Jakarta (ANTARA) - Arab Saudi dan Formula 1 sedang membicarakan kemungkinan menggelar balapan di negara tersebut sementara para petinggi tim telah dimintai pendapatnya.
Koran The Times melaporkan jika F1 dan sepuluh tim akan mencari jaminan terhadap sejumlah isu seperti Hak Asasi Manusia, kesetaraan jender dan kebebasan pers sebelum setiap balapan disetujui.
Sejumlah sumber mengonfirmasi laporan tersebut kepada Reuters.
Mereka menyebutkan jika F1 telah berdiskusi dengan sejumlah calon tuan rumah di seluruh dunia namun tak menemui kesepakatan.
The TImes mengabarkan jika balapan di Arab Saudi itu bisa terlaksana paling cepat 2021, dengan kalender balapan musim depan diperbanyak menjadi 22 balapan.
Sudah ada dua balapan di Timur Tengah, di Sirkuit Sakhir, Bahrain; dan Yas Marina di Abu Dhabi, yang mengantongi kontrak jangka panjang yang menguntungkan.
Arab Saudi telah menjadi sorotan dunia internasional terkait rekam jejak mereka dalam HAM setelah jurnalis Jamal Khashoggi dibunuh dan dimutilasi oleh agen Saudi di dalam konsulatnya di Istambul Oktober tahun lalu.
Kerajaan Saudi juga baru mengizinkan wanita menyetir tahun lalu.
Sementara itu F1 menyatakan komitmennya pada 2015 untuk menghormati "Hak Asasi Manusia yang diakui dunia internasional dalam operasinya secara global."
Tahun ini Bahrain menjadi tuan rumah seri kedua setelah Australia sedangkan Abu Dhabi akan menutup musim balapan pada awal Desember.
Balapan di Saudi harus dipisahkan dari kedua rival di wilayahnya itu untuk melindungi investasi dan keunikan balapan yang digelar di negara mereka.
F1 telah disiarkan langsung dan free-to-air di Timur Tengah dan wilayah Afrika Utara di bawah kontrak lima tahun yang ditandatangani Maret lalu antara MBC Group, yang didirikan pengusaha Saudi Waleed al-Ibrahim.
Hak siar sebelumnya dipegang oleh BeIN media group milik Qatar.
Arab Saudi sendiri telah menjadi bagian di kalender balapan Formula E dan menggelar seri pertamanya tahun lalu di Sirkuit Ad Diriyah, tak jauh dari Riyadh.
Sejumlah perusahaan asal Saudi juga pernah terlibat di F1 seperti Albilad dan maskapai nasional Saudia yang mensponsori Williams yang meraih gelar juara dunia pertamanya pada 1980.
Pemegang hak komersial F1, Liberty Media, menyatakan jika mereka ignin menambah balapan di Amerika Serikat, dengan Miami yang kemungkinan bersanding dengan GP AS di Austin, dan China.
Mereka juga telah berbicara dengan Argentina, Afrika Selatan dan Maroko, karena Afrika masih menjadi satu-satunya benua yang tidak menggelar balapan F1.
Sementara Eropa memiliki 11 balapan ketika Rusia dan Azerbaijan bergabung di kalender F1.
Berita Terkait
Kejati menetapkan satu tersangka lagi kasus korupsi Dana Pensiun PTBA
Kamis, 25 April 2024 13:47 Wib
Liga Italia - Juventus hanya mampu bawa satu poin dari kandang Cagliari
Sabtu, 20 April 2024 10:59 Wib
Polisi: Tujuh orang tewas akibat kebakaran ruko Mampang ditemukan dalam satu ruangan
Jumat, 19 April 2024 7:53 Wib
Densus 88 Polri mengamankan satu terduga anggota Jamaah Islamiyah di Kota Palu
Jumat, 19 April 2024 6:38 Wib
Klasemen Liga 1 Indonesia: Persib Bandung kunci satu tempat di Championship Series
Kamis, 18 April 2024 10:14 Wib
Menpan RB: Setiap ASN di IKN dapat satu unit hunian apartemen
Rabu, 17 April 2024 16:09 Wib
Kylian Mbappe: Satu langkah lagi PSG menuju Wembley
Rabu, 17 April 2024 14:35 Wib
Formula 1 - Verstappen menangi GP Jepang, Red Bull finis satu-dua
Minggu, 7 April 2024 15:20 Wib