ACT kembali resmikan hunian layak warga Donggala
Makassar (ANTARA) - Lembaga Filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) kembali meresmikan kompleks hunian nyaman terpadu atau Integrated Community Shelter (ICS) di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah usai diterpa musibah gempa dan tsunami beberapa waktu lalu.
"Alhamdulillah, tim di Donggala kembali merampungkan pembangunan ICS untuk warga yang menjadi korban musibah gempa dan tsunami beberapa bulan lalu," ujar Region Head Indonesia Timur ACT Syahrul Mubaraq dikonfirmasi, Senin.
Ia mengatakan kompleks ICS baru yang dibangun oleh tim itu terletak di Desa Sumari, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala. Penyediaan kompleks hunian untuk korban gempa ini merupakan kerja sama ACT dengan Peace Winds Japan.
"Keberhasilan pembangunan hunian nyaman terpadu itu berkat bantuan dari Peace Winds Japan. Bersama-sama, anggota berusaha memberikan yang terbaik bagi saudara-saudara kita yang tertimpa musibah," katanya.
Sub Manajer Indonesia Program Peace Winds Japan Masaharu Saito mengungkapkan rasa bangganya telah menjadi bagian dalam proses pemulihan korban bencana alam di Sulawesi Tengah.
Dengan resminya ICS untuk di tempati, Masaharu berharap kompleks hunian tersebut dapat menjadi peringan beban warga, khususnya yang berada di Desa Sumari dan sekitarnya.
Di dalam kompleks ICS ini, berbagai fasilitas penunjang pun hadir layaknya di ICS lain yang telah dibangun ACT. Terdapat masjid dengan ukuran 12x12 meter, dapur umum serta gudang, fasilitas kebersihan berupa MCK 20 pintu yang sumber airnya dari pipanisasi air gunung di sekitar ICS.
"Fasilitas di ICS ini sudah lengkap karena semua sudah ada dalam hunian itu. Ada juga bangunan ruang sekolah yang tersedia di ICS Sumari," katanya.
Masharu menyatakan kelas ini akan menjadi tempat belajar baru anak-anak yang tinggal di sekitar ICS. Sebelumnya, mereka belajar di tenda pengungsian pascabencana gempa bumi mengguncang pada akhir September 2018. Tempat bermain anak juga disediakan di salah satu sudut kompleks ICS.
Koordinator Pembangunan ICS ACT Dede Abdul Rochman menjelaskan, ICS Sumari merupakan salah satu dari 11 ICS yang telah rampung dibangun di Palu, Sigi, dan Donggala.
Pengerjaan ICS ini dikerjakan oleh 70 orang relawan konstruksi. Hasilnya, sebanyak 96 hunian telah selesai pengerjaan pada akhir Maret lalu.
"Sekitar 30 rumah menggunakan tangga landai untuk penyandang disabilitas," jelas Dede.
Desa Sumari merupakan salah satu desa yang mengalami dampak parah akibat gempa bumi bermagnitudo 7,4 pada September 2018 lalu. Tak sedikit warga yang mengalami luka ringan hingga berat akibat tertimpa bangunan rumah. Walau tak diterjang tsunami, namun banyak rumah mengalami rusak parah.
"Alhamdulillah, tim di Donggala kembali merampungkan pembangunan ICS untuk warga yang menjadi korban musibah gempa dan tsunami beberapa bulan lalu," ujar Region Head Indonesia Timur ACT Syahrul Mubaraq dikonfirmasi, Senin.
Ia mengatakan kompleks ICS baru yang dibangun oleh tim itu terletak di Desa Sumari, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala. Penyediaan kompleks hunian untuk korban gempa ini merupakan kerja sama ACT dengan Peace Winds Japan.
"Keberhasilan pembangunan hunian nyaman terpadu itu berkat bantuan dari Peace Winds Japan. Bersama-sama, anggota berusaha memberikan yang terbaik bagi saudara-saudara kita yang tertimpa musibah," katanya.
Sub Manajer Indonesia Program Peace Winds Japan Masaharu Saito mengungkapkan rasa bangganya telah menjadi bagian dalam proses pemulihan korban bencana alam di Sulawesi Tengah.
Dengan resminya ICS untuk di tempati, Masaharu berharap kompleks hunian tersebut dapat menjadi peringan beban warga, khususnya yang berada di Desa Sumari dan sekitarnya.
Di dalam kompleks ICS ini, berbagai fasilitas penunjang pun hadir layaknya di ICS lain yang telah dibangun ACT. Terdapat masjid dengan ukuran 12x12 meter, dapur umum serta gudang, fasilitas kebersihan berupa MCK 20 pintu yang sumber airnya dari pipanisasi air gunung di sekitar ICS.
"Fasilitas di ICS ini sudah lengkap karena semua sudah ada dalam hunian itu. Ada juga bangunan ruang sekolah yang tersedia di ICS Sumari," katanya.
Masharu menyatakan kelas ini akan menjadi tempat belajar baru anak-anak yang tinggal di sekitar ICS. Sebelumnya, mereka belajar di tenda pengungsian pascabencana gempa bumi mengguncang pada akhir September 2018. Tempat bermain anak juga disediakan di salah satu sudut kompleks ICS.
Koordinator Pembangunan ICS ACT Dede Abdul Rochman menjelaskan, ICS Sumari merupakan salah satu dari 11 ICS yang telah rampung dibangun di Palu, Sigi, dan Donggala.
Pengerjaan ICS ini dikerjakan oleh 70 orang relawan konstruksi. Hasilnya, sebanyak 96 hunian telah selesai pengerjaan pada akhir Maret lalu.
"Sekitar 30 rumah menggunakan tangga landai untuk penyandang disabilitas," jelas Dede.
Desa Sumari merupakan salah satu desa yang mengalami dampak parah akibat gempa bumi bermagnitudo 7,4 pada September 2018 lalu. Tak sedikit warga yang mengalami luka ringan hingga berat akibat tertimpa bangunan rumah. Walau tak diterjang tsunami, namun banyak rumah mengalami rusak parah.