Mamuju (Antaranews Sulsel) - Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal Masdar mengatakan, budaya lokal yang menjadi jati diri bangsa Indonesia jangan sampai terkikis oleh era globalisasi.
"Era globalisasi memiliki dampak positif bagi sebuah negara. Di lain hal juga berdampak negatif bagi tradisi masyarakat yang dapat mengikis jati diri bangsa, khususnya sruktur budaya lokal," kata Ali Baal Masdar, Jumat.
"Budaya kita jangan pernah diubah. Jangan karena ingin mengikuti kehidupan modern, maka semua hal harus dirubah. Mari jaga budaya kita," tambahnya.
Melestarikan budaya daerah menurut Gubernur, diperlukan seminar pembahasan, demi memantapkan pengembangan budaya dalam kehidupan sehari-hari, baik masyarakat pesisir maupun masyarakat di daerah pegunungan.
"Tidak akan bisa maju sebuah pariwisata tanpa adanya budaya yang baik," tutur Ali Baal Masdar.
Ia mengatakan, perjalanan sejarah suatu daerah sangat perlu tercatat dan tertata dengan baik, sehingga warisan para pendahulu dapat sampai dan tetap terjaga hingga ke anak dan cucu generasi bangsa.
"Alangkah lucunya, kalau anak cucu kita belajar budaya di luar negeri, seperti Belanda dan Amerika," ucapnya.
Agar hal tersebut dapat tercapai, maka Gubernur berharap segala bentuk kejadian sejarah kehidupan di Sulbar, dapat terjabar dalam perumusan sejarah yang memiliki sumber yang sangat terpercaya, sehingga program kebudayaan lokal dapat sukses sesuai keinginan bersama.
"Budaya merupakan warisan nenek moyang yang tidak hanya dimiliki oleh para bangsawan atau turunan kerajaan, tetapi semua masyarakat berhak atas warisan budaya tersebut," ujar Ali Baal Masdar.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulbar, Arifuddin Toppo mengatakan, pemerintah setempat telah melaksanakan Rapat Koordinasi Pokok Fikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Provinsi Sulbar.
"Rapat koordinasi tersebut, sebagai acuan dan data dalam persentase yang akan dirumuskan di Jakarta pada 5-9 Desember 2018," kata Arifuddin Toppo.
Ia menjelaskan, Undang-undang Nomor 17 tentang Pemajuan Kebudayaan, telah melahirkan rumusan budaya lokal, sehingga Sulbar mendapat apresiasi yang sangat baik sebagai provinsi pertama yang telah menyerahkan pokok pikirannya.
Selain itu lanjutnya, terdapat beberapa kendala bagi beberapa kabupaten, yaitu kurangnya anggaran dan kurangnya koordinasi informasi yang akurat dari dinas terkait dalam menyukseskan program tersebut.
"Berbicara budaya berarti kita berbicara tentang penyelamatan generasi penerus kita," tutur Arifuddin Toppo.
Berita Terkait
Penjabat Gubernur Sulbar melanjutkan capaian pembangunan era Ali Baal
Kamis, 19 Mei 2022 14:18 Wib
Gubernur Sulbar ajak generasi muda mencintai olahraga
Senin, 9 Mei 2022 1:08 Wib
Gubernur Sulbar pamit jelang berakhirnya masa jabatannya
Jumat, 6 Mei 2022 3:00 Wib
Pemprov Sulbar salurkan dana hibah lembaga keagamaan sebesar Rp19,6 miliar
Jumat, 29 April 2022 11:08 Wib
Sulawesi Barat ekspor 25 ton sapu lidi ke India
Jumat, 22 April 2022 20:10 Wib
Pemprov Sulbar tingkatkan harkat dan martabat penyandang masalah sosial
Selasa, 19 April 2022 14:31 Wib
Gubernur dorong SDM Sulbar miliki daya saing tinggi di bidang industri
Selasa, 12 April 2022 17:23 Wib
Gubernur harap pembangunan Sulbar konsisten pada dokumen RPD 2023-2026
Selasa, 12 April 2022 14:09 Wib