Mamuju (Antaranews Sulsel) - Investor Jepang menjajaki kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, di sektor biofuel atau bahan bakar bersumberkan tumbuhan tertentu.
Pada pekan Jumat pekan lalu, salah satu investor dari Jepang dengan sejumlah OPD Pemprov Sulbar membahas peluang kerja sama, di antaranya, pengembangan biofuel," kata Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan Sulbar Muh Hamzah, Senin.
Bila terealisasi ini akan menjadi peluang sangat besar bagi kemajuan Sulbar, ujar Hamzah.
Selain itu lanjutnya, telah terdapat komoditas unggulan prioritas yang akan dikembangkan karena dinilai mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membawa manfaat besar bagi masyarakat Sulbar.
Ia menambahkan, tidak sedikit calon investor asing berkunjung ke Sulbar dan menjajaki kerja sama, tetapi semuanya hilang begitu saja tidak ada kelanjutannya.
Muh Hamzah mengatakan, khusus dengan calon investor dari Jepang pembahasan lanjutan akan dilakukan dua bulan mendatang.
Sebagai langkah awal pihaknya segera menyusun dan merumuskan draf kesepakapatan dengan calon investor dari Jepang dan segera melaporkan kepada Gubernur Sulbar terkait rapat pembahasan bahan bakar berbasis tumbuhant.
"Berdasarkan pertemuan tersebut terdapat beberapa komoditas yang sangat bagus, tetapi paling tidak untuk tahap awal kita mengembangkan satu komoditas unggulan terlebih dahulu," papar Hamzah.
Sebelumnya, Konsultan Jepang, Ashari Sastra saat melakukan pertemuan dengan sejumlah OPD di lingkup Pemprov Sulbar mengatakan, pihaknya bermaksud menjajaki kerja sama di sektor biofuel dengan tumbuhan pengembangan baru yaitu Ponggamia pinnata, sebagai? salah satu alternatif energi masa depan.
Sulawesi Barat merupakan daerah yang sedang mengalami perkembangan yang memiliki sumber daya alam yang masih terjaga dengan baik, katanya.
"Hal tersebut menjadi peluang besar bagi investor dari luar negeri. Kami juga memiliki akses kepada Pemprov Sulbar sehingga pada hari ini bisa diperkenalkan terkait potensi Sulbar yang sangat baik maka kami anggap Sulbar pilihan yang sangat cocok," kata Ashari.
Biofuel, kata dia, memiliki beberapa komoditas unggul selain ponggamia yang sangat mudah dalam proses panen dan bisa hidup di daerah yang sulit dalam kondisi kering maupun curah hujan yang lebat, juga terdapat Jatro park atau tanaman jarak (jarak pagar), Palm oil atau Acbo dan Solgam dengan keunggulan masing-masing.
"Bibitnya langsung dibawa dari Jepang dan sumber lain dari Australia karena di sana sudah mengembangkan jenis tanaman ini," sebut Ashari.
IOB Infrasruktur Bidang Usaha Terpusat Energi Bioenergi dan SDA Jepang, Hayashi Ayabu mengatakan bahwa di Negeri Sakura telah terjadi shif penggunaan bahan bakar yang berasal dari tumbuhan komoditas unggulan yang tergabung dalam bayo mhas?atau dikenal biofuel ponggamia yang sangat menjanjikan dalam bisnis energi bahan bakar pesawat.
"Indonesia memiliki sumber daya besar, maka Jepang mengharapkan kerja sama tersebut dapat terbangun," ungkap Hayashi.
Berita Terkait
Kesbangpol Sulbar mengantisipasi potensi kerawanan jelang Idul Fitri
Jumat, 29 Maret 2024 18:46 Wib
Sulbar siapkan regulasi jasa konstruksi untuk keselamatan pekerja
Jumat, 29 Maret 2024 18:44 Wib
DPRD dan Pemprov Sulbar matangkan Ranperda RTRW
Jumat, 29 Maret 2024 18:35 Wib
Bawaslu Sulbar memperkuat pemahaman regulasi hadapi PHPU
Kamis, 28 Maret 2024 23:26 Wib
Bawaslu Sulbar mengevaluasi pelaksanaan pemilu
Kamis, 28 Maret 2024 2:24 Wib
DPRD Sulbar menyusun Ranperda kemudahan berinvestasi
Kamis, 28 Maret 2024 2:23 Wib
Sinergisitas pemprov dan DPRD menghasilkan 24 penghargaan untuk Sulbar
Rabu, 27 Maret 2024 20:42 Wib
Bawaslu Sulbar meningkatkan kapasitas pengawas hadapi pilkada serentak
Rabu, 27 Maret 2024 1:48 Wib