Manila (ANTARA) - Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Senin mengecam Wapres Leni Robredo karena mengkritik perang yang ia lakukan untuk melawan narkoba.
Duterte menantang wakilnya itu untuk mengambil alih kekuasaan penegakan hukum.
"Saya akan menyerahkan kekuasaan saya dalam menegakkan hukum," kata Duterte ketika berpidato di depan para pejabat pemerintah yang baru dilantik.
"Saya akan memberikan kekuasaan itu kepada wakil presiden selama enam bulan. Biarkan dia menjalankan kekuasaan itu, mari kita lihat apa yang akan terjadi. Saya tidak akan campur tangan."
Belum ada kejelasan apakah tawaran Duterte itu berupa sekedar pernyataan pedas atau tidak, walaupun ia mengatakan akan mengirimkan surat kepada Leni, seorang mantan pengacara hak asasi manusia.
Juru bicara Duterte belum menanggapi pertanyaan Reuters soal dasar hukum menyangkut pengalihan kewenangan seperti itu.
Pernyataan keras tersebut dikeluarkan Duterte setelah Leni mengatakan, dalam wawancara dengan Reuters, bahwa sudah terlalu banyak orang yang terbunuh dalam upaya penumpasan itu, yang menurut dia belum berhasil mengatasi masalah narkoba.
Komentarnya itu membuat Duterte marah, juga para pembantu dan pendukung sang presiden.
Leni juga mendesak agar Perserikatan Bangsa-bangsa diberi akses untuk menyelidiki tuduhan pelanggaran HAM di tengah gerakan penumpasan. Pemerintah Duterte telah menolak membuka pintu bagi penyelidikan tersebut sambil menyebut tuduhan itu sebagai kebohongan semata.
Lalu, Duterte mengatakan kepada para wartawan bahwa Leni bisa memulai lagi tugasnya kapan pun, mungkin segera pada Senin malam.
"Kalau dia mau, saya bisa menugaskannya menjadi raja narkoba," kata Duterte. "Saya akan memberi dia awal yang bersih, jadi dia akan tahu betapa mudah untuk mengendalikan narkoba."
Ketika Reuters mencoba meminta komentar, kantor Leni mengatakan sang wakil presiden belum akan berkomentar soal masalah itu.
Dalam wawancara dengan saluran berita ANC pada Senin, Leni mempertahankan sikapnya dalam mengkritik kebijakan-kebijakan Duterte.
Duterte selama ini memiliki hubungan yang dingin dengan Leni, tokoh oposisi yang dipilih secara terpisah dari Duterte.
Gerakan penumpasan narkoba yang diusung Duterte telah menewaskan ribuan orang serta mengundang kekhawatiran dari masyarakat internasional. Namun, berbagai jajak pendapat memperlihatkan bahwa presiden Filipina itu mendapat dukungan kuat di dalam negeri menyangkut perang narkoba yang dilancarkannya.
Pihak berwenang Filipina membantah tuduhan kalangan pembela HAM bahwa para pengedar dan pengguna narkoba sedang dibunuhi. Otoritas juga mengatakan bahwa lebih dari 7.000 orang yang terbunuh oleh polis, semua melawan ketika akan ditahan.
Kepolisian mengatakan pihaknya tidak punya kaitan dengan pembunuhan misterius yang dialami ribuan pengguna narkoba.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Konsul Filipina temui Pj Gubernur Sulsel memperkuat hubungan bilateral
Kamis, 18 April 2024 20:41 Wib
Kualifikasi PD 2026 - Irak kokoh di puncak usai tumbangkan Filipina 1-0
Jumat, 22 Maret 2024 7:24 Wib
90 korban tewas akibat tanah longsor di Davao Oro Filipina
Jumat, 16 Februari 2024 14:31 Wib
Presiden Jokowi bertolak menuju Vietnam usai lawatan di Filipina
Kamis, 11 Januari 2024 16:29 Wib
Presiden Jokowi menemui Presiden Filipina di Istana Malacaang Manila
Rabu, 10 Januari 2024 12:48 Wib
Puluhan ribu orang masih di pusat evakuasi akibat gempa susulan di Filipina Selatan
Selasa, 5 Desember 2023 9:33 Wib
Satu orang tewas setelah gempa magnitudo 7,4 guncang wilayah Filipina selatan
Senin, 4 Desember 2023 15:32 Wib
Kualifikasi Piala Dunia 2026 - Indonesia bawa satu poin dari markas Filipina
Selasa, 21 November 2023 20:39 Wib