Bagir Manan: pers bertanggung jawab kepada publik
"Konsekuensi memilih pekerjaan pers adalah pengabdian kepada publik...
Mamuju (Antaranews Sulsel) - Mantan Ketua Dewan Pers Prof Bagir Manan menyatakan pers dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada publik atau masyarakat.
"Konsekuensi memilih pekerjaan pers adalah pengabdian kepada publik. Jadi, tanamkanlah kalau bekerja sebagai wartawan adalah bekerja untuk publik," kata Bagir Manan pada workshop dan sosialisasi yang diselenggarakan Dewan Pers melalui program Bakti untuk Negeri Pengembangan Ekosistem Pers melalui Pembangunan Infrastruktur Teknologi Informasi (IT) yang dilaksanakan di D`Maleo Hotel Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, Kamis.
Selain Bagir Manan, workshop dan sosialisasi dengan tema Peran Pers dalam Mendorong Pemilu yang Berkualitas itu juga menghadirkan dua narasumber lainnya, yakni anggota Dewan Pers Imam Wahyudi serta Komisioner KPU Sulbar Adi Arwan Alimin.
Saat ini lanjut Bagir Manan, dibutuhkan kerja keras dan komitmen yang kuat, baik pekerja pers/wartawan maupun perusahaan pers untuk mengimbangi informasi hoaks atau berita bohong yang tersebar melalui media sosial.
Perkembangan teknologi informasi lanjut mantan Ketua Mahkamah Agung periode 2001-2008 itu membuat tantangan dunia pers semakin berat.
Belum lagi tambanya, tumbuh suburnya media abal-abal yang dapat menggerus kepercayaan masyarakat terhadap pers yang bekerja secara profesional.
"Ini tentu menjadi tantangan bagi dunia pers. Jadi, bagi yang sudah memilih profesi sebagai wartawan tentu konsekuensinya adalah pengabdian kepada publik," ujarnya.
Pekerjaan jurnalistik menurut Bagir Manan merupakan pekerjaaan yang didorong oleh idealisme.
"Pekerjaan wartawan itu adalah pekerjaan profesional. Ada beberapa ciri pekerjaan profesional, pertama sangat diharapkan mempunyai keahlian, keterampilan dan selalu menempatkan etika dalam menjalankan pekerjaannya. Itulah yang membedakan wartawan yang profesional dengan media abal-abal maupun informasi yang tersebar melalui media sosial," jelasnya.
"Jadi, wartawan harus tetap menjaga profesionalitas dengan berpijak pada kode etik yang mempunyai tanggung jawab individual, yakni pada dirinya sendiri dan tanggung jawab keluar atau sosial," kata Bagir Manan.
Sementara, pemateri dari Dewan Pers Imam Wahyudi memaparkan perkembangan teknologi yang saat ini tengah dibangun pemerintah.
Ketua Komisi Pengaduan Masyarakat dan Penegakan Etika Pers itu menyampaikan bahwa dampak dari perkembangan teknologi tersebut membuka peluang bagi setiap individu untuk berkompetisi.
"Kalau dulu, pengusaha bisa sukses jika punya koneksi di pemerintahan. Tetapi, dengan perkembangan teknologi yang saat ini tengah dibangun pemerintah, setiap individu dapat sukses," kata Imam Wahyudi.
Ia juga menyampaikan sejumlah persyaratan dan prosedur yang harus dipenuhi perusahaan pers untuk mendapatkan legalitas dari Dewan Pers.
Sedangkan Komisioner KPU Sulbar Adi Arwan Irawan menyampaikan pentingnya peran pers dalam menyukseskan pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden secara langsung pada 2019.
"Pers sangat berperan dalam mengedukasi masyarakat untuk menggunakan hak politiknya serta membangun demokrasi. Jadi, kami berharap teman-teman pers terus menjaga komitmennya dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya pada Pileg dan Pilpres 2019," kata Adi Arwan.
"Konsekuensi memilih pekerjaan pers adalah pengabdian kepada publik. Jadi, tanamkanlah kalau bekerja sebagai wartawan adalah bekerja untuk publik," kata Bagir Manan pada workshop dan sosialisasi yang diselenggarakan Dewan Pers melalui program Bakti untuk Negeri Pengembangan Ekosistem Pers melalui Pembangunan Infrastruktur Teknologi Informasi (IT) yang dilaksanakan di D`Maleo Hotel Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, Kamis.
Selain Bagir Manan, workshop dan sosialisasi dengan tema Peran Pers dalam Mendorong Pemilu yang Berkualitas itu juga menghadirkan dua narasumber lainnya, yakni anggota Dewan Pers Imam Wahyudi serta Komisioner KPU Sulbar Adi Arwan Alimin.
Saat ini lanjut Bagir Manan, dibutuhkan kerja keras dan komitmen yang kuat, baik pekerja pers/wartawan maupun perusahaan pers untuk mengimbangi informasi hoaks atau berita bohong yang tersebar melalui media sosial.
Perkembangan teknologi informasi lanjut mantan Ketua Mahkamah Agung periode 2001-2008 itu membuat tantangan dunia pers semakin berat.
Belum lagi tambanya, tumbuh suburnya media abal-abal yang dapat menggerus kepercayaan masyarakat terhadap pers yang bekerja secara profesional.
"Ini tentu menjadi tantangan bagi dunia pers. Jadi, bagi yang sudah memilih profesi sebagai wartawan tentu konsekuensinya adalah pengabdian kepada publik," ujarnya.
Pekerjaan jurnalistik menurut Bagir Manan merupakan pekerjaaan yang didorong oleh idealisme.
"Pekerjaan wartawan itu adalah pekerjaan profesional. Ada beberapa ciri pekerjaan profesional, pertama sangat diharapkan mempunyai keahlian, keterampilan dan selalu menempatkan etika dalam menjalankan pekerjaannya. Itulah yang membedakan wartawan yang profesional dengan media abal-abal maupun informasi yang tersebar melalui media sosial," jelasnya.
"Jadi, wartawan harus tetap menjaga profesionalitas dengan berpijak pada kode etik yang mempunyai tanggung jawab individual, yakni pada dirinya sendiri dan tanggung jawab keluar atau sosial," kata Bagir Manan.
Sementara, pemateri dari Dewan Pers Imam Wahyudi memaparkan perkembangan teknologi yang saat ini tengah dibangun pemerintah.
Ketua Komisi Pengaduan Masyarakat dan Penegakan Etika Pers itu menyampaikan bahwa dampak dari perkembangan teknologi tersebut membuka peluang bagi setiap individu untuk berkompetisi.
"Kalau dulu, pengusaha bisa sukses jika punya koneksi di pemerintahan. Tetapi, dengan perkembangan teknologi yang saat ini tengah dibangun pemerintah, setiap individu dapat sukses," kata Imam Wahyudi.
Ia juga menyampaikan sejumlah persyaratan dan prosedur yang harus dipenuhi perusahaan pers untuk mendapatkan legalitas dari Dewan Pers.
Sedangkan Komisioner KPU Sulbar Adi Arwan Irawan menyampaikan pentingnya peran pers dalam menyukseskan pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden secara langsung pada 2019.
"Pers sangat berperan dalam mengedukasi masyarakat untuk menggunakan hak politiknya serta membangun demokrasi. Jadi, kami berharap teman-teman pers terus menjaga komitmennya dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya pada Pileg dan Pilpres 2019," kata Adi Arwan.