HSBC- PSF Universitas Sampoerna gelar semiloka keuangan perbankan
Sejak tiga tahun terakhir kami berkolaborasi dan bersinergi dengan PSF dan Sampoerna University guna menginisiasi berbagai program edukasi keuangan dan perbankan yang menyasar agen kunci pertumbuhan ekonomi daerah, yaitu para pelajar, dosen, dan komu
Makassar (Antaranews Sulsel) - Bank HSBC Indonesia dan Putera Sampoerna Foundation (PSF) melalui Sampoerna University menyelenggarakan Seminar dan Lokakarya (Semiloka) keuangan dan perbankan bertajuk 'Memperkuat Sinergi Tripartit Perguruan Tinggi untuk pembangunan' di Kota Makassar, Rabu.
Kegiatan tersebut merupakan inisiatif yang menjadi bagian dari program edukasi keuangan jangka panjang HSBC, PSF dan Sampoerna University, khususnya di wilayah bagian timur Indonesia.
Head of Corporate Sustainability HSBC Indonesia, Nuni Sutyoko, menjelaskan kegiatan tersebut sebagai bentuk pemahaman serta akses terhadap produk dan jasa keuangan yang berperan penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Sejak tiga tahun terakhir kami berkolaborasi dan bersinergi dengan PSF dan Sampoerna University guna menginisiasi berbagai program edukasi keuangan dan perbankan yang menyasar agen kunci pertumbuhan ekonomi daerah, yaitu para pelajar, dosen, dan komunitas lokal di berbagai wilayah di Indonesia," paparnya.
Nuni menambahkan bahwa ini merupakan cerminan komitmen HSBC untuk senantiasa mendorong bisnis yang berkesinambungan dengan membangun masyarakat dari segi sosial, lingkungan, dan ekonomi di manapun HSBC berada.
"Program edukasi keuangan ini merupakan kolaborasi strategis antara institusi pendidikan dan praktisi industri dalam menjawab berbagai tantangan di sektor keuangan dan perbankan. Semoga turut menciptakan efek domino terhadap kesejahteraan masyarakat serta berkontribusi pada percepatan ekonomi di Sulsel, khususnya Kota Makassar," ujar Nuni.
Kegiatan Semikola ini terbagi menjadi dua bagian utama. Pertama, kuliah umum mengenai karir dan pengelolaan keuangan untuk para mahasiwa yang diselenggarakan pada tanggal 4 September 2018 di Universitas Hasanuddin (Unhas).
Kedua, program pengabdian masyarakat untuk masyarakat lokal binaan kampus yang akan dilaksanakan pada 5 September 2018 bertempat di Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Nitro. Dalam semiloka tersebut, Sampoerna University bertanggung jawab sebagai perencana dan penyusun kurikulum.
Project Manager Program Kerja Sama HSBC-PSF sekaligus ekonom dari Sampoerna University, Wahyoe Soedarmono pada kesempatan itu mengemukakan, melalui kegiatan ini, para mahasiswa diharapkan mampu meningkatkan kapasitas dan wawasannya agar siap menghadapi tuntutan dunia kerja.
"Bagi masyarakat binaan, khususnya pelaku UMKM dan ibu rumah tangga dapat diberdayakan sehingga mampu lebih bijak dalam mengelola keuangan keluarga dan usaha," katanya.
Berdasarkan pengalaman HSBC bersama PSF dan Sampoeena University melalui berbagai program edukasi lain yang diselenggarakan sebelumnya, perkembangan literasi dan inklusi keuangan di Sulsel yang sudah makin membaik.
Kendati demikian, sebut Wahyoe, agar dapat secara berkelanjutan memperkuat literasi dan inklusi keuangan di wilayah Sulsel masih diperlukan sinergi dan kolaborasi dari dunia akademisi, praktisi industri dan pemerintah.
Selain itu, sektor jasa keuangan lokal terus tumbuh dengan pesat. Sementara masih banyak masyarakat yang belum memiliki pemahaman cukup mengenai produk dan jasa keuangan. Inilah yang perlu didorong secara bersama-sama.
"Saya berharap melalui semiloka ini masyarakat khususnya mahasiswa dapat memahami lebih jauh relevansi pemahaman dan inklusi keuangan terhadap perencanaan masa depan mereka," ucap Wahyoe menjelaskan.
Program edukasi keuangan yang diselenggarakan HSBC bersama PSF dan Sampoerna University senantiasa mengusung nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Selain Semiloka, lanjut Nuni, sebagai bagian dari rangkaian program HSBC Indonesia Membina juga diselenggarakan pula program Training for Trainers (TOT) bagi para dosen di bidang keuangan dan perbankan selama tiga hari ?pada 3-6 September 2018 nantinya.
Sebanyak 150 dosen di bidang keuangan dan perbankan serta bankir muda dari wilayah Sulawesi dan Maluku akan dihadirkan untuk mendapatkan pelatihan lewat modul kompetensi terkini, juga merupakan modul inovasi keuangan digital pertama yang pernah dibuat di Indonesia.
Modul berfokus pada tiga topik mutakhir di bidang keuangan dan perbankan modern, yaitu microfinance, wealth management dan finansial teknologi
Kota Makassar, kata dia, merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan perkembangan ekonomi yang cukup signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Sulsel tahun 2017, tercatat ekonomi Sulsel tumbuh 7,3 persen dan berada pada peringkat kedua nasional setelah Provinsi Maluku Utara.
Pembangunan infrastruktur yang terus berkembang, terutama di sektor keuangan dan perbankan, memunculkan kebutuhan akan SDM lokal yang berkualitas dalam memimpin dan mengelola industri, apalagi untuk menghadapi tantangan dan peluang di tengah tumbuhnya berbagai inovasi digital di bidang keuangan dan perbankan.
"Seiring dengan perkembangan teknologi, industri keuangan dan perbankan terus bertansformasi. Lewat modul pelatihan ini, kami berharap perguruan tinggi lokal mampu beradaptasi dengan perkembangan pesatnya industri keuangan dan perbankan modern, agar dapat mencetak lebih banyak bankir-bankir di masa depan berkompetensi dan memiliki spesialisasi khusus," ungkap Nuni menambahkan.
Kegiatan tersebut merupakan inisiatif yang menjadi bagian dari program edukasi keuangan jangka panjang HSBC, PSF dan Sampoerna University, khususnya di wilayah bagian timur Indonesia.
Head of Corporate Sustainability HSBC Indonesia, Nuni Sutyoko, menjelaskan kegiatan tersebut sebagai bentuk pemahaman serta akses terhadap produk dan jasa keuangan yang berperan penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Sejak tiga tahun terakhir kami berkolaborasi dan bersinergi dengan PSF dan Sampoerna University guna menginisiasi berbagai program edukasi keuangan dan perbankan yang menyasar agen kunci pertumbuhan ekonomi daerah, yaitu para pelajar, dosen, dan komunitas lokal di berbagai wilayah di Indonesia," paparnya.
Nuni menambahkan bahwa ini merupakan cerminan komitmen HSBC untuk senantiasa mendorong bisnis yang berkesinambungan dengan membangun masyarakat dari segi sosial, lingkungan, dan ekonomi di manapun HSBC berada.
"Program edukasi keuangan ini merupakan kolaborasi strategis antara institusi pendidikan dan praktisi industri dalam menjawab berbagai tantangan di sektor keuangan dan perbankan. Semoga turut menciptakan efek domino terhadap kesejahteraan masyarakat serta berkontribusi pada percepatan ekonomi di Sulsel, khususnya Kota Makassar," ujar Nuni.
Kegiatan Semikola ini terbagi menjadi dua bagian utama. Pertama, kuliah umum mengenai karir dan pengelolaan keuangan untuk para mahasiwa yang diselenggarakan pada tanggal 4 September 2018 di Universitas Hasanuddin (Unhas).
Kedua, program pengabdian masyarakat untuk masyarakat lokal binaan kampus yang akan dilaksanakan pada 5 September 2018 bertempat di Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Nitro. Dalam semiloka tersebut, Sampoerna University bertanggung jawab sebagai perencana dan penyusun kurikulum.
Project Manager Program Kerja Sama HSBC-PSF sekaligus ekonom dari Sampoerna University, Wahyoe Soedarmono pada kesempatan itu mengemukakan, melalui kegiatan ini, para mahasiswa diharapkan mampu meningkatkan kapasitas dan wawasannya agar siap menghadapi tuntutan dunia kerja.
"Bagi masyarakat binaan, khususnya pelaku UMKM dan ibu rumah tangga dapat diberdayakan sehingga mampu lebih bijak dalam mengelola keuangan keluarga dan usaha," katanya.
Berdasarkan pengalaman HSBC bersama PSF dan Sampoeena University melalui berbagai program edukasi lain yang diselenggarakan sebelumnya, perkembangan literasi dan inklusi keuangan di Sulsel yang sudah makin membaik.
Kendati demikian, sebut Wahyoe, agar dapat secara berkelanjutan memperkuat literasi dan inklusi keuangan di wilayah Sulsel masih diperlukan sinergi dan kolaborasi dari dunia akademisi, praktisi industri dan pemerintah.
Selain itu, sektor jasa keuangan lokal terus tumbuh dengan pesat. Sementara masih banyak masyarakat yang belum memiliki pemahaman cukup mengenai produk dan jasa keuangan. Inilah yang perlu didorong secara bersama-sama.
"Saya berharap melalui semiloka ini masyarakat khususnya mahasiswa dapat memahami lebih jauh relevansi pemahaman dan inklusi keuangan terhadap perencanaan masa depan mereka," ucap Wahyoe menjelaskan.
Program edukasi keuangan yang diselenggarakan HSBC bersama PSF dan Sampoerna University senantiasa mengusung nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Selain Semiloka, lanjut Nuni, sebagai bagian dari rangkaian program HSBC Indonesia Membina juga diselenggarakan pula program Training for Trainers (TOT) bagi para dosen di bidang keuangan dan perbankan selama tiga hari ?pada 3-6 September 2018 nantinya.
Sebanyak 150 dosen di bidang keuangan dan perbankan serta bankir muda dari wilayah Sulawesi dan Maluku akan dihadirkan untuk mendapatkan pelatihan lewat modul kompetensi terkini, juga merupakan modul inovasi keuangan digital pertama yang pernah dibuat di Indonesia.
Modul berfokus pada tiga topik mutakhir di bidang keuangan dan perbankan modern, yaitu microfinance, wealth management dan finansial teknologi
Kota Makassar, kata dia, merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan perkembangan ekonomi yang cukup signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Sulsel tahun 2017, tercatat ekonomi Sulsel tumbuh 7,3 persen dan berada pada peringkat kedua nasional setelah Provinsi Maluku Utara.
Pembangunan infrastruktur yang terus berkembang, terutama di sektor keuangan dan perbankan, memunculkan kebutuhan akan SDM lokal yang berkualitas dalam memimpin dan mengelola industri, apalagi untuk menghadapi tantangan dan peluang di tengah tumbuhnya berbagai inovasi digital di bidang keuangan dan perbankan.
"Seiring dengan perkembangan teknologi, industri keuangan dan perbankan terus bertansformasi. Lewat modul pelatihan ini, kami berharap perguruan tinggi lokal mampu beradaptasi dengan perkembangan pesatnya industri keuangan dan perbankan modern, agar dapat mencetak lebih banyak bankir-bankir di masa depan berkompetensi dan memiliki spesialisasi khusus," ungkap Nuni menambahkan.