PLN siap tambah pasokan listrik 100 MW di Bantaeng
Makassar (ANTARA) - General Manager PLN UIW Sulselrabar, Ismail Deu mengemukakan siap menambah pasokan listrik sebesar 100 MW untuk pelanggan Smelter di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Hal itu disampaikan pada kunjungan Ismail Deu didampingi Senior Manager SDM dan Umum Sutarno, Manager UP3 Bulukumba Yus Wastuti ke salah satu pelanggan besar PLN di Kabupaten Bantaeng, Selasa, yakni PT Huadi Nickel Alloy.
"Untuk meningkatkan kehandalan PLN, kita akan membangun SUTET 500 KV sebagai backbone sistem transmisi di Sulawesi," kata Ismail.
Alasan lain dari rencana ini, kata Ismail, karena kondisi sistem Sulawesi Bagian Selatan saat ini masih surplus daya sekitar 400 MW sehingga PLN siap melayani kebutuhan daya pelanggan.
Selain itu, hal ini juga menanggapi ungkapan Direktur Utama Huadi Nickel Alloy, Jos Stefan Hidecky.
Ia menyampaikan bahwa pihaknya berencana akan melakukan ekspansi melalui pembangunan tahap kedua pada awal tahun 2021, dengan target produksi 200.000 metrik ton yang akan membutuhkan listrik sekitar 100 MW.
"Kami telah beberapa kali mengekspor feronickel, dan semua itu berkat dukungan yang begitu besar dari PLN," katanya.
Saat ini, pabrik miliknya telah memiliki dua tungku (furnace) dengan menggunakan listrik 40 MW.
Hal itu disampaikan pada kunjungan Ismail Deu didampingi Senior Manager SDM dan Umum Sutarno, Manager UP3 Bulukumba Yus Wastuti ke salah satu pelanggan besar PLN di Kabupaten Bantaeng, Selasa, yakni PT Huadi Nickel Alloy.
"Untuk meningkatkan kehandalan PLN, kita akan membangun SUTET 500 KV sebagai backbone sistem transmisi di Sulawesi," kata Ismail.
Alasan lain dari rencana ini, kata Ismail, karena kondisi sistem Sulawesi Bagian Selatan saat ini masih surplus daya sekitar 400 MW sehingga PLN siap melayani kebutuhan daya pelanggan.
Selain itu, hal ini juga menanggapi ungkapan Direktur Utama Huadi Nickel Alloy, Jos Stefan Hidecky.
Ia menyampaikan bahwa pihaknya berencana akan melakukan ekspansi melalui pembangunan tahap kedua pada awal tahun 2021, dengan target produksi 200.000 metrik ton yang akan membutuhkan listrik sekitar 100 MW.
"Kami telah beberapa kali mengekspor feronickel, dan semua itu berkat dukungan yang begitu besar dari PLN," katanya.
Saat ini, pabrik miliknya telah memiliki dua tungku (furnace) dengan menggunakan listrik 40 MW.