Mamuju (Antaranews Sulsel) - Aktivitas masyarakat di Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat pascagempa berkekuatan 5,5 magnitudo pada Selasa dinihari (6/11) sekitar pukul 02. 35 WITA, belum normal.
"Sampai hari ini, aktivitas masyarakat di Kabupaten Masasa khususnya di kota belum sepenuhnya normal karena masih banyak yang mengungsi. Memang, kantor-kantor pemerintah tetap berjalan tetapi banyak pegawai yang belum masuk kantor karena sebagian masih berada di pengungsian," kata Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mamasa saat dihubungi dari Mamuju, Rabu sore.
Selain aktivitas perkantoran yang belum normal, proses belajar mengajar di Kabupaten Mamasa juga lanjut Asri Thomas masih diliburkan.
Ia menyatakan, gempa berkekuatan 5,5 magnitudo yang mengguncang Kabupaten Mamasa tidak sampai berdampak parah pada sejumlah bangunan dan infrastruktur di daerah itu.
Hanya ada beberapa bangunan dan gedung kata dia, yang mengalami retak namun tidak terlalu parah.
"Hanya ada beberapa keretakan karena struktur bangunan yang tidak memenuhi standar. Ada juga candi di salah satu gereja yakni di ujung candi, ada beberapa keramik dinding di bagian depan yangi jatuh, tetapi tidak membahayakan," terang Asri Thomas.
Begitupun dengan infrastruktur seperti jalan dan fasilitas umum lainnya lanjut dia, juga tidak mengalami kerusakan.
"Kami sudah mengecek dan tidak ada infrastruktur yang rusak akibat gempa berkekuatan 5,5 magnitudo kemarin (Selasa). Jadi, hanya warga yang panik karena masih seringnya terjadi gempa susulan dan adanya informasi hoaks yang beredar melalui media sosial," kata Asri Thomas.
Warga yang mengungsi di Kecamatan Mamasa kata Asri Thomas berpusat di lapangan sepak bola setempat serta membangun tenda di samping rumah-rumah warga.
"Yang membuat orang mengungsi karena berkali-kali terjadi gempa susulan apalagi banyak informasi hoaks sehingga masyarakat menjadi takut. Selain di lapangan sepak bola Mamasa, banyak juga warga yang membangun tenda di samping rumah mereka," tutur Asri Thomas.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian BPBD Mamasa Daud Sattu mengatakan, jumlah pengungsi gempa di daerah itu mencapai 10.646 orang yang tersebar di beberapa kecamatan dan terbanyak di Kecamatan Sumarorong dengan jumlah pengungsi mencapai 5.300 orang.
Saat ini kata Daud Sattu, yang sangat dibutuhkan para pengungsi yakni, mi instan dan air bersih.
"Warga yang mengungsi sangat membutuhkan makanan cepat saji seperti mi instan serta air bersih. Aktivitas perkantoran berangsur pulih sementara kegiatan belajar mengajar memang masih libur," kata Daud Sattu.
Berita Terkait
Polres Sidrap terus berupaya berikan rasa aman kepada masyarakat
Rabu, 24 April 2024 19:28 Wib
PJ Gubernur Sulbar mengapresiasi masyarakat usai kunjungan Jokowi lancar
Rabu, 24 April 2024 13:36 Wib
Polisi: Penangkapan selebgram terkait narkoba berkat laporan masyarakat
Rabu, 24 April 2024 9:16 Wib
Gubernur : Kunjungan Presiden Jokowi kebanggaan masyarakat Sulbar
Selasa, 23 April 2024 12:47 Wib
Pemkot dan PKK Makassar mendorong masyarakat bangun keluarga berkualitas
Selasa, 23 April 2024 11:03 Wib
Pemprov Sulbar ajak masyarakat di Pasangkayu gemar membaca
Selasa, 23 April 2024 6:41 Wib
Pemkab Selayar mengajak masyarakat jagabumi dengan tanam pohon
Senin, 22 April 2024 19:25 Wib
Sulbar terus berupaya tingkatkan IPM wujudkan masyarakat sehat cerdas
Sabtu, 20 April 2024 11:38 Wib