Mamuju (Antaranews Sulsel) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Barat, Dadal Angkoro mengatakan, perekonomian daerah itu pada triwulan ketiga tahun 2018 mampu tumbuh hingga 7,9 persen.
"Perekonomian Sulbar mampu tumbuh 7,9 persen pada triwulan tiga 2018, dengan inflasi yang rendah dan stabil," kata Dadal Angkoro, Jumat.
Tahun ini kata Dadal Angkoro, merupakan tahun yang penuh tantangan, sebab perekonomian global tumbuh tidak merata dan penuh ketidak pastian.
"Hal ini mungkin masih akan berlanjut sampai tahun depan, dengan ekonomi global yang tidak pasti. Kita perlu sinergi untuk memperkuat ketahanan dalam menghadapi dampak kelambatan global, sembari menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di dalam negeri," papar Dadal Angkoro.
Sedangkan untuk Sulbar sendiri lanjutnya, sebagai daerah yang baru berkembang, daerah itu telah mampu melalui kondisi yang tidak pasti itu dengan cukup baik.
Hal tersebut tambah Dadal Angkoro, semakin meningkatkan peran Sulbar dalam perekonomian nasional serta telah menunjukkan ketahanannya dalam menghadapi hambatan global dengan stabilitas yang terjaga dan momentum pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut.
"Prospek ekonomi daerah ini akan lebih baik pada 2019 dan akan semakin lebih baik lagi dalam jangka menengah panjang. Kunci dari semua itu adalah sinergi kebijakan ekonomi Sulbar antara pemprov, pemkab, BI dan seluruh otoritas, maupun instansi lainnya yang ada di Sulbar," terang Dadal Angkoro.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sulbar Enny Anggraeni Anwar mengajak seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) dan pemkab, untuk berkolaborasi dengan Bank Indonesia, dalam mempercepat pembangunan daerah itu.
"Mari kita bersinergi untuk memperkuat ketahanan dan pertumbuhan ekonomi Sulbar, demi mewujudkan pembangunan yang maju dan `malaqbiq` atau bermartabat," tutur Enny Anggraeni Anwar.
Salah satu bukti keseriusan BI menjadi mitra strategis bagi Pemprov Sulbar menurut Wagub adalah rekomendasi kebijakan dengan didukung data dan analisis yang komprehensif.
"Kehadiran BI di provinsi ke- 33 ini yang telah menginjak tiga tahun, telah memberikan warna baru pada pembangunan Sulbar," ujar Enny Anggraeni Anwar.
Meski demikian lanjutnya, masih terdapat kondisi belum optimalnya sumber pertumbuhan sektor utama Sulbar, di tengah tantangan produktivitas, konektivitas dan sumber daya manusia (SDM).
Hingga November 2018 tambahnya, realisasi inflasi tercatat 1,93 persen secara tahunan.
"Hal ini juga tidak lepas dari peran BI, bersama TPID di tingkat provinsi dan kabupaten. Saya berharap tali persaudaraan dapat berlanjut dan semakin kuat, demi kesejahteraan masyarakat Sulbar," ucap Enny Anggraeni Anwar.
Berita Terkait
Kemenkumham Sulbar bantu pemprov legalisasi produk hasil perikanan
Jumat, 19 April 2024 8:04 Wib
Rumah warga rusak akibat tertimpa tanah longsor di Mamasa Sulbar
Jumat, 19 April 2024 6:10 Wib
Dinkes Sulbar meminta masyarakat tingkatkan kewaspadaan terhadap DBD
Kamis, 18 April 2024 23:38 Wib
Pemprov Sulbar membangun usaha ternak di kawasan transmigrasi
Kamis, 18 April 2024 23:31 Wib
Penjabat Gubernur Sulbar berharap musrenbang temukan solusi atas berbagai permasalahan
Kamis, 18 April 2024 19:33 Wib
Sulbar tingkatkan SDM melalui program beasiswa ASN dan masyarakat
Kamis, 18 April 2024 13:24 Wib
DLH Sulbar edukasi masyarakat hadapi dampak perubahan iklim
Kamis, 18 April 2024 13:14 Wib
Dinas PUPR Sulbar bersihkan material longsor menutupi jalan di Mamasa
Kamis, 18 April 2024 13:04 Wib