Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun mengajak para warganet Indonesia untuk terus aktif melawan kampanye negatif dari pihak tertentu dan asing terhadap kelapa sawit yang telah terbukti menjadi penyumbang devisa negara dari sektor non-migas.
"Media sosial telah menjadi media penyebaran berita negatif tentang sawit dan membuat citra buruk tentang Indonesia. Karena itu, harus ada upaya kampanye positif yang intensif tentang sawit, di media sosial," kata Mukhammad Misbakhun, melalui pernyataan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (17/9).
Menurut Misbakhun, Pemerintah dan para pihak terkait, penting untuk menjelaskan fakta-fakta baik mengenai komoditas dan industri sawit kepada masyarakat.
Politisi Partai Golkar yang menjadi salah satu pengusul Rancangan Undang-Undang (RUU) Perkelapasawitan ini menyatakan, menyambut baik langkah Kementerian Kominfo yang meluncurkan kampanye sawit baik untuk masyarakat.
"Sejatinya pertarungan kampanye sawit baik, melalui medsos harus terus dilakukan sehingga opini negatif bisa dilawan. Apalagi, Indonesia adalah salah satu kekuatan pengguna medsos di dunia," katanya.
Mantan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Keuangan itu menegaskan, kampanye negatif tentang sawit harus dilawan, karena ada pihak-pihak yang melakukan perang dagang terhadap sektor kelapa sawit di tanah air.
Menurut Misbakhun, salah satu bentuk kampanye negatif tentang sawit yang selama ini digaungkan adalah industri sawit telah menyebabkan deforestasi, kebakaran hutan, membunuh orang utan, dan merusak lahan gambut. "Kampanye negatif ini, berdampak turunnya harga tandan buah segar serta berdampak pada kehidupan petani," katanya.
Misbakhun menjelaskan, informasi negatif tentang sawit tidak hanya beredar di Indonesia, juga di mancanegara, sehingga memberikan dampak produk sawit Indonesia menghadapi resistensi di luar negeri.
Menurut dia, ada negara-negara yang ingin ekonomi Indonesia tidak kuat sehingga tetap berutang dan tergantung pada negara-negara tersebut. "Sawit adalah satu-satunya komoditas ekspor yang dikenai bea ekspor," katanya.
Misbakhun menambahkan, Indonesia saat ini merupakan negara penghasil sekaligus konsumen terbesar minyak sawit.
Berita Terkait
Politeknik ATI Makassar dapat 30 kuota Beasiswa SDM Sawit 2024
Rabu, 24 April 2024 10:28 Wib
Gubernur Sulbar minta penyaluran DBH sawit dapat dipercepat
Senin, 1 April 2024 2:16 Wib
Disbun Sulbar antisipasi organisme pengganggu tanaman sawit
Kamis, 21 Maret 2024 2:33 Wib
Sulbar dapat kuota peremajaan sawit seluas 3.250 hektare pada 2024
Selasa, 12 Maret 2024 16:05 Wib
Pemprov Sulbar terima dana bagi hasil sawit Rp36,9 miliar
Rabu, 21 Februari 2024 20:32 Wib
Pemkab Luwu Timur dorong pengembangan tata kelola kelapa sawit lebih baik
Rabu, 7 Februari 2024 15:59 Wib
Sulbar menerima Dana Bagi Hasil sawit sebesar Rp36,9 miliar
Selasa, 23 Januari 2024 16:13 Wib
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III membentuk subholding sawit
Minggu, 3 Desember 2023 12:40 Wib