Dinas PMK catat 25 kasus kebakaran di Makassar
Kebakaran diduga dipicu oleh arus pendek, human error, kompor, pembakaran sampah dan alang-alang. Selain itu, salah satu faktor lain adalah musim kemarau dengan suhu tinggi membuat bahan kering mudah terbakar
Makassar (ANTARA) - Dinas Pemadam Kebakaran Makassar mencatat terjadi 25 kasus kebakaran di Kota Makassar pada awal September 2019 ini.
Kasus kebakaran ini menyebabkan 26 Kepala Keluarga (KK) menjadi korban serta menghanguskan 31 rumah tinggal, 11 unit toko kios, satu gudang dan satu pasar serta tiga orang terluka.
"Kebakaran diduga dipicu oleh arus pendek, human error, kompor, pembakaran sampah dan alang-alang. Selain itu, salah satu faktor lain adalah musim kemarau dengan suhu tinggi membuat bahan kering mudah terbakar," ungkap Kepala Bidang Operasi Dinas Pemadam Kebakaran Makassar, Hasanuddin, di Makassar, Rabu.
Melihat dari kasus tersebut, kata dia, masyarakat dihimbau tetap waspada dan awas akan segala kemungkinan yang bisa saja terjadi serta mengantisipasi segala bentuk pemicunya.
Selain itu, salah satu penyebab lain karena cuaca ekstrim dengan suhu panas lebih tinggi dari biasanya, mengingat musim kemarau panjang membuat rumput atau bahan kering lainnya mudah terbakar.
"Masyarakat harus tetap waspada, memperhatikan instalasi kabel listrik di rumahnya, obat nyamuk, kompor dan hal lain yang bisa menyebabkan kebakaran. Cuaca panas ekstrem di musim kemarau ini juga perlu diperhatikan akan dampaknya," tambah dia.
Berdasarkan data Damkar Makassar, bulan Agustus terdapat 47 kasus kebakaran, dengan jumlah korban 24 KK, satu meninggal dunia, dan menghanguskan delapan rumah, satu kios, satu gudang, tiga kendaraan serta 36 lahan alang-alang lainnya. Penyebanya, enam kasus arus pendek, satu kompor dan satu tabung gas.
Sedangkan pada Juli terdapat 26 kasus kebakaran, dengan jumlah korban 16 KK, dan menghanguskan delapan rumah, sembilan toko kios, satu kendaraan. Penyebabnya, lima kasus arus pendek, satu kompor dan dua tabung gas serta sembilan kasus pembakaran sampah dan alang-alang.
Pada Juni terdapat 19 kasus kebakaran, dengan jumlah korban 15 KK, dan menghanguskan tujuh rumah, lima industri perusahaan, satu hotel, dan satu kendaraan. Penyebabnya, sembilan kasus arus pendek, dua kompor dan dua tabung gas.
Bulan Mei terdapat 14 kasus kebakaran, dengan jumlah korban 28 KK, dan menghanguskan 29 rumah, satu toko kios, satu industri perusahaan, dan satu gudang. Penyebabnya, sembilan kasus arus pendek, satu kompor dan dua tabung gas dan sati orang luka-luka.
Sementara pada April ada 11 kasus kebakaran, dengan jumlah korban 19 KK, dan menghanguskan delapan rumah, serta dua kendaraan. Penyebabnya, tujuh kasus arus pendek, satu kompor dan dua tabung gas
Bulan Maret terdapat 13 kasus kebakaran, dengan jumlah korban 5 KK, dan menghanguskan 19 rumah, serta satu gudang. Penyebabnya, tujuh kasus arus pendek, satu kompor dan satu tabung gas. Korban meninggal dunia dua orang.
Selanjutnya pada Februari ada enam kasus kebakaran, dengan jumlah korban 19 KK, dan menghanguskan dua rumah, serta satu gudang. Penyebabnya, dua kasus arus pendek, satu kompor dan satu tabung gas, luka-luka satu orang
Dan di bulan Januari terdapat sembilan kasus kebakaran, dengan jumlah korban 21 KK, dan menghanguskan delapan rumah, satu toko kios, serta dua gudang. Penyebabnya, empat kasus arus pendek, satu kompor dan dua pembakara lahan alang-alang. Korban meninggal dunia satu orang dan luka-luka satu orang.
Bila diakumulasi secara keseluruhan kasus kebakaran Januari hingga pekan kedua September 2019 di Makassar tercatat 170 kasus, menghanguskan rumah tinggal sebanyak 120 unit, toko kios 23 unit, industri perusahaan enam unit, gudang tujuh unit, pasar dan hotel masing-masing satu unit, dan kendaraan tujuh unit, serta barang lainnya sebanyak 79 buah.
Untuk penyebabnya yakni kasus listrik atau arus pendek sebanyak 29 kasus, kompor 11 kasus, tabung gas 11 kasus, pembakaran sampah dan alang-alang 59 kasus.
Korban meninggal dunia sebanyak empat orang, luka-luka enam orang, dan jumlah korban sebanyak 101 KK. Kemudian area lahan terbakar seluas 19.345 ribu meter persegi. Jumlah kerugian ditaksir mencapai Rp18 miliar lebih.
Perbandingan kasus kebakaran pada tahun 2015 sebanyak 219 kali kejadian, tahun 2016 sebanyak 171 kali kejadian, tahun 2017 terdata 150 kali kejadian, dan pada tahun 2018 meningkat mencapai 209 kali kejadian.
Kasus kebakaran ini menyebabkan 26 Kepala Keluarga (KK) menjadi korban serta menghanguskan 31 rumah tinggal, 11 unit toko kios, satu gudang dan satu pasar serta tiga orang terluka.
"Kebakaran diduga dipicu oleh arus pendek, human error, kompor, pembakaran sampah dan alang-alang. Selain itu, salah satu faktor lain adalah musim kemarau dengan suhu tinggi membuat bahan kering mudah terbakar," ungkap Kepala Bidang Operasi Dinas Pemadam Kebakaran Makassar, Hasanuddin, di Makassar, Rabu.
Melihat dari kasus tersebut, kata dia, masyarakat dihimbau tetap waspada dan awas akan segala kemungkinan yang bisa saja terjadi serta mengantisipasi segala bentuk pemicunya.
Selain itu, salah satu penyebab lain karena cuaca ekstrim dengan suhu panas lebih tinggi dari biasanya, mengingat musim kemarau panjang membuat rumput atau bahan kering lainnya mudah terbakar.
"Masyarakat harus tetap waspada, memperhatikan instalasi kabel listrik di rumahnya, obat nyamuk, kompor dan hal lain yang bisa menyebabkan kebakaran. Cuaca panas ekstrem di musim kemarau ini juga perlu diperhatikan akan dampaknya," tambah dia.
Berdasarkan data Damkar Makassar, bulan Agustus terdapat 47 kasus kebakaran, dengan jumlah korban 24 KK, satu meninggal dunia, dan menghanguskan delapan rumah, satu kios, satu gudang, tiga kendaraan serta 36 lahan alang-alang lainnya. Penyebanya, enam kasus arus pendek, satu kompor dan satu tabung gas.
Sedangkan pada Juli terdapat 26 kasus kebakaran, dengan jumlah korban 16 KK, dan menghanguskan delapan rumah, sembilan toko kios, satu kendaraan. Penyebabnya, lima kasus arus pendek, satu kompor dan dua tabung gas serta sembilan kasus pembakaran sampah dan alang-alang.
Pada Juni terdapat 19 kasus kebakaran, dengan jumlah korban 15 KK, dan menghanguskan tujuh rumah, lima industri perusahaan, satu hotel, dan satu kendaraan. Penyebabnya, sembilan kasus arus pendek, dua kompor dan dua tabung gas.
Bulan Mei terdapat 14 kasus kebakaran, dengan jumlah korban 28 KK, dan menghanguskan 29 rumah, satu toko kios, satu industri perusahaan, dan satu gudang. Penyebabnya, sembilan kasus arus pendek, satu kompor dan dua tabung gas dan sati orang luka-luka.
Sementara pada April ada 11 kasus kebakaran, dengan jumlah korban 19 KK, dan menghanguskan delapan rumah, serta dua kendaraan. Penyebabnya, tujuh kasus arus pendek, satu kompor dan dua tabung gas
Bulan Maret terdapat 13 kasus kebakaran, dengan jumlah korban 5 KK, dan menghanguskan 19 rumah, serta satu gudang. Penyebabnya, tujuh kasus arus pendek, satu kompor dan satu tabung gas. Korban meninggal dunia dua orang.
Selanjutnya pada Februari ada enam kasus kebakaran, dengan jumlah korban 19 KK, dan menghanguskan dua rumah, serta satu gudang. Penyebabnya, dua kasus arus pendek, satu kompor dan satu tabung gas, luka-luka satu orang
Dan di bulan Januari terdapat sembilan kasus kebakaran, dengan jumlah korban 21 KK, dan menghanguskan delapan rumah, satu toko kios, serta dua gudang. Penyebabnya, empat kasus arus pendek, satu kompor dan dua pembakara lahan alang-alang. Korban meninggal dunia satu orang dan luka-luka satu orang.
Bila diakumulasi secara keseluruhan kasus kebakaran Januari hingga pekan kedua September 2019 di Makassar tercatat 170 kasus, menghanguskan rumah tinggal sebanyak 120 unit, toko kios 23 unit, industri perusahaan enam unit, gudang tujuh unit, pasar dan hotel masing-masing satu unit, dan kendaraan tujuh unit, serta barang lainnya sebanyak 79 buah.
Untuk penyebabnya yakni kasus listrik atau arus pendek sebanyak 29 kasus, kompor 11 kasus, tabung gas 11 kasus, pembakaran sampah dan alang-alang 59 kasus.
Korban meninggal dunia sebanyak empat orang, luka-luka enam orang, dan jumlah korban sebanyak 101 KK. Kemudian area lahan terbakar seluas 19.345 ribu meter persegi. Jumlah kerugian ditaksir mencapai Rp18 miliar lebih.
Perbandingan kasus kebakaran pada tahun 2015 sebanyak 219 kali kejadian, tahun 2016 sebanyak 171 kali kejadian, tahun 2017 terdata 150 kali kejadian, dan pada tahun 2018 meningkat mencapai 209 kali kejadian.