Tanggap darurat banjir bandang Mamuju hingga 7 Maret
Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat menetapkan masa tanggap darurat banjir bandang di kawasan Kecamatan Kalukku selama tujuh hari, yakni mulai 1-7 Maret 2019.
"Pemerintah Kabupaten Mamuju telah menetapkan masa tanggap darurat banjir bandang di wilayah Kecamatan Kalukku selama tujuh hari, yakni mulai 1-7 Maret 2019," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD) Mamuju, Muhammad Ali Rachman, dihubungi di Mamuju, Senin.
Penetapan masa tanggap darurat itu lanjut Muh Ali Rachman, disampaikan Bupati Mamuju Habsi Wahid saat meninjau langsung lokasi banjir bandang di kawasan lingkungan Kampung Baru Kecamatan Kalukku, pada Minggu (3/3). Selain menyampaikan penetapan masa tanggap darurat, Bupati juga menyerahkan bantuan kepada warga korban banjir bandang.
Selain dari Pemerintah Kabupaten Mamuju, bantuan untuk korban banjir bandang di Mamuju juga berasal dari berbagai pihak dan pada hari ini Pemerintah Provinsi Sulbar juga telah menyerahkan bantuan kepada korban banjir di Kalukku.
Bantuan yang diserahkan tersebut berupa kebutuhan dasar bagi pengungsi diantaranya makanan, alas tidur obat-obatan serta peralatan lain yang sangat dibutuhkan warga korban banjir bandang. "Bantuan dari berbagai pihak sudah berdatangan dan sejak kemarin (Minggu) dan telah kami salurkan di posko penanggulangan bencana," ujar Muh Ali Rachman.
Saat ini jumlah warga yang ditampung di tenda pengungsi BPBD Mamuju sebanyak 10 Kepala Keluarga. "Sebagian warga mengungsi ke rumah keluarga mereka masing-masing dan saat ini ada 10 Kepala Keluarga yang masih ditampung di tenda pengungsi BPBD di Kampung Baru," tutur Muh Ali Rachman.
Berdasarkan data sementara, banjir bandang yang berlangsung pada Kamis malam (28/2) itu merusak 145 rumah yang dihuni 583 jiwa, lima fasilitas umum, yakni dua jembatan, dua unit sekolah dan satu tempat ibadah.
Banjir terparah berlangsung di Kelurahan Bebanga Kecamatan Kalukku dengan 144 rumah rusak, dengan rincian delapan rumah hancur, 48 rusak berat, 23 rusak sedang dan 63 rumah rusak ringan. Sedangkan di Kecamatan Mamuju satu rumah warga mengalami rusak berat.
Sementara, warga terdampak banjir juga terbanyak di Kelurahan Bebanga Kecamatan Kalukku dengan rincian, 90 Kepala Keluarga atau 191 jiwa di lingkungan Kampung Baru, sebanyak 107 jiwa atau 17 Kepala Keluarga di Lingkungan Saluleang, 171 jiwa atau 64 Kepala Keluarga di Lingkungan Makkarama dan di Lingkungan Sama sebanyak 57 jiwa atau 13 Kepala Keluarga serta 13 Kepala Keluarga atau 57 jiwa di Lingkungan Lengke.
Sedangkan warga terdampak banjir bandang di Kecamatan Mamuju sebanyak 15 orang dan satu balita di Kelurahan Binanga Lingkungan Puncak Selatan, satu Kepala Keluarga di Dusun Salutalawar Desa Tadui serta satu Kepala Keluarga di Kelurahan Mamunyu. "Data itu masih sementara dan saat ini kami masih menunggu data dari Desa Pokkang," kata Muh Ali Rachman.
"Pemerintah Kabupaten Mamuju telah menetapkan masa tanggap darurat banjir bandang di wilayah Kecamatan Kalukku selama tujuh hari, yakni mulai 1-7 Maret 2019," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD) Mamuju, Muhammad Ali Rachman, dihubungi di Mamuju, Senin.
Penetapan masa tanggap darurat itu lanjut Muh Ali Rachman, disampaikan Bupati Mamuju Habsi Wahid saat meninjau langsung lokasi banjir bandang di kawasan lingkungan Kampung Baru Kecamatan Kalukku, pada Minggu (3/3). Selain menyampaikan penetapan masa tanggap darurat, Bupati juga menyerahkan bantuan kepada warga korban banjir bandang.
Selain dari Pemerintah Kabupaten Mamuju, bantuan untuk korban banjir bandang di Mamuju juga berasal dari berbagai pihak dan pada hari ini Pemerintah Provinsi Sulbar juga telah menyerahkan bantuan kepada korban banjir di Kalukku.
Bantuan yang diserahkan tersebut berupa kebutuhan dasar bagi pengungsi diantaranya makanan, alas tidur obat-obatan serta peralatan lain yang sangat dibutuhkan warga korban banjir bandang. "Bantuan dari berbagai pihak sudah berdatangan dan sejak kemarin (Minggu) dan telah kami salurkan di posko penanggulangan bencana," ujar Muh Ali Rachman.
Saat ini jumlah warga yang ditampung di tenda pengungsi BPBD Mamuju sebanyak 10 Kepala Keluarga. "Sebagian warga mengungsi ke rumah keluarga mereka masing-masing dan saat ini ada 10 Kepala Keluarga yang masih ditampung di tenda pengungsi BPBD di Kampung Baru," tutur Muh Ali Rachman.
Berdasarkan data sementara, banjir bandang yang berlangsung pada Kamis malam (28/2) itu merusak 145 rumah yang dihuni 583 jiwa, lima fasilitas umum, yakni dua jembatan, dua unit sekolah dan satu tempat ibadah.
Banjir terparah berlangsung di Kelurahan Bebanga Kecamatan Kalukku dengan 144 rumah rusak, dengan rincian delapan rumah hancur, 48 rusak berat, 23 rusak sedang dan 63 rumah rusak ringan. Sedangkan di Kecamatan Mamuju satu rumah warga mengalami rusak berat.
Sementara, warga terdampak banjir juga terbanyak di Kelurahan Bebanga Kecamatan Kalukku dengan rincian, 90 Kepala Keluarga atau 191 jiwa di lingkungan Kampung Baru, sebanyak 107 jiwa atau 17 Kepala Keluarga di Lingkungan Saluleang, 171 jiwa atau 64 Kepala Keluarga di Lingkungan Makkarama dan di Lingkungan Sama sebanyak 57 jiwa atau 13 Kepala Keluarga serta 13 Kepala Keluarga atau 57 jiwa di Lingkungan Lengke.
Sedangkan warga terdampak banjir bandang di Kecamatan Mamuju sebanyak 15 orang dan satu balita di Kelurahan Binanga Lingkungan Puncak Selatan, satu Kepala Keluarga di Dusun Salutalawar Desa Tadui serta satu Kepala Keluarga di Kelurahan Mamunyu. "Data itu masih sementara dan saat ini kami masih menunggu data dari Desa Pokkang," kata Muh Ali Rachman.