.
"Saat ini memang belum bisa segera diwujudkan karena masih harus berkoordinasi dengan pihak maskapai dan destinasi yang harus lebih dibenahi, sebelum memutuskan untuk memasarkan kepada calon wisatawan," ujarnya.
Berita Terkait
Sulsel sasar investor Rusia pada EITIS 2023 di Makassar
Kamis, 23 Februari 2023 15:30 Wib
ASITA optimistis penetapan Harpitnas dongkrak pariwisata Sulsel
Kamis, 23 Februari 2023 13:52 Wib
Asita Sulawesi Selatan bersiap sambut Side Events G20
Jumat, 18 Februari 2022 4:17 Wib
Asita Sulsel tunggu "direct flight" Makassar-Lombok sambut MotoGP Mandalika
Jumat, 4 Februari 2022 16:21 Wib
China hapus 25 aplikasi daring demi melindungi data pribadi warganya
Senin, 23 Agustus 2021 11:40 Wib
Mengenang musisi Indonesia yang berpulang di 2020
Sabtu, 19 Desember 2020 19:49 Wib
Erick Thohir tunjuk Didi Sumedi sebagai Komisaris Utama yang baru PT PPI
Senin, 23 November 2020 14:45 Wib
KPK tetapkan tiga tersangka baru kasus korupsi PT DI
Selasa, 3 November 2020 18:20 Wib