Makassar (Antaranews Sulsel) - Universitas Hasanuddin (Unhas) memiliki cara tersendiri dalam melawan terorisme dan radikalisme di kampus melalui lomba Tilawah dan Syahril Qur`an dalam ajang Semarak Ramadhan 2018.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis selaku ketua panitia kegiatan Ramadhan, Dr H Madris di Makassar, Rabu, mengatakan kegiatan semarak Ramadhan ini merupakan ajang untuk melatih dan membina mahasiswa Unhas dalam kegiatan-kegiatan islami
"Kegiatan ini benar-benar syiar Islam dan pembinaan mahasiswa dalam mengisi kegiatan bulan Ramadhan," ujarnya.
Semarak Ramadhan tahun ini menggelar lomba tilawah (pembacaan ayat-ayat suci Al quran) dan Syarhil Qur?an (pidato kandungan Al quran) dengan tema Terorisme dan Radikalisme Musuh Kita Bersama di lantai dasar gedung rektorat Unhas, 30-31 Mei 2018.
Ia menjelaskan, acara ini sebenarnya menjadi kegiatan rutin yang digelar oleh Unhas untuk mempersiapkan mahasiswa Unhas untuk mengikuti lomba tilawah, pidato Islam dan lainnya di tingkat nasional. Namun tahun ini kegiatan tersebut tidak diselenggarakan, sehingga acara semarak Ramadhan ini murni untuk syiar Islam dan pembinaan mahasiswa.
Madris mengatakan, panitia acara mengangkat tema Terorisme dan Radikalisme Musuh Kita Bersama tersebut sebagai respons maraknya praktik teror di tanah air. Terorisme dan radikalisme menjadi masalah yang mengancam stabilitas dan keamanan nasional.
Sehingga, Unhas menganggap penting untuk mengambil tema terorisme dan radikalisme dalam kegiatan ini.
"Terorisme dan radikalisme ini seringkali disalahpahami sebagai jihad oleh kalangan tertentu. Ini yang perlu kita luruskan. Salah satunya melalui kegiatan seperti ini, "katanya.
Menurut salah satu peserta lomba Syarhil atau pidato, Muhammad Riski, terorisme melanggar perikemanusiaan, nilai keadilan, dan tatanan kehidupan. Islam tidak pernah mengajarkan terorisme. Malah, Islam melarang keras terorisme.
"Terorisme dan radikalisme bukan bagian dari Islam, dan Islam bukan terorisme dan radikalisme," kata Muhammad Riski dalam pidatonya.
Riski mengutip salah satu ayat Al Quran, surah Al Maidah ayat 32, untuk menjelaskan betapa terlarangnya praktik terorisme dalam Islam. Dalam ayat itu disebutkan barangsiapa membunuh seseorang bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia.
Sebaliknya, barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan semua manusia.
Gaffar Al Qadri yang juga peserta lomba Syarhil mengatakan dalam pidatonya, praktik terorisme sangat meresahkan umat manusia, khususnya kalangan muslim, karena banyak pelaku teror itu sendiri berasal dari kaum muslim. Sehingga, terorisme dan radikalisme tersebut mendesak diluruskan dan diselesaikan di negara ini. Dia menegaskan "terorisme adalah musuh kita bersama."
Semarak Ramadhan tersebut diikuti oleh 52 peserta mahasiswa, 23 orang mengikuti lomba syarhil atau pidato islami, dan 29 peserta lomba tilawah. Untuk hari ini, kegiatan akan difokuskan pada lomba syarhil, dan esok harinya lomba tilawah yang diakhiri dengan acara buka puasa bersama.
Berita Terkait
Polri ungkap delapan tersangka JI Sulteng terlatih dan miliki jabatan
Jumat, 19 April 2024 15:23 Wib
Kapolri: Ada 18 tersangka teroris ditangkap jelang Natal
Minggu, 24 Desember 2023 19:20 Wib
Densus 88 Antiteror mengamankan dua warga terduga teroris di Sukoharjo Jawa Tengah
Kamis, 14 Desember 2023 13:31 Wib
Paus Fransiskus menyebut serangan Israel di Gaza "terorisme"
Jumat, 1 Desember 2023 14:37 Wib
Moeldoko: Gerakan terorisme di Indonesia masih ada di tengah euforia politik Pemilu 2024
Kamis, 9 November 2023 14:44 Wib
Polri: 17 dari 27 terduga teroris kelompok Anshor Daulah ditangkap di Jawa Barat
Jumat, 27 Oktober 2023 15:30 Wib
BNPT melibatkan masyarakat desa deteksi dini radikalisme dan terorisme
Jumat, 20 Oktober 2023 10:09 Wib
PKK Makassar dorong perlindungan kepada anak korban jaringan terorisme
Minggu, 8 Oktober 2023 5:53 Wib