Makassar (Antara Sulsel) - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menegaskan bahwa institusinya siap mengawal pemimpin, penyidik, dan staf Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bila diperlukan, menyusul teror fisik yang dialami penyidik senior KPK Novel Baswedan.
"Kalau ada yang memerlukan bantuan keamanan dari kepolisian akan kami siapkan, namun keputusan diterima atau tidaknya kami serahkan kepada teman-teman di KPK. Kami berusaha memberikan pengamanan maksimal," ujar Kapolri di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu.
Menurut Kapolri sejauh ini belum ada permintaan pengamanan untuk Novel Baswedan, yang telah dirujuk di Rumah Sakit Singapura untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.
Terkait kasus penyerangan Novel Baswedan, menurut Kapolri tim gabungan Polres Jakarta Utara, Polda Metro Jaya, dan Mabes Polri sudah bekerja melakukan olah tempat kejadian perkara, memeriksa saksi-saksi, serta mendalami potensi-potensi motif.
"Kita tunggu saja hasil kerja tim nantinya," kata Tito usai meresmikan Command Center di Markas Polrestabes Makassar.
Saat ditanya apakah sudah ada titik terang mengenai pelaku penyerangan terhadap Novel Baswedan, Tito enggan memberi keterangan.
"Kami tidak akan sampaikan dulu apa pun hasil kerja tim ini yang kira-kira bersifat sensitif supaya pelaku juga tidak mengetahui," ucapnya.
Berita Terkait
Mendagri minta penjabat kepala daerah segera penuhi anggaran Pilkada 2024
Kamis, 28 Maret 2024 2:27 Wib
Pemkab Bantaeng mengikuti Rakor Kemendagri bahas Pilkada serentak 2024
Kamis, 28 Maret 2024 2:23 Wib
Mendagri mengapresiasi KPU RI telah tetapkan hasil Pemilu 2024
Kamis, 21 Maret 2024 7:38 Wib
Mendagri Tito minta pemda salurkan THR dan Gaji 13 tepat waktu agar daya beli naik
Selasa, 19 Maret 2024 7:42 Wib
Mendagri minta seluruh gubernur sigap mewujudkan pangan murah
Senin, 4 Maret 2024 15:41 Wib
Mendagri sebut impor menjadi alasan harga beras di Singapura murah
Senin, 4 Maret 2024 13:35 Wib
Mendagri minta pemda membantu petugas "ad hoc" wafat saat tugas Pemilu 2024
Selasa, 20 Februari 2024 7:54 Wib
Tito Karnavian: Dirty Vote tidak menempuh dua metode ilmiah
Senin, 19 Februari 2024 13:13 Wib