Jakarta (ANTARA) - Kasus rasis kembali terjadi di tengah upaya berbagai kalangan sepak bola untuk memformulasikan aturan yang lebih tegas untuk membuat jera pelakunya.
Kali ini dalam pertandingan Liga Italia ketika Juventus mengalahkan tuan rumah Cagliari 2-0, Selasa.
Adalah Moise Kean, pemain tengah Juventus yang mencetak gol kedua menjelang berakhirnya babak kedua pertandingan tersebut.
Usai mencetak gol, terdengar teriakan "boo" dari suporter Cagliari, diselingi terlakan bernada rasis terhadap Kean.
Rekannya, Blaise Matuidi langsung menghampiri wasit untuk menyampaikan protes atas insiden itu dan mengancam akan meninggalkan lapangan.
Pertandingan pun sempat dihentikan untuk penyampaian pengumuman peringatan kepada penonton -- tahap pertama dari yang disebut sebagai tiga tahap penanganan insiden rasis di stadion yang bisa berujung pada ditinggalkannya lapangan pertandingan.
Pertandingan pun dimulai kembali di tengah teriakan "boo" dan tidak lama kemudian wasit meniup peluit berakhirnya babak kedua
Meskipun demikian, pemain belakang Juventus Leonardo Bonucci, yang mencetak gol pertama di menit ke-22, mengatakan bahwa Kean juga ikut andil memancing munculnya teriakan bernada rasis tersebut.
Ketika itu usai mencetak gol, Kean justru mendekati tribun suporter lawan sambil melebarkan tangannya.
"Kita sebaiknya merayakan gol bersama rekan-rekan kita. Tapi ia melakukannya dengan cara berbeda..menurut saya sama-sama ada kesalahan," kata Bonucci seperti dikutip Reuters.
Sementara itu pelatih Juventus Massimillano Allegri mengatakan, "biasanya di stadion ada orang-orang idiot dan juga orang-orang normal. Orang yang tidak beradab itu harus diidentifikasi dengan kamera pengawas dan tidak boleh lagi masuk stadion,
Presiden Cagliari Tommaso Giulini menyalahkan Kean karena selebrasinya.
"Yang saya dengar kebanyakan adalah teriakan 'booo', jika kemudian ada teriakan suara binatang berarti pasti ada hal yang salah. Yang terjadi di akhir pertandingan itu adalah karena selebrasi yang salah, dan itu bisa terjadi pada pemain lainnya," katanya.
Kasus rasis kerap terjadi di persepakbola Eropa.
Pekan lalu sejumlah pemain Inggris juga menjadi korban ejekan bernada rasis saat pertandingan kualifiaksi Euro 2020 melawan tuan rumah Montenegro.
Di Liga Italia, Desember lalu Inter Milah harus bermainkan dua laga kandangnya di stadion tertutup setelah bek Napoli Kalidou Kaulibaly menjadi korban rasis dalam laga di San Siro.
Pada 2017, juga di Cagliari, pemain asal Ghana Sulley Muntari diusir dari lapangan setelah protes keras atas kasus rasis saat bermain untuk Pescara.
Berita Terkait

Menteri BUMN: SWF percepat investasi masuk ke dalam negeri
Jumat, 22 Januari 2021 21:23 Wib

Warga korban gempa Sulbar masih trauma berada di dalam rumah
Kamis, 21 Januari 2021 18:28 Wib

Dalam pidato perpisahan, Presiden Trump berdoa untuk pemerintahan berikutnya
Rabu, 20 Januari 2021 12:10 Wib

Dirjen WHO: Nasionalisme dalam pemberian vaksin buat dunia di ambang 'bencana moral'
Senin, 18 Januari 2021 20:21 Wib

Presiden Jokowi : Banjir besar di Kalsel jadi yang pertama dalam 50 tahun
Senin, 18 Januari 2021 16:02 Wib

KKP gerak cepat dalam tanggap bencana gempa Mamuju dan Majene
Senin, 18 Januari 2021 9:07 Wib

Jokowi dongkrak pamor Sinovac dalam memproduksi vaksin COVID-19
Minggu, 17 Januari 2021 9:16 Wib

Liga Belanda - PSV Eindhoven menang di markas Sparta Rotterdam dalam drama delapan gol
Minggu, 17 Januari 2021 6:52 Wib