Teheran, Iran (Antara/IRNA-OANA) - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dalam satu pesan merujuk kepada serangan teror di Iran Selatan dan berikrar akan menghukum para pelaku teror.
"Pelaku teror yang didukung negara asing menewaskan dan melukai orang yang tak bersalah di Chabahar. Sebagaimana telah kami jelaskan pada masa lalu, kejahatan semacam itu takkan berlalu tanpa hukuman: Pada 2010, personel dinas keamanan kita mencegat dan menangkap kaum ekstrem yang sedang dalam perjalanan dari UAE. Catat kata-kata saya: Iran akan menyeret pelaku teror dan majikan mereka ke pengadilan," kata Zarif dalam cuitannya pada Kamis, sebagaimana dilaporkan IRNA --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis malam.
Satu sumber yang tak ingin disebutkan jatidirinya mengatakan pengemudi satu van yang berisi peledak berusaha menerobos ke dalam markas polisi di Chabahar. Tapi polisi "dengan gagah berani dan cukup cekatan" bertindak tepat pada waktunya serta mencegah ia melakukan keinginannya.
Pembom bunuh diri tersebut kemudian meledakkan dirinya sekitar pukul 09.55 waktu setempat, Kamis, dan menewaskan dirinya sendiri serta dua polisi, kata sumber itu.
Direktur Jenderal Urusan Perbatasan di Kementerian Dalam Negeri Shahriar Haidari pada Kamis juga mengatakan situasi keamanan di Kota Chabahar terkendali dan normal.
Ia mengatakan kepada Kantor Berita Republik Islam Iran (IRNA) bahwa pelaku teror ingin meledakkan markas polisi dengan vannya. Tapi reaksi tepat waktu oleh para petugas tidak memungkinkan dia melakukan keinginannya dan kemudian ia meledakkan mobilnya.
Unsur teror itu adalah satu orang, yang tewas, tapi tak ada kelompok yang mengaku bertanggung-jawab atas operasi tersebut. Haidari mengatakan dua polisi gugur dan sejumlah orang lagi cedera.
Ia juga membantah laporan dan desas-desus berkaitan dengan gugurnya komandan polisi Chabahar.
Menurut laporan media setempat, suara baku-tembak terdengar di lokasi ledakan itu.
Provinsi Sistan dan Baluchestan di Iran Tenggara, yang berbaasan dengan Pakistan, telah menjadi ajang bentrokan mematikan antara personel pasukan keamanan Iran dan kelompok gerilyawan garis keras selama beberapa tahun belakangan.
Pada 16 Oktober, 14 prajurit keamanan Iran diculik oleh satu kelompok bersenjata di daerah perbatasan Mirjaveh di bagian tenggara negeri itu dan dibawa ke wilayah Pakistan. Pada 22 November, lima penjaga yang diculik dibebaskan dan kembali ke Iran.
Berita Terkait
Pemimpin Korut Kim Jong Un sampaikan belasungkawa kutuk serangan teror di Moskow
Minggu, 24 Maret 2024 20:46 Wib
Serangan teror di Kota Kerman Iran adalah bom bunuh diri
Jumat, 5 Januari 2024 15:07 Wib
Kepala BNPT: Tren serangan aksi teror di Indonesia menurun
Rabu, 5 Juli 2023 17:58 Wib
Kisah teror arwah jahat dalam sebuah boneka di film horor "Spirit Doll"
Kamis, 1 Juni 2023 6:36 Wib
Panglima TNI terapkan peningkatan operasi siaga tempur di daerah rawan teror di Papua
Selasa, 18 April 2023 13:37 Wib
Densus 88 Antiteror terlibat tembak-menembak dalam penggerebekan teroris di Lampung
Kamis, 13 April 2023 12:10 Wib
Pengamat: Teror KKB menghambat pembangunan kesejahteraan warga Papua
Sabtu, 18 Maret 2023 13:03 Wib
Pengamat: Putusan penundaan Pemilu 2024 jadi teror hukum ancam demokrasi
Jumat, 3 Maret 2023 14:55 Wib