Mamuju (ANTARA) - Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) di Kabupaten Polewali Mandar (Polman) tercatat mencapai 43,00 poin dan merupakan yang tertinggi di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).
"IMDI Sulbar 41,65 poin dengan kategori cukup, sedangkan IMDI Kabupaten Polman justru mencapai 43,00 poin," kata Kepala Dinas Kominfo Sulbar, Mustari Mula, di Mamuju, Rabu.
Ia mengatakan, IMDI Kabupaten Mamuju Tengah berada di posisi kedua tertinggi di Sulbar dengan 41,84 poin, kemudian Kabupaten Mamasa 41,75 poin, diikuti Kabupaten Pasangkayu 41,51 poin, Kabupaten Mamuju 41,24 poin, dan Kabupaten Majene 40,55 poin.
Menurut dia, untuk meningkatkan IMDI maka kompetensi dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan teknologi informasi juga harus ditingkatkan serta mendukung hal-hal positif dan produktif dalam memajukan ekonomi warga.
Selain itu infrastruktur teknologi komunikasi juga harus dibangun karena di Sulbar masih terdapat sekitar 34 persen wilayah yang tercatat sebagai wilayah "blankspot" internet.
Ia mengatakan, pengukuran IMDI ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kompetensi digital masyarakat agar dapat mendorong ekonomi digital yang inklusif.
"IMDI tersebut juga dapat menjadi acuan bagi pemerintah pusat maupun daerah dalam mengambil langkah kebijakan khususnya dalam perencanaan pengembangan SDM talenta digital," katanya.
Ia menyampaikan, dalam era transformasi teknologi saat ini aspek kemampuan publik dalam menggunakan teknologi digital akan menentukan kemajuan digitalisasi di setiap negara.
"Pengukuran IMDI merupakan program Kementerian Komunikasi dan Informatika juga sebagai bahan data dalam memformulasikan kebijakan transformasi digital yang tepat dalam skala nasional, provinsi, maupun kabupaten untuk meningkatkan kemanfaatan teknologi guna mendorong kemajuan dan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Ia menyampaikan, pengukuran IMDI telah dilaksanakan sejak 2022 dengan menggunakan metodologi survei terhadap responden yang dilakukan secara tatap muka melalui penyebaran kuesioner.
Survei dilaksanakan di 514 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia, sementara respondennya terdiri atas individu dan industri dengan tools menggunakan Computer Assisted Personel Interviewing (CAPI).
"IMDI Sulbar 41,65 poin dengan kategori cukup, sedangkan IMDI Kabupaten Polman justru mencapai 43,00 poin," kata Kepala Dinas Kominfo Sulbar, Mustari Mula, di Mamuju, Rabu.
Ia mengatakan, IMDI Kabupaten Mamuju Tengah berada di posisi kedua tertinggi di Sulbar dengan 41,84 poin, kemudian Kabupaten Mamasa 41,75 poin, diikuti Kabupaten Pasangkayu 41,51 poin, Kabupaten Mamuju 41,24 poin, dan Kabupaten Majene 40,55 poin.
Menurut dia, untuk meningkatkan IMDI maka kompetensi dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan teknologi informasi juga harus ditingkatkan serta mendukung hal-hal positif dan produktif dalam memajukan ekonomi warga.
Selain itu infrastruktur teknologi komunikasi juga harus dibangun karena di Sulbar masih terdapat sekitar 34 persen wilayah yang tercatat sebagai wilayah "blankspot" internet.
Ia mengatakan, pengukuran IMDI ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kompetensi digital masyarakat agar dapat mendorong ekonomi digital yang inklusif.
"IMDI tersebut juga dapat menjadi acuan bagi pemerintah pusat maupun daerah dalam mengambil langkah kebijakan khususnya dalam perencanaan pengembangan SDM talenta digital," katanya.
Ia menyampaikan, dalam era transformasi teknologi saat ini aspek kemampuan publik dalam menggunakan teknologi digital akan menentukan kemajuan digitalisasi di setiap negara.
"Pengukuran IMDI merupakan program Kementerian Komunikasi dan Informatika juga sebagai bahan data dalam memformulasikan kebijakan transformasi digital yang tepat dalam skala nasional, provinsi, maupun kabupaten untuk meningkatkan kemanfaatan teknologi guna mendorong kemajuan dan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Ia menyampaikan, pengukuran IMDI telah dilaksanakan sejak 2022 dengan menggunakan metodologi survei terhadap responden yang dilakukan secara tatap muka melalui penyebaran kuesioner.
Survei dilaksanakan di 514 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia, sementara respondennya terdiri atas individu dan industri dengan tools menggunakan Computer Assisted Personel Interviewing (CAPI).