Gunung Kidul (ANTARA) - Peternak di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai menjual ternaknya untuk membeli air bersih karena kemarau panjang melanda wilayah ini, menyebabkan kesulitan air bersih.
Fenomena seperti ini seperti dilakukan oleh warga di Dusun Jerukgulung, Desa Melikan, Kecamatan Rongkop. Salah satunya yakni Suginem, (49) yang mengaku menjual ternak berupa kambing untuk membeli air bersih.
"Juni kemarin baru jual satu ekor kambing. Saya belikan air bersih satu tangki isinya 6 ribu liter," katanya.
Ia mengatakan satu tangki air bersih harganya sebesar Rp120 ribu bisa mencukupi kebutuhan selama 3 minggu. Untuk hidup bersama tiga orang anggota keluarganya yang lain, yakni suami dan dua anak.
"Selain membeli air bersih, uang hasil penjualan ternak ini juga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Seperti makan, hingga biaya keperluan anak-anaknya," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunung Kidul, Bambang Wisnu Broto mengatakan bagi warga daerahnya, hewan ternak merupakan tabungan, sehingga saat membutuhkan uang, bisa dijual.
"Hewan ternak itu tabungan bagi masyarakat. Mereka persiapan untuk tabungan biaya sekolah hingga membeli air saat kekeringan," katanya.
Diakui Bambang, fenomena menjual hewan ternak saat kemarau biasa terjadi. Setelah dijual dan mencukupi kebutuhan, biasanya kembali membeli hewan yang berukuran kecil. "Diganti yang kecil, kemudian dibesarkan lagi. Itu luar biasa," ucapnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul Edy Basuki menambahkan setidaknya sudah ada 14 kecamatan dari 18 kecamatan di Gunung Kidul telah melaporkan warganya mengalami kekurangan air bersih pada musim kemarau tahun ini.
Saat ini, bantuan dropping air bersih terus dilakukan, baik oleh pemkab, swasta, maupun masing-masing pemkec yang mempunyai anggaran dan tangki. Kecamatan yang terkena dampak krisis air dan sudah didroping air bersih di Girisubo, Rongkop, Tepus, Paliyan, Panggang, Purwosari. Kemudian Ngawen dan Nglipar.
"Kecamatan tersebut sudah langganan kekeringan setiap musim kemarau," katanya.
Berita Terkait
Shalat Jumat di antara reruntuhan bangunan pascagempa Cianjur
Jumat, 25 November 2022 14:32 Wib
Kemensos mengerahkan tim pemulihan untuk korban sekolah ambruk
Rabu, 16 November 2022 14:15 Wib
BMKG : Deformasi Lempeng Indo-Australia pemicu gempa magnitudo 4,9 di Gunung Kidul
Rabu, 6 April 2022 13:12 Wib
Wakil Ketua LPSK minta korban kekerasan seksual berani bersuara
Senin, 25 Oktober 2021 10:46 Wib
Warga Yogyakarta berhamburan ke luar rumah akibat gempa 5,3 magnitudo
Senin, 28 Juni 2021 8:46 Wib
Gempa bumi magnitudo 5.0 guncang wilayah Gunung Kidul
Rabu, 20 Januari 2021 6:12 Wib
BMKG : Gempa guncang Gunung Kidul dan Jembrana Bali
Selasa, 24 November 2020 6:10 Wib
BMKG: Hanya beda dua menit, dua gempa guncang Gunung Kidul dan Jembrana
Selasa, 24 November 2020 3:39 Wib