Makassar (ANTARA) - Pihak keluarga Budi Haryadi yang menjadi salah satu korban pembakaran Kantor DPRD Makassar kini mulai sadar dan pihak meminta dukungan dan doa agar diberikan kesempatan oleh Tuhan melanjutkan kehidupannya.

"Kami mohon doanya semuanya agar anak kami bisa selamat, itu harapan kami," kata Saharuddin Daeng Sarring ayah korban di sela menerima kunjungan manajemen Grab Indonesia di Rumah Sakit Primaya Makassar, Ahad. 

Dari perkembangan terkini, kondisi anaknya sudah mulai merespons, meski demikian belum sepenuhnya sadar karena masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit setempat. 

"Saya tidak melihat langsung, tapi saudaranya menyampaikan. Tadi pagi tiba-tiba keluar kata di mulutnya. Dia bilang, mana HP (ponsel) saya, mau balas chat. Mana anakku, mana motorku, minta diisikan bensin," tutur Daeng Sarring kepada wartawan.

Untuk kondisi korban saat ini, masih merasa sakit pada kaki dan tangannya. Korban juga sudah menjalani x-ray, namun belum sepenuhnya sadar.

"Kalau dikatakan sadar, gimana menjelaskan. Dia hanya tiba-tiba bicara (seperti tadi), jadi kami tidak bisa katakan sadar. Cidera yang dialami malam itu pada bagian kepala, banyak darah keluar dari mulut," ucapnya. 

Daeng Sarring menjelaskan, selain menjadi mitra Grab untuk menambah penghasilan, anaknya juga bertugas sebagai anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di Kantor Kecamatan Ujung Tanah masih berstatus PPPK Paruh Waktu dan masuk kerja pada 2018. 

Malam kejadian, ia diperbantukan bertugas sebagai supir mengantarkan sekaligus mendampingi korban Syaiful (meninggal) Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Kecamatan Ujung Tanah menghadiri rapat paripurna mewakili Camat, di Kantor DPRD Kota Makassar pada Jumat (29/8) malam, tapi tidak ikut rapat. 

Kabar Budi Haryadi meninggal hoaks

Menanggapi banyaknya informasi bahwa anaknya dikabarkan meninggal dunia dalam peristiwa itu, karena melompat dari gedung DPRD Makassar setinggi empat lantai di Jalan Andi Pangeran Pettarani saat kejadian pembakaran, kata dia, menyayangkan informasi hoaks atau sesat tersebut. 

"Kemarin beredar beritanya bahwa korban yang meninggal kebakaran di gedung DPRD itu ada empat orang, termasuk salah satu anak saya. Dari pihak keluarga agak keberatan, minta tolong ini pihak medsos dan pers, harus diluruskan," katanya menekankan. 

"Anak saya sekarang dalam kondisi belum meninggal (masih di rumah sakit). Rata-rata keluarga saya keberatan dibilang meninggal. Saya kira cuma itu (diluruskan informasinya)," ucapnya menambahkan.

Saat ditanyakan apakah pihak pejabat Pemerintah Kota Makassar sudah ada membesuk korban, kata dia, sudah ada dari dari Dinas Kesehatan dan lainnya. Namun, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar belum. Rencana mau datang, tetapi kemungkinan banyak kesibukan jadi belum disempatkan.  

Sebelumnya, insiden pembakaran Kantor DPRD Kota Makassar menelan delapan korban.Tiga orang masing-masing Muhammad Akbar Basri alias Abay Humas DPRD Makassar dan Sarinawati staf DPRD Makassar serta Syaiful Staf Kecamatan Ujung Tanah dinyatakan meninggal dunia, dan lima korban lainnya menderita luka.  
  


Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Riski Maruto
Copyright © ANTARA 2025