Makassar (ANTARA) - Dinas Perdagangan Makassar memaksimalkan peran pemerintah dalam menjaga stok kebutuhan pangan serta mengendalikan harga-harga jelang puasa Ramadan dengan meningkatkan koordinasi lintas sektoral.
Kepala Dinas Perdagangan Makassar Nielma Palamba di Makassar, Senin, mengatakan problematika dalam masyarakat ketika momentum seperti bulan Ramadhan yang selalu dinantikan oleh umat Islam terkadang juga dimanfaatkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab.
"Ada psikologi pasar memang ketika ada momen penting seperti bulan puasa itu memungkinkan adanya gejolak seperti harga dan stok pangan. Tetapi sebelum gejolak itu terjadi, kami sudah mengantisipasinya jauh-jauh hari," ujarnya.
Dia mengatakan koordinasi dengan lintas sektoral baik yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) maupun Satuan Tugas (Satgas) Pangan aktif dilakukan untuk melihat dinamika pasar jelang bulan Ramadhan.
Nielma menyatakan koordinasi serta aktifnya semua tim melakukan kunjungan ke lapangan meninjau langsung stok kebutuhan pangan maupun memantau harga, meminimalkan munculnya gejolak.
"Kita aktif turun ke pasar-pasar, bukan cuma mau bulan puasa saja, tetapi hampir tiap minggu anggota kami memantau semuanya. Kalau ada gejolak harga atau stok pangan, maka langsung disikapi dan bergerak cepat," katanya.
Ketua Perwakilan Daerah Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Makassar Aru Armando mengatakan pengawasan distribusi stok pangan dari para petani ke pasar harus dipantau karena dikhawatirkan adanya para tengkulak yang menimbun sehingga memicu lonjakan harga.
Aru menyatakan yang menjadi arahan yakni bagaimana menjaga dan mengawasi distribusi pangan agar rakyat Indonesia khususnya yang beragama Islam bisa menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan tenang tanpa adanya gejolak harga di pasaran.
"Harga pangan di bulan Ramadhan tahun 2017 adalah yang terbaik sepanjang delapan tahun terakhir. Dan ini berdasarkan data dari Bank Indonesia," katanya.
Ia mengatakan kestabilan harga kebutuhan pokok pada tahun 2019 ini harus bisa lebih baik atau sama dengan harga dari tahun sebelumnya mengingat kebutuhan jelang puasa Ramadhan akan meningkat.
"Biasanya pada bulan Ramadhan dan lebaran Idul Fitri, kebutuhan meningkat sehingga dibutuhkan peranan semua pihak untuk bisa menjaga stabilitas harga," katanya.
Ia menyebutkan beberapa komoditas pangan yang selalu menjadi penyumbang inflasi yakni beras, daging sapi, bawang putih, telur, ayam, bawang merah dan cabe rawit.
Aru menerangkan jika 11 kebutuhan pokok yang selalu menjadi penyumbang inflasi ini bisa ditekan maka harga kebutuhan lainnya tidak merangkak naik.
"Biasanya kalau ada inflasi pasti ada deflasinya juga dan itu tidak terlepas dari peran TPID. Tapi, kami di Satgas Pangan akan berusaha keras dalam memantau ketersediaan pangan ini dan memutus rantai dari tengkulak pengepul komoditas tertentu," ucapnya.
Berita Terkait
Pj Gubernur Sulsel mengapresiasi Gowa jaga inflasi dan stok pangan
Kamis, 21 Maret 2024 2:40 Wib
Bulog Palopo: Stok beras 4.000 ton aman hingga enam bulan
Rabu, 20 Maret 2024 3:42 Wib
Bulog Sulselbar pastikan stok beras aman selama Ramadhan 1445 H
Selasa, 12 Maret 2024 14:16 Wib
Satgas Pangan Polda Sulbar pantau stok dan harga pangan di pasar
Sabtu, 9 Maret 2024 10:05 Wib
Bulog Mamuju jamin stok beras aman hingga lima bulan
Kamis, 7 Maret 2024 16:03 Wib
Stok bahan pokok di pasaran Sulbar jelang Ramadhan aman
Selasa, 5 Maret 2024 19:37 Wib
Bupati Mamuju memastikan stok bahan pangan di gudang Bulog aman
Jumat, 1 Maret 2024 22:14 Wib
Pemkab Luwu Timur pantau harga dan stok kebutuhan pokok jelang Ramadhan
Jumat, 1 Maret 2024 17:45 Wib