Pekanbaru (ANTARA) - Badan Pusat Statistik menyatakan Provinsi Riau pada September 2019 mengalami deflasi -0,32 persen karena penurunan pada indeks harga konsumen sejumlah kelompok pengeluaran.
"Riau pada September 2019 mengalam deflasi sebesar -0,32 persen karena penurunan indeks harga konsumen yang cukup signifikan pada kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi sebesar -1,42 persen, diikuti kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yakni sebesar -0,04 persen dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar -0,01 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, Misfaruddin di Pekanbaru, Selasa.
Ia mengatakan empat kelompok pengeluaran lainnya mengalami inflasi, yaitu kelompok sandang sebesar 0,31 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,24 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,12 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,03 persen.
Dengan demikian, lanjutnya, Inflasi Tahun Kalender di Riau sebesar 2,84 persen, dan Inflasi "Year on Year" (September 2019 terhadap September 2018) sebesar 4,02 persen.
Hanya saja, BPS belum bisa memastikan apakah deflasi tersebut berkaitan dengan kondisi Riau yang mulai diselimuti kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada bulan September.
BPS menghitung inflasi di Riau dengan memantau Indeks Harga Konsumen (IHK) di tiga kota IHK di Provinsi Riau, yakni Pekanbaru, Dumai dan Tembilah. Pada September semua kota tersebut mengalami deflasi, yakni Kota Pekanbaru sebesar -0,23 persen, Kota Dumai sebesar -0,79 persen, dan Kota Tembilahan sebesar -0,28 persen.
Komoditas yang memberikan andil terjadinya deflasi di Riau antara lain cabai merah, bawang merah, tomat sayur, telur ayam ras, cabai rawit, buncis, ayam hidup, jeruk, cabe hijau, tomat buah dan lain-lain. Sementara itu, komoditas yang memberi andil inflasi antara lain pemeliharaan/ service, daging ayam ras, emas perhiasan, kentang, daging sapi, tarif gunting rambut pria, daun bawang, rampela hati ayam dan lain-lain.
Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, 19 kota mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga
sebesar -1,94 persen, diikuti oleh Kota Medan sebesar -1,92 persen dan Kota Pematang Siantar sebesar -1,18 persen. Sedangkan deflasi terendah terjadi di Kota Tanjung Pinang sebesar -0,11 persen.
Di Indonesia, dari 82 kota yang menghitung IHK, 70 kota mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar -1,94 persen, diikuti oleh Kota Medan sebesar -1,92 persen dan Kota Jayapura sebesar -1,26 persen. Sedangkan deflasi terendah terjadi di Kota Surabaya sebesar -0,02 persen.
Berita Terkait
Sulsel alami deflasi pada September 2023
Selasa, 3 Oktober 2023 14:49 Wib
BPS catat Sulsel mengalami deflasi 0,06 persen pada September 2023
Senin, 2 Oktober 2023 19:44 Wib
BPS catat Sulsel mengalami deflasi 0,08 persen pada Agustus 2023
Jumat, 1 September 2023 22:18 Wib
Pemprov Sulbar terus berupaya menekan inflasi barang kebutuhan pokok
Senin, 7 November 2022 19:38 Wib
Kemenkeu: Upaya jaga pasokan pangan mampu mengendalikan inflasi
Rabu, 2 November 2022 10:24 Wib
BPS: Lima kota di Sulsel alami deflasi pada Oktober 2022
Selasa, 1 November 2022 19:25 Wib
Pemkab Kepulauan Selayar cek langsung harga BBM ecer cegah deflasi
Kamis, 8 September 2022 9:11 Wib
BPS : Empat kota di Sulsel mengalami deflasi
Jumat, 2 September 2022 5:47 Wib