Makassar (ANTARA) - Pesantren Nur Inka Nusantara Madani Amerika Serikat sebagai pesantren pertama di Negeri Paman Sam akan mengadakan program hafal Al-Quran dengan metode cepat, mengisi libur panjang anak-anak sekolah selama musim panas (Juli-Agustus).
Berdasarkan keterangan resminya, Rabu, program pesantren yang berada di 613 Town Street Moodus CT itu, terinspirasi dari program nasional Karantina Tahfidz Al-Quran di Indonesia.
Presiden Nusantara Foundation, Imam Syamsi Ali mengharapkan peserta mampu menamatkan hifdz (hafalan Al-Quran) dalam masa kurang lebih 30 hari melalui program ini.
"Sesuatu yang mungkin bagi sebagian orang hampir mustahil. Tapi kenyataannya hal tersebut menjadi sebuah kenyataan yang bersifat nasional saat ini," ucap inisiator pembangunan Pesantren Madani itu.
Sebagai program perdana, kegiatan ini akan dilangsungkan sebulan penuh sejak 7 Juli hingga 7 Agustus 2019. Jika waktu memungkinkan akan dibuka program lain setelah shalat Idul Adha sekitar 10 Agustus mendatang.
Pria asal Bulukumba Sulawesi Selatan tersebut menyampaikan sebuah kesyukuran pada pelaksanaan kegiatan itu, sebab pembina program Tahfidz Qur'an Pesantren Madani akan langsung dibina oleh Direktur Nasional Karantina Tahfidz Al-Quran Indonesia, KH Mutahhir Arif dan Ustadzah Andi Hidayah Tanriajeng (Isteri KH Mutahhir).
"Sungguh sebuah keberutungan dan keberkahan tersendiri untuk program di pesantren pertama Amerika ini," katanya.
Sebagai program awal tahun 2019, peserta dikhususkan bagi mereka yang sudah tinggal di Amerika/Kanada.
Sementara beberapa persyaratannya yakni berumur minimal 11 tahun (pria dan wanita), siap tinggal di pesantren selama program berlangsung serta menaati semua aturan, termasuk meninggalkan HP kecuali pada waktu-waktu yang ditentukan.
Agar lebih efektif, orang tua/wali dianjurkan berkunjung di akhir pekan saja. Orang tua/wali murid juga bisa memanfaatkan akhir pekannya untuk menghafal di pesantren.
"Berhubung pesantren masih dalam tahap awal pembangunan maka dengan berat hati menetapkan biaya bagi peserta sebesar $1.250. Biaya ini mencakup uang makan, akomodasi, biaya instruktur, dan trip lokal," ungkapnya.
Mengingat program ini sangat intensif dan “result oriented” (berorientasi hasil) maka program akan dilakukan secara maksimal. Sebagai gambaran, kegiatan akan mencakup Qiyamullael, shalat subuh berjamaah, Tadzkirah singkat, hafalan subuh/pagi, mandi/sarapan, hafalan hingga menjelang dzuhur, santap siang/shalat dzuhu, lanjut hafalan, shalat Ashar dan bebas/olah raga, akan malam/Magrib, Hafalan (hingga Isya) dan selepas Isya tidur.
Berita Terkait
Pemkot Makassar dan USAID Madani berkolaborasi kembangkan komunitas
Rabu, 26 Juli 2023 0:32 Wib
ESDM: Bioenergi terpenuhi 10 persen dari target 23 persen EBT 2025
Kamis, 31 Maret 2022 0:43 Wib
Direktur Eksekutif JMM: Santri garda terdepan kampanyekan Islam moderat
Minggu, 20 Februari 2022 19:43 Wib
PT PNM resmi menanggalkan status perseroan
Rabu, 3 November 2021 19:18 Wib
USAID: Ada kemajuan demokrasi di kabupaten/kota di Indonesia
Selasa, 24 Agustus 2021 15:10 Wib
Pemkot Makassar bersama para "stakeholder" dorong ruang ekspresi pemuda
Rabu, 3 Maret 2021 22:01 Wib
Kesbangpol : Ormas terdaftar di Kota Makassar tersisa sekitar 500
Selasa, 29 September 2020 5:56 Wib
Lembaga Madani dan USAID dukung pembentukan Forum Barani Makassar
Selasa, 29 September 2020 5:49 Wib