Palu (ANTARA Sulsel) - Perum Bulog Sulawesi Tengah (Sulteng) menyatakan hingga kini belum berhasil membeli gabah di daerah itu karena petani enggan menjual hasil panen dalam bentuk gabah.
"Petani Sulteng enggan menjual gabah padahal harganya cukup bagus," kata Kepala Perum Bulog Divisi Regional Sulteng, Ma'ruf di Palu, Senin.
Ia mengatakan kondisi tersebut berbeda dengan daerah lain, terutama di Pulau Jawa yang justru lebih suka menjual gabah daripada beras.
Bulog, katanya, selama bertahun-tahun selalu mencoba membeli gabah tetapi sangat sulit terealisasi.
Menurut dia, untuk merubah pola pikir petani tidaklah mudah. Apalagi selama turun-temurun petani di Sulteng tidak biasa menjual hasil panen dalam bentuk gabah kering panen (GKP).
Meski hingga pekan terakhir Mei 2014 ini Bulog belum juga berhasil membeli gabah petani, tetapi akan tetap berupaya. "Bulog siap jika ada petani yang mau menjual gabah, kami akan membelinya sesuai standar harga pembelian pemerintah," katanya.
Harga gabah pembelian pemerintah ditetapkan sebesar Rp3.350 per kilogram (kg). Sementara harga beras Rp6.600 per kg.
Salah seorang pemilik penggilingan padi di Kabupaten Sigi, Rais membenarkan petani di daerah ini belum terbiasa menjual gabah.
Ia mengatakan selama ini hasil panen petani diolah menjadi beras baru dijual kepada pedagang atau Bulog.
Tidak seperti petani di beberapa daerah, terutama di Jawa yang kebanyakan menjual hasil panen masih dalam bentuk GKP. "Di Sulteng petani rata-rata menjual beras bukan gabah," katanya.
Rais yang juga salah mitra Bulog dalam kegiatan pengadaan beras di Sulteng itu mengatakan sudah mencoba membeli gabah, tetapi tidak berhasil. A. Salim
"Petani Sulteng enggan menjual gabah padahal harganya cukup bagus," kata Kepala Perum Bulog Divisi Regional Sulteng, Ma'ruf di Palu, Senin.
Ia mengatakan kondisi tersebut berbeda dengan daerah lain, terutama di Pulau Jawa yang justru lebih suka menjual gabah daripada beras.
Bulog, katanya, selama bertahun-tahun selalu mencoba membeli gabah tetapi sangat sulit terealisasi.
Menurut dia, untuk merubah pola pikir petani tidaklah mudah. Apalagi selama turun-temurun petani di Sulteng tidak biasa menjual hasil panen dalam bentuk gabah kering panen (GKP).
Meski hingga pekan terakhir Mei 2014 ini Bulog belum juga berhasil membeli gabah petani, tetapi akan tetap berupaya. "Bulog siap jika ada petani yang mau menjual gabah, kami akan membelinya sesuai standar harga pembelian pemerintah," katanya.
Harga gabah pembelian pemerintah ditetapkan sebesar Rp3.350 per kilogram (kg). Sementara harga beras Rp6.600 per kg.
Salah seorang pemilik penggilingan padi di Kabupaten Sigi, Rais membenarkan petani di daerah ini belum terbiasa menjual gabah.
Ia mengatakan selama ini hasil panen petani diolah menjadi beras baru dijual kepada pedagang atau Bulog.
Tidak seperti petani di beberapa daerah, terutama di Jawa yang kebanyakan menjual hasil panen masih dalam bentuk GKP. "Di Sulteng petani rata-rata menjual beras bukan gabah," katanya.
Rais yang juga salah mitra Bulog dalam kegiatan pengadaan beras di Sulteng itu mengatakan sudah mencoba membeli gabah, tetapi tidak berhasil. A. Salim