Malili (ANTARA) - Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) RI dan PT Pupuk Kaltim (PKT) melakukan sosialisasi program bantuan pupuk bersubsidi NPK khusus kakao di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, pada 14-15 Agustus 2019.
Sosialisasi tersebut dilakukan kepada perwakilan kelompok tani kakao dan PPL tujuannya untuk menyebarluaskan informasi serta mendapatkan respon dan saran dari masyarakat sehubungan dengan rencana penetapan HET yang akan ditetapkan oleh Pemerintah.
"Program pupuk NPK bersubsidi khusus kakao merupakan upaya Kementerian Pertanian untuk mendorong peningkatan produksi kakao," kata Ketua tim Direktorat Bidang Pangan, Pengelolaan Energi dan Sumber Daya Alam BPKP Sri Sugiarti saat koordinasi dengan Bupati Luwu Timur HM Thorig Husler di Malili, Kamis (15/8).
Selain itu, pada kegiatan ini dilakukan penjaringan saran dan masukan para petani tentang seberapa besar HET yang ideal di pasaran. Informasi tersebut akan disampaikan ke Kementan sebagai pertimbangan dalam menetapkan HET.
Menurut dia, Kementerian Pertanian pada 2019 baru mengalokasikan pupuk NPK bersubsidi di enam kabupaten termasuk Luwu Timur.
Sementara pihak PT Pupuk Kaltim melalui Agus Marjuma selaku Account Executif Luwu Raya menjelaskan pupuk NPK bersubsidi khusus kakao ini diproduksi dengan menggunakan formula khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman kakao berdasarkan hasil analisa tanah di Sulawesi, sehingga pupuk ini tidak boleh digunakan pada tanaman lain.
"Petani yang berhak mendapatkan pupuk NPK bersubsidi ini adalah mereka yang telah mengajukan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK)," jelas Agus.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Luwu Timur Thorig Husler mengapresiasi program ini.
Menurutnya, program ini sejalan dengan apa yg menjadi cita-cita pemerintah daerah untuk mengembalikan kejayaan kakao di Lutim.
"Mudah-mudahan dengan adanya pupuk subsidi khusus kakao ini dapat membantu petani meningkatkan produksinya, tentunya dengan harga yang terjangkau," papar Husler.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian Lutim Muharif mengatakan usulan kebutuhan pupuk NPK untuk kakao sudah didaftarkan melalui e-RDKK sebanyak 5.187 ton dengan total luas pertanaman lebih dari 8.400 hektare.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Kabid Perkebunan Muhtar, tim Cocoa Sustainable Partnership (CSP), PT Mars dan beberapa perwakilan distributor pupuk mitra PT Pupuk Kaltim.
Program pupuk subsidi khusus tanaman kakao ini merupakan upaya yang digagas oleh Kementan sebagai salah satu langkah dalam mengembalikan kejayaan komoditi perkebunan yang belakangan ini terus mengalami penurunan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Berita Terkait
Polda Sulsel ungkap kasus penggelapan 47 ton pupuk bersubsidi
Senin, 18 Maret 2024 14:50 Wib
Pupuk Kaltim sesuaikan volume tambahan kuota pupuk subsidi di 2024
Senin, 19 Februari 2024 22:53 Wib
Pemprov Sulbar bina petani di Polman kelola pupuk organik
Minggu, 18 Februari 2024 9:15 Wib
Pupuk Kaltim mendorong petani mandiri lewat asuransi pertanian
Jumat, 9 Februari 2024 1:04 Wib
Pupuk Indonesia gelar Gebyar Diskon Pupuk di Bone Sulsel
Kamis, 8 Februari 2024 13:37 Wib
Menko Perekonomian: Anggaran ditambah untuk sediakan 7,7 juta ton pupuk subsidi
Minggu, 4 Februari 2024 17:59 Wib
Pemprov Sulbar mengembangkan pupuk kandang kotoran kambing
Selasa, 30 Januari 2024 0:37 Wib
Menjaga ketahanan pangan di tengah pengurangan pupuk subsidi
Minggu, 28 Januari 2024 14:16 Wib