Bupati Gowa sampaikan belasungkawa korban penembakan Papua
Gowa (Antaranews Sulsel) - Bupati Gowa, Sulawesi Selatan Adnan Purichta Ichsan menyampaikan belasungkawa atas korban Muhammad Agus, warga asal Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa yang merupakan korban dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
"Saya bersama jajaran Pemkab Gowa menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya saudara kita Agus. Tentu kita semua menyesalkan kejadian ini dan memiliki perasaan yang sama atas kejadian tersebut, semoga keluarga diberi ketabahan dan menyerahkan semuanya kepada negara khususnya TNI dan Polri dalam rangka memberikan ganjaran yang setimpal terhadap kebiadaban pelaku," ujar Adnan di hadapan kerabat korban, Sabtu.
Ia mengatakan, sejak mendengar kabar penembakan Agus beberapa hari lalu, dirinya langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian maupun TNI karena informasi awal masih belum jelas identitas korban.
Namun setelah adanya kejelasan salah seorang warganya itu menjadi korban penembakan, dirinya pun langsung mengunjungi keluarga Agus dan memberikan semangat.
"Kalau dengar musibah ini sudah lima hari lalu, tapi kabarnya masih simpang siur jadi belum bisa dikatakan korban tersebut orang Gowa, kami koordinasi terus dan baru kemarin bisa dipastikan ternyata betul Agus ini warga kita," katanya pula.
Terkait kejadian penembakan itu, bupati termuda di Kawasan Timur Indonesia ini akan memberikan bantuan kepada keluarga almarhum.
Muhammad Agus (25) merupakan anak sulung dari empat bersaudara yang menjadi pekerja proyek Jembatan Trans Papua, dan menjadi salah satu korban yang tewas setelah diidentifikasi kepolisian.
Korban penembakan di Nduga, Papua Barat yang tiba di Lanud Hasanuddin, yakni Muhammad Agus (Gowa), Fais Syaputra (Makassar), Yusafat (Palu), Yusran (Palu), dan Aris Usi (Palu).
Sedangkan untuk jenazah tujuan Tana Toraja (Tator) Sulsel, yakni Alipanus, Carly Fattino, Agustinus, Anugerah, Dino Kondo, Danil Karre, dan Marcus Allo.
Sedangkan jenazah untuk tujuan Kalimantan Timur adalah Samuel Pakiding, dan tujuan NTT, yakni Emanuel Beli Naikteas.
Dua jenazah lainnya akan dibawa ke Jakarta dengan tujuan ke Sumatera Utara, yakni Jegri Simare Mare dan Efrandi Hutagaol.
Jumlah total sebanyak 16 peti jenazah.
"Saya bersama jajaran Pemkab Gowa menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya saudara kita Agus. Tentu kita semua menyesalkan kejadian ini dan memiliki perasaan yang sama atas kejadian tersebut, semoga keluarga diberi ketabahan dan menyerahkan semuanya kepada negara khususnya TNI dan Polri dalam rangka memberikan ganjaran yang setimpal terhadap kebiadaban pelaku," ujar Adnan di hadapan kerabat korban, Sabtu.
Ia mengatakan, sejak mendengar kabar penembakan Agus beberapa hari lalu, dirinya langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian maupun TNI karena informasi awal masih belum jelas identitas korban.
Namun setelah adanya kejelasan salah seorang warganya itu menjadi korban penembakan, dirinya pun langsung mengunjungi keluarga Agus dan memberikan semangat.
"Kalau dengar musibah ini sudah lima hari lalu, tapi kabarnya masih simpang siur jadi belum bisa dikatakan korban tersebut orang Gowa, kami koordinasi terus dan baru kemarin bisa dipastikan ternyata betul Agus ini warga kita," katanya pula.
Terkait kejadian penembakan itu, bupati termuda di Kawasan Timur Indonesia ini akan memberikan bantuan kepada keluarga almarhum.
Muhammad Agus (25) merupakan anak sulung dari empat bersaudara yang menjadi pekerja proyek Jembatan Trans Papua, dan menjadi salah satu korban yang tewas setelah diidentifikasi kepolisian.
Korban penembakan di Nduga, Papua Barat yang tiba di Lanud Hasanuddin, yakni Muhammad Agus (Gowa), Fais Syaputra (Makassar), Yusafat (Palu), Yusran (Palu), dan Aris Usi (Palu).
Sedangkan untuk jenazah tujuan Tana Toraja (Tator) Sulsel, yakni Alipanus, Carly Fattino, Agustinus, Anugerah, Dino Kondo, Danil Karre, dan Marcus Allo.
Sedangkan jenazah untuk tujuan Kalimantan Timur adalah Samuel Pakiding, dan tujuan NTT, yakni Emanuel Beli Naikteas.
Dua jenazah lainnya akan dibawa ke Jakarta dengan tujuan ke Sumatera Utara, yakni Jegri Simare Mare dan Efrandi Hutagaol.
Jumlah total sebanyak 16 peti jenazah.