Makassar (ANTARA) - Sebanyak 468 mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, mengenakan pakaian adat Sulawesi saat diyudisium di Sandheq Ballroom Hotel Claro, Makassar, Kamis (13/6).
Wakil Rektor 3 UMI Prof Dr H La Ode Husen, SH MH mengapresiasi penggelaran yudisium Fakultas Hukum yang menampilkan sesuatu berbeda dengan biasanya, karena seluruh yudisium menggunakan pakaian adat, termasuk pimpinan, dosen dan karyawan Fakultas Hukum.
"Anak-anakku saat ini kita di era revolusi industri 4.0, dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang cerdas responsive, kreatif, inovatif, dan mampu mengantisipasi perubahan. Hal ini tentu menjadi tantangan kita untuk tampil sebagai ilmuwan relijius, berkarakter, mampu mengantisipasi perubahan dengan keilmuwan maupun keahlian untuk berkarya sesuai bidang ilmu," ujar Husen.
Dia menambahkan, selama kuliah di UMI para yudisium telah dibekali pengetahuan, keterampilan serta bekal hidup yang memadai dengan kecerdasan spritual, intelektual, sosial dan emosional.
"Selamat atas tambahan gelar yang dimiliki. Anakku harus pahami bahwa tambahan gelar memiliki arti kompetensi, memiliki keahlian yang bermakna akademik dan bernilai moral yang harus dijaga," ujar Guru Besar Fakultas Hukum UMI ini.
Sementara itu, Dekan Fakultas Hukum UMI, Dr H Muhammad Syarif Nuh, SH MH menyampaikan ucapan selamat kepada 468 peserta yudisium.
"Hari ini adalah hari terakhir mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum UMI, ini semua berkat Ridho Allah SWT, namun tidak berarti muara akhir dalam perjalanan menimba ilmu, namun teruslah belajar dan mengaplikasikan keahliannya dan berkontribusi secara maksimal untuk kemaslahatan ummat," tutur Dr. Syarif Nuh.
"Keberhasilan ananda tidak lepas dari jasa dan orang tua, karena itu berterima kasihlah kepada mereka. dan Kami juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan orang tua menyekolahkan anaknya di Fakultas Hukum, semoga ini dilanjutkan terus," imbuhnya.
Lebih lanjut ia memaparkan saat ini Fakultas Hukum UMI memiliki 13 Guru Besar, 52 Doktor. Suatu aset yang sangat besar dibandingkan fakultas ataupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang lain.
"Apalagi kita saat ini memiliki Akreditasi tertinggi di Indonesia, dengan nilai 377 dan predikat A," pungkas Muhammad Syarif Nuh.