Sleman (ANTARA) - Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto memaparkan tiga keuntungan integrasi pengelolaan padi dan ikan, atau dikenal dengan budidaya minapadi.
Slamet Soebjakto saat mengunjungi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat menjelaskan Indonesia kini menjadi negara percontohan pengembangan minapadi mencakup Asia Pasifik berdasarkan ketetapan Badan Pangan Dunia (FAO).
"Program minapadi di Indonesia sudah diterapkan hingga 300.000 hektare. Saya kira minapadi ini tepat karena ikan dan padinya saling support," jelas dia.
Ia menambahkan pengembangan ikan yang biasanya menggunakan benih lele serta nila ini, ke depannya ditargetkan bisa mencapai satu juta hektar lahan.
Menurut Slamet Soebjakto, ada tiga keuntungan penerapan sistem budidaya minapadi bagi petani. Berikut di antaranya:
1. Cegah Pencemaran Lingkungan
Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebutkan penggabungan ikan dan padi dalam satu lahan menjadi keuntungan sendiri bagi para petani.
Dalam merawat ikan, limbah berupa kotoran biasanya harus dibuang dan airnya akan diganti dengan yang bersih.
Namun, tidak demikian dengan sistem minapadi ini. Menurut dia, kotoran ikan dapat dimanfaatkan petani menjadi pupuk padi.
Selanjutnya, air untuk kelangsungan hidup ikan juga akan otomatis mengaliri akar padi, sehingga selain mendukung pertumbuhan padi serta ikan, petani juga bisa menghemat penggunaan air.
2. Tingkatkan Konsumsi Ikan
Slamet Soebjakto mengatakan saat ini tingkat konsumsi ikan petani Indonesia masih rendah.
Padahal, ikan mengandung nutrisi untuk mencegah stunting, salah satunya kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi dalam waktu lama, terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
"Dengan minapadi diharapkan konsumsi makan ikan petani akan meningkat dan hasil ikannya juga dikonsumsi masyarakat sekitarnya," ujar dia.
3. Dongkrak Pendapatan
Minapadi membuat petani mendapatkan hasil dari penjualan padi serta ikan, sehingga pendapatan serta kesejahteraannya meningkat.
Terkait jenis ikan yang akan dibudidayakan, Slamet Soebjakto menyarankan petani untuk meneliti minat pasar terlebih dulu.
"Di Bantul, harga ikan nila itu Rp35 ribu per kilo. Padahal di daerah lain biasanya Rp25 ribu. Itu makanya minapadi di Bantul kami berikan benih nila," terang dia.
Berita Terkait
Harga emas Antam capai Rp1,249 juta per gram
Jumat, 29 Maret 2024 11:24 Wib
PLN Icon Plus dekatkan layanan internet untuk santri di Kota Makassar
Kamis, 28 Maret 2024 23:21 Wib
Mendag selidiki kembali maraknya perdagangan pakaian bekas impor
Kamis, 28 Maret 2024 12:53 Wib
Pelindo Regional 4 memprediksi puncak arus mudik H-4
Kamis, 28 Maret 2024 2:24 Wib
Telkomsel sediakan jaringan 4G di kapal Pelni mudik Lebaran
Rabu, 27 Maret 2024 22:16 Wib
Bank BTPN resmi mengakuisisi OTO dan SOF
Rabu, 27 Maret 2024 19:27 Wib
Mendag: Pemerintah hadirkan dua regulasi untuk industri pakaian domestik
Rabu, 27 Maret 2024 14:50 Wib
LKBN ANTARA dan Bank Maluku Malut jalin kerja sama layanan data keuangan
Rabu, 27 Maret 2024 14:28 Wib